بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِSedari tadi netranya terfokus pada benda pipih yang berada di genggamannya. Sudah hampir setengah jam ia melakukan hal itu — duduk di kursi belajar sembari menatap ponsel — Tampaknya ia sedang menunggu sesuatu, karena terlihat jelas dari raut wajah khawatir yang ditunjukannya sekarang.
"Apa Gus Baim sudah sampai di indonesia ya?" tanyanya pada diri sendiri.
"Masa iya harus nanya dulu?"
"Ah! Tapi nggak usah deh. Malu lah kalau nanya dulu."
Otak serta hatinya tak selaras. Gengsi sudah lebih muncul yang membuatnya mengurungkan niat untuk bertanya kabar pada lelaki itu.
Khilya sedikit frustasi. Ia mengambil napas dalam-dalam lalu mengembuskannya secara kasar. "Kayaknya Gus Baim emang gak benar-benar serius," lirihnya.
Sedetik kemudian, Khilya melemparkan ponsel ke kasur. Ia tak memikirkan nasib ponselnya jika mendadak percah atau mengalami kerusakan lainnya. Toh, yang sekarang berhasil mengganggu pikirannya hanyalah 'Gus Baim'
***
Karena merasa bosan, lelaki itu akhirnya memilih keluar dari ndalem. Saat melewati gedung sekolahan putri, matanya tak sengaja melihat segerombolan siswi-siswi yang sedang panik dengan sendirinya. Karena terlalu penasaran, membuat langkahnya berakhir semakin dekat dengan mereka.
"Ada apa?" tanyanya saat sudah berada di lokasi.
Salah satu siswi yang ditanyai mendadak jadi gugup. Mungkin karena terkejut dengan kedatangan Gus Baim yang tiba-tiba.
"Ada apa?" ulang Baim lagi, kali ini dengan sedikit penekanan pada pertanyaannya.
"Erm, an-anu, Gus. Ada yang pingsan!" ujarnya dengan menunjuk ke arah depan.
"Pingsan?" Baim menaikkan satu alis. "Kok bisa?" tanyanya lagi.
"Tadi di kelas mendadak asmanya kambuh, Gus. Terus dia sempet mau ke UKS buat istirahat, tapi belum sampai ke sana, dia udah pingsan," sahut salah satu siswi yang lain.
"Terus kenapa kalian masih ada di sini? Cepat bawa dia ke UKS!" perintah gus Baim dengan tegas.
Dengan buru-buru mereka membopong tubuh perempuan itu. Tanpa sadar Gus Baim mengikuti langkah kaki mereka. Gus Baim memilih menyuruh mereka yang mempobong karena tak ingin menyentuh perempuan itu sama sekali. Mungkin karena mereka bukan mahram dan gus Baim juga tak ingin membuat rumor yang menyebabkan hal-hal yang tidak baik — seperti fitnah misalnya.
Sesampainya di UKS, perempuan itu dengan cepat ditangani oleh mbak-mbak penjaga UKS. Gus Baim menghela napas pelan. Rasanya sedikit lega saat menyaksikan perempuan itu sudah mendapatkan pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me, Gus? [On Going]
Spiritual⚠️ Don't Plagiat ⚠️ [Spiritual - Romance Story] [SLOW UPDATE] Start: 24 April 2022 End: - Rank#2 - Baim | 22 Mei 2022 | Cover by: @NaAein Menurut Kamus besar milik Khilya, Dunia perjodohan adalah hal yang sangat rumit. Seperti permainan roller coste...