"Aku tidak pernah menyesal mencintaimu, meski perpisahan yang kudapatkan."
"Jangan jadikan aku bunga terakhir untukmu."
***
-
-
-Cinta itu tidak selamanya indah. Buktinya cinta bisa menjadi pemersatu sekaligus jalan perpisahan yang lebih menyakitkan. Namun, jika cintamu terbalaskan oleh perpisahan tidaklah kau menyesal mencintainya. Karena bagaimana pun kamu pernah mengukir bahagia dengannya.
"Apa kabar Om?" Wajah pucat nan tirus itu menoleh ke sumber suara yang telah lama tak dia dengar. Bibirnya melengkung ke atas begitu juga matanya.
Tangannya seketika mengayun lemah, memerintah sang pemilik suara agar lebih mendekat. Yang diperintah tentu menurut, kini dia duduk di kursi besi tepat di samping brankar. Tangannya dengan spontan menggenggam tangan dingin yang mulai mengkeriput sebab termakan umur.
"Om baik, Nak. Bagaimana dengan kamu? Papamu bilang kamu sadar dua minggu yang lalu," jawabnya lemah dan tersenyum.
Miris, seketika hati Kara terkoyak. Ternyata Om Arjas memang tidak baik-baik saja setelah kepergian Dea— persis seperti di mimpinya.
"Kara tentu baik, Om. Om sakit apa?" Kara memgelus surai yang perlahan memutih itu, membuat empunya meneteskan air mata.
"Om hanya kelelahan, Nak," katanya parau.
Kara masih di posisi sama, mengelus surai Arjas. "Jangan sedih terus Om! Dea sudah bahagia sekarang. Dia bilang kalau kita bahagia di sini dia jauh lebih bahagia di sana." Kara tersenyum pedih dan menghentikan kegiatannya lantas menatap mata sayu Arjas yang kuning.
Arjas lagi-lagi meneteskan air mata pedih. Napasnya seketika sesak, bibir pucatnya berubah melengkung ke bawah membuat Kara memudarkan senyumnya dan menunduk lemah. Kara tahu Arjas masih dirundung penyesalan yang bertubi, bagaimana tidak saat dia akan menyayangi, Dea justru pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 2. Tentang Kara & Si Gadis
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] Di sini kisah tentang Kara yang kini hidup tanpa Dea. Kisah tentang Kara yang kembali menjadi laki-laki kaku dan keras bagai batu. Kisah tentang Kara yang mati rasa, dan tidak ingin jatuh cinta kembali. Kisah tentang Kar...