Chapter 26 : Tiana

30 15 8
                                    

Been dan Tiana sampai di Kota Dundee. Dengan ukuran mereka yang kecil memudahkan mereka untuk berteleportasi tanpa memilih tempat yang aman. Mereka muncul di balik bunga taman, sekilas mereka terlihat seperti serangga kecil.

"Apa kita akan terbang saja menuju Scolty Hill?" tanya Tiana.

"Boleh, tapi aku seperti belum terbiasa untuk terbang." jawab Been.

"Tenang saja, kau bisa ikuti gerakanku." ucap Tiana.

Tiana mulai menunjukkan awalan terbang yang baik. Menekuk kaki lalu memberinya dorongan untuk meluncur, posisi tangan yang lurus kebelakang sebagai awalan untuk terbang.

"Woaaahhh." teriak Been.

"Mudah kan? ayo kita coba terbang cepat." ucap Tiana.

Mereka terbang melewati pepohonan bukit menuju kastil Artamus di Scolty Hill. Waktu semakin petang, sayap mereka meninggalkan serbuk cahaya, mungkin orang akan mengira mereka adalah kunang-kunang.

Tak lama mereka sudah sampai di depan kastil. Bangunan itu tampak sepi, karena memang penghuninya sedang di Edinburgh. Tapi tidak benar-benar kosong, mereka melihat dua Lophura berada di dalam kastil.

"Seiche"

Been merapalkan mantra, seketika ia dan Tiana tidak terlihat.

"Ayo masuk." ucap Tiana.

"Oh astaga, beberapa hari lalu aku hampir mati disini dan setelah sadar aku pergi kesini lagi." ucap Been memelas.

Mereka memasuki kastil melalui pintu yang pernah dimasuki Been dan teman-teman beberapa hari lalu. Namun kali ini mereka tidak mencari akses menuju lantai bawah tanah, melainkan mengikuti arah anak tangga menuju lantai dua.

Kastil ini terdiri dari tiga lantai utama, ruang bawah tanah, serta dua menara disisinya. Yang pertama mereka temukan di lantai dua adalah ruangan tempat menyulam dan beberapa kamar tidur.

Yang akan mereka cari adalah buku, maka tujuannya adalah perpustakaan. Mereka terbang mengikuti arah anak tangga menuju lantai tiga. Di lantai tiga sendiri terdapat aula dan ruang pertemuan. Tidak menemukan perpustakaan di sini.

"Mungkinkah di menara?" tanya Been.

"Mungkin saja, ayo cari akses menuju menara."

Di sudut ruangan, Tiana menemukan anak tangga menuju ke atas.

"Kurasa tangga ini akan membawa kita ke menara." ucap Tiana.

Been segera mengikuti Tiana yang lebih dulu terbang mengikuti arah anak tangga. Tangga itu didesain berputar dan cukup panjang. Namun anehnya justru berujung buntu dan tidak mengarah pada ruangan. Anak tangga itu membawa mereka pada ujung sebuah dinding.

"Apa itu semacam pengecoh atau jebakan?" tanya Tiana.

"Kurasa dinding ini sebagai pengecoh." jawab Been.

Tiana masih terlihat tidak mengerti maksud perkataan Been. Sementara itu Been sedang mengeluarkan tongkat sihirnya.

"Fosgail"

Been sedikit lupa dengan pola yang pernah digambarkan Nicholas ketika membuka pintu rahasia di kastil Mrs.Ilona. Apalagi dengan ukuran tubuhnya yang lebih kecil, ia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menggambar pola di dinding itu.

Dengan ragu, Been membuat sebuah pola menggunakan tongkatnya. Percobaan pertama gagal.

"Ayo kita coba lagi." ucap Tiana bersemangat.

"Fosgail"

Been kembali terbang untuk mencoba menggambar pola lagi. Percobaan kedua berhasil!

Dinding batu itu terbuka acak dan kemudian membentuk sebuah pintu. Dan benar saja di balik dinding itu terdapat sebuah ruangan.

Olivia Oxley : Rosewood (Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang