Seketika keindahan Danau Brienz berubah menjadi pemandangan Danau Thun yang tak kalah indahnya. Kami merebahkan diri di bawah pepohonan pinus, memandang langit biru yang perlahan berubah menjadi jingga.
"Hari sudah sore, mungkin kita akan bermalam disini." ucap Nicholas yang tengah beranjak dan bersiap mendirikan tenda yang ia bawa dari dalam tasnya.
"Kalau begitu aku akan mencari kayu dulu." ucap Been.
"Aku ikut denganmu, siapa tahu aku menemukan sesuatu yang bisa dimakan." sahutku.
"Baiklah, aku mendirikan tenda dulu ya." ucap Nic.
Aku berjalan menuju pinggiran hutan bersama Been sambil mencari kayu untuk kami jadikan perapian, sekalian melihat keadaan hutan Danau Thun, apakah terdapat ginseng liar berpindah. Suasana di hutan belum terlalu gelap, sinar matahari sore mengintip dari balik dedaunan.
"Oliv, tunggu disini saja ya, aku ingin ke pinggir lembah itu, disana ada pohon apel liar." ucap Been.
"Okay, aku tunggu disini sambil memungut kayunya."
Aku memetik raspberry yang tumbuh subur disini, aku tidak bisa melewatkan memetik buah beri dari dalam hutan. Tak lama aku melihat Been membawa beberapa buah apel yang ia bawa menggunakan kaosnya.
"Wah lumayan untuk kita bertiga." ucapku.
"Ini untukmu, tadi aku melihat Lily of the Valley disana."
"Wah indahnya, terima kasih Tuan Rowley, kekeke."
Aku menerima seikat bunga Lily of the Valley dari Been. Ah, nanti akan ku keringkan saja, dry flower dari Lily pasti cantik.
Kami segera kembali ke tenda yang telah didirikan Nic dan segera membuat perapian sebelum suhu semakin turun. Nic sudah selesai dengan tendanya, kini ia sedang memanggang ikan hasil tangkapannya dari Danau Thun. Nicholas jago sekali memancing dimana saja.
"Apa melihat ginseng liar di sekitar hutan?" tanya Nicholas.
"Tidak ada." jawab Been.
"Tentang bukit esnya apa selalu terlihat?" tanya Been.
"Tidak, biasanya terlihat di malam hari." jawabku.
"Kalau begitu kita belum melihat suasana di Brienz ketika malam hari dong." ucap Nicholas.
"Sudah dipastikan tidak ada, karena disana dihuni oleh Lindworm, makhluk mitologi tidak bisa hidup bersama dalam satu kawasan, jadi tidak mungkin Naga Lotru ada disana." jelasku.
"Ah begitu ya." Nicholas menimpali.
Setelah menyantap ikan panggang Nicholas dan apel yang di petik Been, kami merebahkan diri dekat perapian, beralaskan kain yang dibawa Nicholas dari dalam tasnya. Dia adalah si penuh persiapan, apapun ada di dalam tasnya.
Langit malam di musim panas sangat cerah, bintang-bintang bak lampion yang bertebaran.
"Been kau suka musim apa?" tanyaku.
"Musim panas." jawab Been.
"Wah sekarang musim favoritmu, kenapa suka musim panas?" tanyaku kembali.
"Ummm aku suka tanaman kochia yang tumbuh di musim panas."
"Bukannya kochia tumbuh di musim gugur ya?" Been ada-ada saja.
"Ah benarkah, tapi aku suka musim panas. Ya pokoknya suka tanpa alasan." jawab Been sedikit terlihat gugup. Tumben sekali.
"Kekeke, kau sedang berbicara tentang bunga dengan ahli herbology." sahut Nicholas.
"Kalau kau Nic, suka musim apa?" tanyaku pada Nicholas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Oxley : Rosewood (Diterbitkan)
Fantasía{Proses penerbitan} {sebagian chapter di arsipkan} Aku seperti terjebak di dalam mimpi buruk yang tak berujung, berbagai rentetan kejadian di luar nalar berdatangan silih berganti. Bermula dari memasuki portal bersama Been hingga fakta mengejutkan t...