Beau 10.

649 61 22
                                    

🔞⚠️

Jika benar menolak atau bahkan punya niat defensif, gerakan tangan mencakar lengan yang tengah memijat kejantanan, tidak terlihat seperti melarang. Juga cengkeraman ke lengan kaus sampai nyaris sobek karena jemari lain yang tengah menusuk lubang di bawah penis itu, pun tidak tampak sebagai gerakan marah perlawanan.

"Ungh! Namjoon! Ja—mnh," desah itu berusaha ditahan lagi dengan menggigit bibir sendiri.

Namjoon yang menyaksikan, tak suka karena bakal membuat bibir penuh yang indah itu terluka nantinya. Jadi, dia berbisik meminta agar wajah berpeluh yang merona itu berpaling, tak lagi menggigiti si kalung putih gading alih-alih menyobeknya pakai taring sendiri. Begitu permintaan dipenuhi, bibir ranum itu langsung naluriah menggulum Namjoon. Jemari yang tadi menarik-narik kaus, pindah ke tengkuk, menjangkau ekor rambut di sana, menjambaknya.

Entah bagaimana mereka sampai di titik itu. Tidak. Namjoon sama sekali berhasil mengenyahkan keinginan untuk menelanjangi Seokjin, merusak pengekangnya lalu menancapkan taring untuk menandainya, tidak. Dia cukup puas dan juga bangga, karena berhasil menolak perangai hewani itu dan memilih jalan tengah.

Namjoon merengkuh Seokjin, dengan cepat merapatkan diri ke dinding, lalu melingkarkan lengan, menenangkan pria cantik yang menggigil waspada itu agar mengendalikan diri dengan memeluknya dari belakang sampai punggung dan dada merapat. Setelah yakin tenang, mereka saling pandang. Namjoon jujur baru pertama seintim itu dengan orang lain, apalagi Omega, tapi entah kenapa dia seperti paham betul harus bagaimana memperlakukan tubuh yang tengah panas itu.

"Mate boleh larang atau tinju Namjoon, kalau tidak suka, ya?" Begitu bisiknya sebelum mulai meraba bagian depan tubuh basah kuyup Seokjin. Yang tentu saja luar biasa sensitif.

Perlahan, tapi pasti tangan Namjoon serta jemari berbuku-buku besar miliknya, mulai menjelajah tubuh Seokjin. Dari kerah kemeja yang ketat, dilepaskan, alasannya agar napas Seokjin lega, tidak tercekik.

"Jangan kalungnya." Pria itu masih sadar memperingatkan, Namjoon tersenyum karenanya dan pindah ke bagian dada. Hanya meraba sampai menyentuh sepasang puting di sana yang segera membuat empunya mencelat juga memekik. "Namjoon!" Baik. Yang punya nama sadar dilarang main-main di sana, jadi dia pindah ke lekukan otot perut yang tidak terasa keras seperti Namjoon, tapi ada dan terasa pas. Mengaguminya sejenak dengan tekanan ringan memutar. Tangan empunya perut ikutan memegangi lengan Namjoon kini, sekalian ujung hidung yang menusuk pipi.

Namjoon berpaling dan tatapan mereka bertemu lagi. Sepasang mata bulat basah Seokjin, hanya semakin indah rasanya, tapi lalu berpaling ke bawah karena Namjoon menyenggol gundukan keras di tengah selangkangan. Seokjin naluriah mengatupkan kaki, tapi terlambat, lengan Namjoon sudah berada di sana.

Seokjin menggeleng. Namjoon menaikkan alisnya. "Yakin berhenti sekarang?" Gerangan yang ditanya menelan ludah. Kedua mata bulatnya meragu, tapi paha jenjang di sana bergerak terbuka dengan malu-malu.

Namjoon minta izin untuk membuka resleting sambil memijat-mijat. Napas tersengal yang berat, memberinya aroma manis terus-terusan dan dengan anggukan pelan, Namjoon menarik terbuka celana biru dongker itu. Dia berpikir, karena sama-sama lelaki, tentu saja kenikmatan mereka tak jauh beda. Jadi, jemari kedua tangan sudah lihai memanja kejantanan lembut yang sudah basah dan keras itu. Ukurannya tak sebesar milik Namjoon, tapi sangat pas di genggaman. Tidak kecil, tentu saja, hanya sangat ... oh? Tunggu sebentar.

Seokjin mencelat sekalian mengerang keras dengan serak. Jemari ramping yang pucat itu mencakar punggung tangan Namjoon sambil kedua kaki bergerak-gerak tak tentu. Menutup juga membuka.

Tadi, kalau Namjoon tak salah merasa, ada sesuatu yang disentuh jemarinya.

"Nam-Namjoon ... jangan. I-itu—mnh," erangan erotis itu semakin menjadi karena lagi-lagi telat melarang. Telunjuk juga jari tengah Namjoon duluan menyentuh di sana.

Beautiful Disaster | NJ √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang