"Aries, gimana penampilanku?" Tanya Arunika sambil merentangkan lebar tangannya.
Aries menatap gadis itu dari atas ke bawah. Kaos crop top hitam dengan rok motif kotak- kotak yang bahkan hanya dapat menutupi sebagian pahanya. Sialan, apa gadis itu berniat memamerkan paha mulus nya?
"Jelek ya?" Arunika mengerucutkan bibirnya saat tidak mendapat respon dari laki- laki dihadapannya.
"Ganti!"
"Bagus tau, aku udah siapin bajunya dari semalem masa diganti sih"
"Ganti atau enggak usah ikut!" Ancam Aries.
Hawa di sekitanya terasa lebih gelap, laki- laki itu menyorot tajam kearahnya. Membuat Arunika mau tidak mau kembali kedalam kamar, mengganti bajunya.
"Nyebelin banget sih! Dikira dirinya keren apa? Ya emang keren sih!"
"Nggak usah ngumpatin aku, aku bisa denger, Nika"
Seketika Arunika membekap mulutnya, dirinya sudah berbicara sekecil mungkin dan bagaimana bisa laki- laki itu tetap mendengarnya padahal jarak mereka sudah tidak dekat. "Beli telinga dimana sih dia?!"
"Arunika!"
"Astaga iya iya..."
Aries mendudukan dirinya di shofa ruang tamu sambil menunggu Arunika mengganti pakaiannya. Mereka akan touring bersama dengan anggota geng Risak. Arunika meminta agar Aries membawa dirinya sekalian, hitung- hitung sebagai liburan katanya.
Gadis itupun turut mengajak dua temannya. Tentu saja mereka sangat antusias mendapati akan bermotoran bersama anggota geng yang begitu digilai kalangan wanita. Kesempatan tidak datang dua kali, apalagi mereka satu- satunya perempuan diantara banyaknya laki- laki.
Arunika kembali dengan pakaian yang sangat berbeda. Baju singlet di padukan cardigan crop warna coklat, celana jeans hitam dengan beberapa sobekan di bagian lututnya.
Laki- laki itu melepas cardigan yang dipakai Arunika dengan paksa, menggantikannya dengan jaket miliknya. Perfect!
"Jauh lebih bagus" Puji Aries. "Yuk berangkat"
Walaupun tidak memakai pakaian yang di janjiakan, semangat Arunika tidak luntur sama sekali. Apalagi selama di perjalanan wangi parfum Aries yang berasal dari jaketnya memanjakan indra penciumannya. Dirinya tidak sabar untuk memulai touring pertamanya.
Di basecamp sudah ramai para laki- laki. Terlihat beberapa kotak kardus yang berisi beraneka ragam mulai dari makanan, pakaian, mainan, dan beberapa lembar amplop yang diyakini berisi uang.
Banyak motor yang berjejer rapi di pinggir jalan membuat siapa saja yang lewat pasti meliriknya. Apalagi mereka serempak menggunakan pakaian warna hitam dengan dibalut jaket kebanggaan mereka. Jaket kulit dengan gambar tengkorak di tengah- tengahnya. Dibawahnya bertuliskan "Menggangu atau Diganggu, Mengusik atau Diusik" . Dibagian dada sebelah kanan terdapat nama mereka sebagai identitas yang ditulis menggunakan huruf kapital.
"Udah hampir siang, siapa aja yang belum dateng?" Teriak Raga.
"Si pak bos belum datang, katanya sih masih dijalan"
"Anak yang tadi ambil mobil udah pada balik belom?"
"Udah, mereka nunggu di gang depan"
"Ben, gimana sama cewek- cewek" Raga menghampiri Beni yang sedang selonjoran di karpet.
"Tuh" Tunjuk Beni kepada dua gadis yang sibuk ber selfie. Terkadang mereka akan berteriak saat salah satu anggota terlihat menggodanya.
"Lucu juga mereka" Raga tersenyum menatapnya.
"Lucu sih tapi berisik"
"Baru kali ini touring bawa anak gadis orang, kok gue jadi deg- deg an ya"
"Wah wah.. kata gue sih lo cepet periksa deh sebelum keduluan koit"
Seketika Raga memukul kepala Beni yang sudah berbicara ngaco. "Sialan lo ngatain gue koit!"
"Baperan amat sih lo udah mirip perawan aja"
"Lo sini gue perawanin!"
"Woi! Kalian mau tetep tinggal disini?" Teriakan dari temannya membuat Raga yang hendak menjambak rambut Beni terhenti.
Mereka mengalihkan pandangannya kearah depan jalan. Disana, semua anggota sudah siap diatas motor masing- masing. Begitupun kedua gadis yang sedari tadi sibuk sendiri itu, sudah nangkring di atas motor bersiap untuk dibonceng.
"Lelet! Tinggal aja" Aries berseru kencang, membuat teman- teman lainnya segera menyalakan motornya masing- masing.
"Eh- eh anjing! Tungguin dong, elah malah ditinggal" Raga cepat- cepat menghampiri motornya.
Beni juga turut menstater motor besarnya, "Lo sih cari ribut aja, ditinggal kan kita"
"Kok gue sih? Lo juga ya oon kenapa coba mancing duluan! Minggir gue mau keluar" Pinta Raga.
"Gak bisa, gue dulu baru lo"
"Gue dulu bangke!"
"Heh Yanto! Lo harus ngalah"
Mendengarnya, Beni langsung mendaratkan pukulan diatas kepala Raga. "Yanto bapak gue Anjing!"
"Ya emang, siapa bilang kalo beliau bapak gue?"
Melihat raut wajah Raga yang begitu menyebalkan, Beni turun dari motornya hendak menghampiri Raga. Raga yang mendapat kesempatan pun segera menjalankan motor miliknya melewati Beni, "Hahah bay Yanto, gue duluan" Diatas motor besarnya, Raga melambaikan tangan serta tertawa nyaring.
Beni semakin kesal dibuatnya, "Bikin kesel anak anak setan!" Yang langsung ikut menjalankan motornya keluar dari gang.
-----
Selamat membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW DULU GENGS] * * Menceritakan kisah cinta para remaja pada umumnya. Dimana Aries Deandra Dirgantara, pria dengan sejuta pesona yang tak sengaja bertemu gadis kecil yang dapat menggetarkan hatinya. Mendatangkan perasaan asing yang...