Chapter 22 : Scolty Hill

33 15 7
                                    

Perbukitan yang berada di Kota Banchory terlihat sunyi. Scolty Hill, begitulah orang-orang menyebutnya. Dari kejauhan tampak sebuah kastil tua yang terbengkalai. Sangat mencolok di padang rumput yang luas dengan beberapa pohon pinus kecil.

Masyarakat scotland pada umumnya tidak pernah tahu apa yang ada di dalam kastil itu. Hanya bangunan tua di perbukitan yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya. Pada kenyataannya, tempat itu menjadi markas besar kelompok penyihir hitam. Tempat aktivitas sihir hitam selama bertahun-tahun.

Jauh di ruang bawah tanah kastil itu, seorang gadis dengan rambut panjang sepinggang sedang menangis tersedu-sedu. Terkurung di sebuah ruang kosong yang telah disegel mantra sihir, jangankan melihat cahaya, untuk sekedar melihat tangannya saja tidak bisa. Gelap, pengap, dan sunyi.

Sementara di luar sana, Makhluk dengan bau busuk menyengat sedang mengelilingi kastilnya. Mengemban tugas dari sang penguasa untuk menjaga tawanan mereka. Di dalam kastil paling atas, ada pertemuan para penyihir hitam. Tentu saja ada Artaax Artamus yang duduk di kursi tertinggi. Selain Falconia ada tiga wanita dan empat pria yang duduk mengelilingi meja besar.

Jangan lupakan juga seorang wanita dengan gaun musim panasnya, berdiri di samping jendela membawa segelas minuman, terlihat santai dan menikmati waktunya. Terlihat lebih berkuasa dibandingkan Artaax Artamus. Mungkinkah ia juga berperan sebagai pion-pion penyihir hitam seperti Falconia atau malah otak dari sebuah permainan catur?

******


(Olivia Oxley)

Malam ini kami segera menuju Scolty Hill. Tempat tujuan awal kami adalah kota Dundee yang terletak di pesisir timur Scotland, setelah itu baru menuju Banchory. Dengan bantuan cermin penghubung, kami sampai di kota Dundee dengan cepat.

Kami tidak berlama-lama disini, karena harus segera membebaskan Elena. Kekhawatiran Mr.Ainsley terlihat jelas di wajahnya. Setelah sampai di Dundee, tanpa membuang waktu kami segera melanjutkan teleportasi.

"Banchory."

Akhirnya kami sampai di kota kecil yang indah dan tenang ini, Banchory. Untuk menuju Scolty Hill hanya diperlukan waktu delapan menit. Kami memutuskan berjalan kaki dan berbaur dengan masyarakat umum.

Kami tidak mungkin menggunakan cermin penghubung dengan tujuan langsung ke Scolty Hill. Bisa-bisa langsung disergap oleh para penyihir gila itu. Strategi ini dibagi menjadi dua tim, Mr.Ainsley bersama Been dan aku bersama Nicholas.

Kami sampai di sebuah dataran tinggi dengan padang rumput yang membentang luas. Dari kejauhan tampak bangunan tua yang berdiri kokoh, pasti itu kastilnya. Tempat ini cukup jauh dari pemukiman penduduk, jarang sekali orang yang berkunjung kesini sehingga suasananya sangat sunyi.

Sesuai dengan kesepakatan, aku dan Nicholas menunggu agak jauh dari kastil. Sementara Mr. Ainsley dan Been menyelinap lebih dulu menggunakan jubah transparan milik Mr. Ainsley.

"Letupkan cahaya kecil ke udara jika terjadi sesuatu." ucapku pada Been.

"Dan kalian segera menyusul dalam waktu sepuluh menit." ucap Been.

Kami mengangguk setuju, hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan besar ketahuan menyusup. Jika terjadi kemungkinan terburuk pada salah satu tim, maka tim lain bisa membantu.

Aku dan Nicholas menunggu di balik pohon dengan batu besar di sampingnya. Dari sini kami dapat melihat jelas kastil tua itu. Sementara Mr.Ainsley dan Been sudah berjalan menuju kastil.

"Tenanglah, kita pasti berhasil membawa Elena kembali."

"Apa aku terlihat cemas?" tanyaku pada Nicholas.

Olivia Oxley : Rosewood (Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang