Another Family : Celaka

569 94 46
                                    

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

BUGH!

Pukulan telak tepat mengenai tengkuknya, Bambam berbalik dan mendapati seorang gadis tengah mengetuk balok kayu pada telapak tangannya. Pemuda itu melepas genggaman eratnya dari Eunha, ia menghadap ke arah Sinb yang berani memukul dirinya.

"S-sinb." panggil Eunha gugup. "Tidak, kenapa kau datang ke sini?"

Sinb menodongkan balok kayu itu tepat di kening Bambam, sedang pemuda tersebut sedang mengusap tengkuknya yang masih terasa nyeri. Meskipun Sinb perempuan, kalau soal memukul tidak perlu diragukan lagi. Balok kayu yang dia gunakan, sudah pasti rasa nyerinya akan berkepanjangan. Hanya saja, Bambam termasuk ke dalam pemuda kuat karena tak sampai pingsan setelah dipukul telak.

"Jangan mendekati Eunha eonnie." kata Sinb sambil melangkah mendekat. "Kau tahu? Aku bisa saja mematahkan kemaluanmu jika aku mau."

Bambam tersenyum picik. "Yak, kau pikir kau siapa, Bocah? Sebelum kau mematahkan milikku, aku ... yang lebih awal membunuhmu."

Sinb mendorong balok kayu itu tepat di kening Bambam, kepala pria itu kontan terdorong sehingga timbul kemarahan dalam dirinya.

KYAAAAAAAA!

BUGH!

Brukh!

Sinb tersenyum bangga setelah berteriak mengumpulkan tenaga dan tak sungkan untuk memukul Bambam hingga tersungkur. Dia menghempas balok kayu itu ke sembarang arah, lalu menarik Eunha.

"Ayo!" ajak Sinb.

"Sinb yya, terima kasih!" ungkap Eunha yang langsung berhambur memeluk Sinb. "Terima kasih karena datang tepat waktu."

"Sudahlah, aku tahu kalau Eonnie terus diancam oleh Si Brengsek itu," kata Sinb. "Makanya aku mengikutimu, dan yah ... syukurlah aku tidak terlambat."

"Sekali lagi terima kasih, ya."

"Ah, tidak masalah. Aku tidak minta imbalan apapun, kok. Hanya saja ... bisakah Eonnie membelikan aku topoki pedas? Hehe."

"Tidak!"

"Eonnie~" rengek Sinb, pelukan itu berganti menjadi rangkulan di bahu. "Papay~" pamit Sinb sambil melambaikan tangannya pada Bambam yang belum bergerak dari tempatnya itu.

"Jangan topoki yang pedas, ya?" bujuk Eunha. "Eonnie akan membelikan apapun, tapi tidak dengan topoki pedas."

"Tapi aku maunya topoki~"

"Tapi ini sudah malam, kau bisa sakit perut, besok sekolah."

"Tapi aku mau topoki!"

"Sinb~"

"Eonnie, aku mohon~"

Eunha menghembuskan napas kasar, entah bagaimana cara untuk membujuk Sinb.

"Kau mau berakhir sakit perut seperti waktu itu?" tanya Eunha. "Kau mau, Sinb?"

Sinb memberenggut. "Tapi aku mau topoki pedas sebelum aku mati."

BUGH!

Prakh!

Sebuah pukulan keras diterima oleh Sinb tepat di kepala bagian belakangnya, tak perlu menunggu lama darah mengalir begitu saja dari kedua lubang hidungnya. Eunha menjerit sambil membekap mulutnya sendiri, ketika menoleh ia mendapati Bambam dengan senyuman penuh kemenangannya.

"Aku sudah bilang, 'kan. Kalau aku ... akan membunuh siapa pun yang berani mengusik hubunganku dengan Eunha-ku," katanya. "Eunha yya, ayo ikut denganku, Sayang."

Another Family || GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang