21

4.5K 327 13
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi lima menit yang lalu, semua murid bergegas ke kantin begitu juga dengan Silvi dan teman temannya.

Saat mereka sedang kebingungan mencari tempat duduk terlihat Beno yang melambaikan tangan menyuruh mereka untuk duduk bersamanya.

Segera mereka melangkah mendekati meja dan menempati kursi yang masih kosong, dengan Silvi yang diapit oleh Amar dan Lingga, David di depannya, kedua sahabatnya di samping kanan Amar, Beno dan Bram di samping kiri David

Bayangin sendiri aja ya, aku juga pusing jelasinnya, hehe ...

" mau makan apa? biar gue pesenin? " tawar Beno kepada Silvi dan kedua temannya

" nggak usah kak, gue bisa pesen sendiri kok " jawab Silvi

" udah gapapa, mau makan apa? "

" mie ayam aja kak sama teh anget "

" kalau lo berdua mau apa? "

" bakso sama es teh aja kak, maaf kalau ngerepotin " jawab Ela merasa tak enak

" yaudah gue pesenin bentar "

" pakai ini " ucap Lingga menyodorkan selembar uang berwarna merah, setelah menerima uang itu Beno segera pergi memesan makanan

" eh kok lo yang bayar sih kak? " tanya Silvi kepada Lingga yang berada disebelahnya

" gue yang traktir, udah bilang di parkiran tadi pagi kan " jawab Lingga

" kalau gitu makasih ya kak " sahut mereka bertiga

Tak lama setelah itu Beno datang bersama seorang siswa yang membantunya untuk membawa pesanan " nih makanannya " ucapnya dengan menyerahkan makanan masing masing

" makasih kak " jawab ketiga gadis itu

" santai aja " menengok ke sebelahnya " thanks " lanjutnya seraya melihat siswa yang membantunya

Setelah mengangguk siswa tersebut segera pergi kembali ke mejanya

Ketika semua tengah fokus makan terdengar suara yang menggangu indra pendengaran mereka

" permisi, aku boleh gabung nggak? " tanyanya dengan suara yang dilembutkan, dan mata yang terus melirik ke arah Amar

" nggak " jawab Bram mewakili yang lainnya

" tapi kenapa? aku kan mau gabung sama kalian " ucapnya dengan suara yang dibuat menyedihkan

" masih banyak meja yang lain, kenapa harus disini coba " jawab Bram dengan sinis

" hiks hiks aku kan cuma mau gabung sama kalian, kalau aku nggak boleh gabung kenapa mereka boleh hiks " ucapnya dengan menunjuk Silvi dan teman-temannya

" jangan samakan ratu dengan debu " pedas David

" menjijikkan " sahut Lingga mulai merasa terganggu

" kalian kok jahat sih, pasti kamu ya yang hasut mereka biar nggak suka sama aku " sambil menunjuk Silvi yang masih asik dengan makanannya, dia berucap sedikit sinis.

Sedangkan Silvi yang terlalu fokus pada makannya tidak menanggapi sama sekali.

Karena geram diacuhkan Lila yang mengganggu mereka dari tadi pun kelepasan dengan menyiram Silvi dengan minuman didepannya.

Silvi yang terkejut mendongakkan kepalanya melihat siapa yang berani mengganggunya ketika makan.

Ketika menengok dia melihat Lila yang berdiri dengan linglung " ngapain lo nyiram gue? " tanya Silvi dengan santai

" itu salah kamu sendiri, kamu pasti yang hasut mereka kan buat nggak suka sama aku " ucapnya tak tau malu

" dih siape lo? jangan sok kenal deh "

" kamu kok jahat banget sih "

" nggak waras nih orang "

Amar segera melepas seragamnya hingga menyisakan kaos hitam polosnya dan memakaikannya ke tubuh Silvi agar tidak kedinginan, setelah itu dia melangkah menuju kamar mandi dengan Silvi yang berada di gendongannya.

" Lo kalau mau caper nggak usah libatin temen gue bisa? murahan banget tau nggak cara lo " ucap Lala dengan mendorong Lila hingga terjatuh.

Tanpa banyak kata Ela menyiram bakso yang masih panas ke atas kepala Lila " balasan buat lo karena udah ganggu temen gue " setelah mengucapkan itu dia pergi menyusul Silvi diikuti Lala

" nih gue tambahin biar kenyang " ucap bram seraya menyiram dengan mie ayam yang ada di meja

" lo pasti kepanasan yah? sini gue bantu " sahut Beno dengan menuangkan jus ke arah Lila

" sekali lagi lo ganggu Silvi gue nggak akan tinggal diem " ucap Lingga

" jaga batasan dan inget posisi lo " sahut David

Setelah itu mereka meninggalkan kantin untuk mencari keberadaan Amar dan Silvi, meninggalkan Lila yang tengah dicaci maki oleh seluruh warga kantin.

Karna merasa malu dan marah Lila berlari meninggalkan kantin dengan dendam dan rasa benci yang semakin dalam untuk Silvi.

" gue bakal segera hancurin lo jalang " batinnya terus menyumpah serapahi Silvi

transmigrasi SilviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang