بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ"Karena apapun yang menjadi takdirmu, akan selalu Allah dekatkan."
💗💗💗
Sesuai dengan kesepakatan waktu lalu, sebelum keberangkatan Baim ke Khairo, Baim serta keluarganya akan berkunjung ke rumah Khilya yang ada di Bogor.
Mereka kini bersiap untuk masuk ke dalam mobil. Ada Baim yang mengenakan baju kokoh hitam dengan setelan sarung abu-abu bergaris. Ada juga Umma Mai yang memakai jubah bermotif warna merah maroon, serta ada juga Kiai Ustman yang mengenakan baju kokoh coklat tua dengan sarung hitam.
"Biar Baim yang mengemudikan saja ngge, Bah," pinta Baim.
Kiai Ustman mengangguk. Mempersilakan Baim untuk mengambil kemudi.
Kini Baim sudah mendaratkan tubuhnya di kursi pengemudi, disampingnya terdapat Kiai Ustman yang sibuk memasang stelbealt. Sedangkan Umma Mai memilih untuk duduk di kursi belakang seorang diri.
Baim kini melajukan mobilnya perlahan, meninggalkan pekarangan pondok yang tampak ramai.
"Umma sudah nggak sabar ketemu sama Khilya lagi," ujar Umma Mai mengawali pembicaraan.
"Ngge, Umma. Nanti Umma bisa ngobrol banyak sama Khilya. Atau bisa sekalian minta nomernya Khilya, biar bisa saling berkabar."
"Pasti itu, Bah! Umma gak akan lupa untuk hal itu."
Baim sempat melirik sekilas ke arah Umma Mai melewati pantulan kaca yang berada tak jauh di atas kepala Baim. Baim hanya bisa menggelengkan kepala pelan saat menyaksikan antusias Ummanya sendiri.
Padahal yang akan dijodohkan Baim, tapi kenapa Ummanya yang bersemangat sekali?
***
Nabilla kalang kabut saat mendapati Hanna yang sedari tadi irit bicara. Ia sudah berusaha bertanya pada Hanna apa kesalahannya sehingga Hanna mencuekinya seperti ini.
"Hanna. Billa minta maaf kalau ada salah ya. Billa gak tahu sekarang Hanna kenapa. Billa juga gak ambil gusnya Hanna, tapi kenapa Hanna marah sama Billa?"
Hanna yang sedang membaca buku hanya bisa mendengus pelan. Ia tak menjawab. Netranya kini sudah berfokus pada buku bacaan yang ada ditangannya itu.
***
Tubuh Khilya membeku saat mendapati mobil yang berhenti tepat di halaman rumahnya. Khilya yang sebelumnya sibuk membersihkan halaman, kini diam ditempat dengan memegang sapu.
Terlihat Umma Mai yang turun lebih dulu. Wajahnya tampak sumringah. Kedua kakinya kini berjalan mendekat ke arah Khilya yang masih tak berkutik sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me, Gus? [On Going]
Spiritual⚠️ Don't Plagiat ⚠️ [Spiritual - Romance Story] [SLOW UPDATE] Start: 24 April 2022 End: - Rank#2 - Baim | 22 Mei 2022 | Cover by: @NaAein Menurut Kamus besar milik Khilya, Dunia perjodohan adalah hal yang sangat rumit. Seperti permainan roller coste...