I Wanna Be Yours - 4

282 44 0
                                    

Hari senin adalah hari yang paling dihindari oleh orang-orang termasuk pelajar seperti Anne, dimana dia harus bangun sebelum matahari menampakkan cahayanya, bergegas mandi dan setelah selesai dia pun harus memakai seragam sekolahnya. Itulah kebiasaan yang wajib Anne lakukan setelah libur selama dua hari.

Seperti sekarang ini, Anne sibuk bercermin dimeja rias nya untuk memastikan jika penampilannya sudah benar-benar rapih. Setelah selesai, Anne tak lupa mengecek buku yang akan dia bawa kesekolah hari ini, takut jika ada yang terlupa nanti bisa repot!.

"Oke udah semua, sekarang tinggal sarapan terus berangkat deh." Ujar Anne memakai tas nya sambil berjalan keluar kamar.

Sesampainya dibawah, Anne langsung pergi menuju kearah dapur dan melihat seluruh anggota keluarganya yang sedang sarapan. Tanpa berpikir panjang Anne pun ikut bergabung dengan mereka.

"Pagi ma, pa." Sapa Anne sambil duduk disebelah Justin.

"Pagi sayang." Balas mama.

"Ayo cepet makan sarapannya Ne, takut nanti kamu telat." Ucap papa yang langsung diangguki oleh Anne.

"Eh Tin, gue nebeng sama lo ya." Ujar Anne kepada Justin sambil memakan nasi gorengnya.

Justin menoleh pada kakaknya. "Dih gak mau, lagian sekolah kita beda arah, nanti gue telat lagi kalo harus anter lo dulu." Cibirnya.

"Yaelah bentaran doang Tin, kan lo pake motor, jadi bisa cepet sampe nya, boleh ya? please."

"Gak, bodoamat." Tukas Justin tidak perduli.

Anne pun berdecak sebal, Justin ini baik sama Anne kalo ada maunya saja, emosi Anne tuh!.

"Udah-udah, Anne sama papa aja, sekalian papa mau kekantor." Lerai papa yang sudah lelah melihat anak-anaknya bertengkar terus.

Sang mama yang melihat pertikaian kecil itu hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya saja, sudah pusing mama tuh sama Anne dan Justin.

Setelah selesai sarapan, Anne bergegas untuk berangkat bersama papa. Bagaimana dengan Justin? Dia sudah berangkat duluan tadi.

Disinilah Anne dan papa, berada didalam mobil yang sedang membelah jalanan menuju kesekolah Anne. Sesekali Anne mengobrol dengan papanya sampai akhirnya mereka sampai di sekolah Anne.

"Nah udah sampe, sana masuk Ne, nanti kamu telat." Ucap papa.

Bukannya turun, Anne malah terdiam lalu sekon berikutnya dia menoleh pada papanya. "Emm papa, hehe." Ucap Anne dengan cengiran nya.

Papa yang kebingungan pun bertanya pada Anne. "Kenapa Ne?." Tanya papa yang keheranan dengan anak sulungnya ini.

"Itu, Anne kan nanti sepulang sekolah mau jalan-jalan sama temen Anne, hehe."

"Loh, ya terus kenapa?." Ucap papa yang makin kebingungan.

"Anu, Boleh minta ongkos lebih gak pa? hehe." Jawab Anne dengan wajah tanpa dosa.

Papa yang mendengar jawaban Anne pun menepuk keningnya sambil menggelengkan kepalanya. "Haduh Anne, Anne. Papa kira kamu kenapa, yaudah ini papa tambahin ongkos kamu, tapi jangan dihabisin ya? Gak boleh boros!." Jawab papa sambil merogoh sakunya dan mengambil dompetnya lalu mengeluarkan dua lembar uang yang kemudian diberikan pada Anne.

Anne menerima uang itu dengan senang hati. "Wih makasih papa, Anne sayang papa."

"Iya-iya, yaudah sana kamu turun Ne, papa mau kekantor nih nanti kesiangan."

"Oh iya, oke deh. Hati hati papa."

"Iya, belajar yang bener Ne, biar makin pinter." Pesan papa pada Anne.

"Siap pa." Jawab Anne.

Anne pun turun dari mobil papanya lalu melambaikan tangannya pada mobil itu yang mulai menjauh dan akhirnya tak terlihat lagi. Setelah itu Anne pun masuk kedalam sekolahnya dan berjalan menuju kelasnya.

Sesampainya dikelas, Anne sudah disambut oleh kedua sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Vio dan Sasha?.

"Eh pagi Anne, baru dateng Ne?." Sapa Sasha.

"Menurut lo aja Sha, gue baru masuk kelas terus gendong tas begini ya pasti baru dateng lah."

"Weh santai, basa-basi doang gue itu." Jawab Sasha sambil tertawa.

"Basa-basi yang basi." Canda Vio yang ditertawai oleh Anne dan Sasha.

Setelah Anne duduk, Anne teringat ingin menceritakan soal Daveen yang ngechat Anne pada kedua sahabatnya itu.

"Eh gue mau cerita." Ucap Anne dengan raut wajah serius.

Vio dan Sasha yang melihat raut wajah Anne yang terlihat serius sontak memfokuskan diri mereka pada Anne, bertujuan untuk mendengar ceritanya Anne.

"Cerita apa Ne?." Tanya Vio.

"Jadi gini, waktu sepulangnya kalian dari rumah gue buat nganter gue pas kita abis dari mall itu, beberapa jam kemudian si Daveen ngechat gue." Anne merogoh sakunya lalu mengambil ponselnya.

Anne mencari kontak Daveen, setelah ketemu dia membuka chat nya dengan Daveen dua hari yang lalu. Anne menunjukkan chat itu kepada Vio dan Sasha.

Kedua sahabatnya itu terkejut, terlihat dari mata mereka yang membola setelah melihat isi ponsel Anne.

"What the-, Ne! Itu beneran? Daveen ngechat lo duluan? Sumpah demi apa sih?!." Pekik Vio.

"Gila! Gue yakin lo salting parah Ne!." Ujar Sasha.

"Bukan main anjir, gue udah kayak orang gila asal lo tau." Jawab Anne. "Eh tapi gue bingung deh, Daveen dapet nomer gue dari siapa ya?."

"Lo nyimpen nomer temen-temennya Daveen ga?." Tanya Sasha.

"Gak Sha, gue gak ada sama sekali nomer temen-temennya Daveen."

"Waduh, gue gatau deh Ne." Jawab Sasha.

"Mungkin gak sih dari Justin? Gini ya, waktu itu gue pernah liat Justin sama temennya si Harvis itu lagi ikut nongkrong sama Daveen dan temen-temennya, mereka kayak udah akrab gitu loh. Dan gue denger-denger nih ya, si Harvis itu ternyata sepupuan sama Jemi temennya si Daveen." Jelas Vio yang membuat Anne dan Sasha terdiam.

"Masa sih? Eh tapi kok lo gak pernah ceritain ini Vi?." Tanya Anne.

"Gue sebenernya mau cerita ke lo berdua, cuma gue lupa terus, baru inget sekarang nih." Jawab Vio.

"Masuk akal sih, coba aja nanti lo tanya ke Justin Ne." Usul Sasha yang mendapat anggukan dari Vio.

Anne masih terdiam memikirkan perkataan Vio tadi. "Iya deh nanti gue coba tanya Justin." Finalnya.

Pembicaraan mereka terhenti tatkala bel masuk sudah berbunyi. Anne, Vio, Dan Sasha pun merapihkan posisi duduk mereka agar mereka nyaman saat belajar nanti.

Guru yang mengajar mata pelajaran pertama itu pun masuk kedalam kelas Anne dan langsung memulai pelajaran tersebut.

Sesi belajar berjalan dengan lancar dan tenang berkat suasana kelas yang cukup kondusif, terkecuali Anne dengan pikirannya. Anne masih memikirkan perkataan Vio yang terus membuatnya penasaran.

Anne berniat saat pulang nanti dia akan langsung bertanya pada Justin mengenai Daveen.

TBC

I Wanna Be Yours [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang