Sekarang ini Silvi tengah berjalan sendirian di koridor yang sepi, langkahnya menuju ke arah lapangan untuk menemui target selanjutnya yang tengah bermain basket.
Dapat dilihat di sebrang tempatnya berdiri terdapat Lila yang tengah memperhatikan gerak gerik pemuda yang tengah bermain basket yang Silvi tebak bahwa dialah targetnya selanjutnya.
Melihat Lila yang mulai melangkahkan kakinya kearah lapangan dengan kepala yang menunduk, Silvi juga mulai berjalan dengan mempercepat langkahnya.
DUGH
AWW
Sesuai dengan perkiraannnya, kini Silvi tengah merintih kesakitan karena kepalanya baru saja terkena lemparan bola.
Sedangkan pemuda yang tengah melempat bola segera berlari menghampiri Silvi.
" Lo nggak papakan? sorry banget gue nggak sengaja tadi " ujarnya seraya melihat kepala Silvi.
" gapapa kok, cuma pusing dikit " seraya memegangi kepalanya Silvi menjawab pertanyaan dari pemuda didepannya ini.
" gue anter ke UKS aja ya, biar diobati "
" gausah gapapa, ntar malah ngerepotin "
" udah gapapa, ini bentuk tanggung jawab gue karena udah buat lo jadi kayak gini " ucapnya kekeh dengan mulai membawa Silvi ke UKS dengan cara memapahnya.
" makasih ya " balas Silvi seraya tersenyum manis.
Mereka mulai beranjak meninggalkan lapangan, menyisakan seorang gadis yang mereka abaikan dari tadi, dapat dilihat wajahnya yang memerah menahan emosi.
" AAARRGGHH...HARUSNYA GUE YANG ADA DIPOSISI ITU BIAR BISA NARIK PERHATIAN DIA DAN BUAT DIA JADI SUKA SAMA GUE " teriaknya penuh dengan emosi.
Setelah melampiaskan emosinya Lila segera berlalu pergi dengan sumpah serapah yang terus diucapkannya " sialan lo Silvi gue bakal hancurin lo secepatnya, lihat aja "
Silvi sudah berada di UKS dan sedang diobati sedangkan pemuda tadi berdiri dipinggir ranjang yang ditempati Silvi.
" sekali lagi gue minta maaf ya, gue nggak sengaja "
" santai aja, toh gue juga nggak kenapa-napa "
" oh iya, kenalin nama gue Angkara Pradipta kalau boleh tau nama lo siapa? "
" Amanda Silvi, panggil aja Silvi "
" Lo murid baru yah? gue nggak pernah liat lo sebelumnya soalnya "
" iya "
BRAK
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang di buka dengan keras, sedang sang pelaku berjalan cepat menghampiri Silvi.
" kamu gapapa kan? " ujarnya seseorang itu yang tak lain adalah Amar dengan nafas yang terdengar memburu menandakan bahwa dia baru saja berlari.
" gapapa, kamu kok bisa tau aku ada disini? " bingung Silvi
" aku denger tadi ada yang bilang kalau kamu lagi di UKS, makanya aku buru buru kesini buat mastiin "
" maaf tadi dia nggak sengaja kena bola waktu gue lagi main basket " sela Angkara
" hm, lain kali hati-hati " Amar hanya melirik sekilas dan memusatkan perhatiannya ke arah Silvi lagi.
" kalau gitu gue permisi " ujar Angkara kemudian berlalu pergi dengan tangan yang mengepal, entah kenapa hatinya merasa panas melihat interaksi mereka barusan.
" pulang aja ya, biar kamu bisa istirahat dirumah " sambil mengelus rambut Silvi Amar mulai berbicara
" tapi - "
" oke kita pulang " potongnya seraya menggendong Silvi ala koala
" aku bisa jalan sendiri " protesnya digendongan Amar
" kepala kamu pasti lagi pusing jadi biar aku gendong aja, aku nggak mau ambil resiko kalau kamu tiba-tiba pingsan "
" ish " kesal Silvi saat tak bisa membantah
Terlihat Silvi yang duduk dengan tenang di dalam mobil, dan Amar yang tengah fokus mengemudi di sampingnya.
" misi gue berhasil kan Rey? oh iya misi tadi nggak ada hadiahnya kah? "
" misi berhasil, dan hadiahnya adalah penambahan untuk kecantikan dan daya tarik sebanyak 10% dan poin sebesar 200 "
" lumayan "
" apakah kau ingin menerapkannya? "
" nanti aja waktu udah di apartemen, biar nggak menimbulkan kecurigaan "
" baiklah "
usapan dikepalanya mengejutkan Silvi " kamu lagi ngelamunin apa? sampai nggak sadar kalau udah sampe " tanya Amar
" eh udah sampai "
" iya, ayo turun "
" iya "
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi Silvi
FantasySilvia atau kerap dipanggil Silvi oleh orang-orang terdekatnya adalah seorang gadis yang ceria dengan kehidupan yang sangat berwarna, lalu apa jadinya jika dia bertransmigrasi ke tubuh seorang figuran