15

5.6K 379 0
                                    

     Ketika bel pulang berbunyi seluruh siswa dan siswi segera menuju gerbang untuk pulang ke rumah masing-masing agar dapat segera beristirahat.

     Begitu pula dengan Silvi yang sekarang ini sedang membaringkan tubuhnya di ranjang empuknya.

" enaknya bisa rebahan kayak gini " gumamnya seraya memejamkan mata

" Rey, yuhuuuu ... dimanakah dirimu berada? "

" ada apa Silvi? apakah kamu merindukan saya? "

" dih pd banget dah, gue mau nagih hadiah gue "

" hm, apakah ingin diterapkan sekarang? "

" iya, langsung terapin aja nggak usah nunjukin data diri, gue mau merem bentaran "

HADIAH DITERAPKAN

" hadiah sudah diterapkan, dan apakah kamu tidak berniat untuk mengganti seragam mu terlebih dahulu? "

" nanti aja, gue mager " sembari menguap Silvi membalas pertanyaan sistem.

     Karena tak kuat menahan kantuk akhirnya dia pun tertidur dengan sendirinya.

     Sedangkan sistem yang melihatnya hanya bisa pasrah, sudah tidak heran melihat kelakuan tuannya ini.

     Selang beberapa jam terlihat seorang gadis yang sedang menggeliat dalam tidurnya, dan mulai mengerjapkan matanya.

" hoaaammm jam berapa ini ? " saat menengok ke arah jam yang tergantung di dinding terlihat lah jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore.

" mandi dulu deh " ujarnya dan mulai melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

     Keluar dari kamar mandi Silvi terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya, dan mulai melangkah menuju meja riasnya untuk memperbaiki penampilan supaya lebih rapi.

" duh cantik banget sih gue, udah cantik, mungil, berbakat, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung lagi, udah kayak Prilly Latuconsina aja, bisa kali dapet yang kayak Aliando, ahahahaha.. " tawa Silvi terdengar di seluruh penjuru kamar menertawai ucapannya tadi.

" udah cantik gini mending gue jalan-jalan aja di taman berburu cogan, siapa tau dapet Aliando beneran, atau malah bisa jadi dapet yang kayak mas bright aw " menangkup kedua pipinya, tidak lupa dengan senyum malu-malu bagong yang ditunjukkan nya.

     Setelah puas mengoceh dan mengagumi dirinya sendiri Silvi segera pergi ke taman dengan langkah riangnya.

     Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh jadi dia memutuskan untuk jalan kaki, liat-liat sekitar sekaligus cari cogan, hihi.. batinnya, tak lupa dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.

     Tiba di taman Silvi menjadi pusat perhatian seperti biasa, sedang sang empu tengah melihat sekeliling yang ternyata cukup ramai pengunjung.

     Saat melihat banyaknya pedagang Silvi berlari kecil menghampiri gerobak-gerobak yang sedang berjualan itu, dan mulai mencicipi seluruh jajanan yang ada.

" aduh.. kenyang banget, duduk dulu kali ya " puas membeli jajanan Silvi memutuskan untuk duduk dibawah pohon rindang yang dilihatnya.

     Namun saat sampai disana ia malah melihat seorang anak kecil yang sedang menangis, karena tak tega Silvi memutuskan untuk menghampirinya.

" hai kamu kenapa? kok nangis? " Silvi berjongkok untuk menyamakan tubuh mereka, tak lupa dengan tangan yang mengelus pelan rambut halus anak itu.

     Anak kecil itu mendongakkan kepalanya saat merasakan usapan di rambutnya, dan terlihatlah perempuan cantik yang sedang tersenyum ke arahnya.

" aku tersesat "

" kamu tadi kesini sama siapa? "

" sama abang "

" terus kamu kok bisa sampai tersesat gini gimana ceritanya? " tanyanya dengan suara lembut.

" tadi abang aku pergi ke toilet dan suruh aku nunggu, tapi tadi karena aku liat burung bagus aku ikutin kemana dia terbang, terus tiba-tiba aku sadar kalau aku udah jauh dari tempat tadi, dan sekarang aku nggak tau kakak aku ada dimana "

" kakak bantu cari kakak kamu mau? "

" mau "

" yaudah ayo berdiri, kita jalan dan mulai cari kakak kamu " dengan membantu anak kecil itu berdiri dengan mengulurkan tangannya.

" nama kamu siapa? " sembari berjalan Silvi mulai bertanya pada anak kecil disampingnya.

" Victor Ardianto, kakak cantik bisa panggil aku Victor "

" kalau nama kakak Amanda Silvi, Victor panggil kak Silvi aja, oke "

" oke "

" oh iya Victor umur berapa? "

" 7 tahun "

" VICTOR "

     saat sedang asik berbincang tiba-tiba ada yang berteriak kencang memanggil nama Victor.

transmigrasi SilviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang