Udara ketika pagi hari terasa sangat sejuk seperti biasanya, pagi ini pun semua orang beraktivitas dengan tenang dan damai. Tapi tidak dengan Anne, gadis itu tampak sedang berlari dengan terburu-buru di koridor sekolahnya. Keringat sudah bercucuran di dahinya dan nafas yang sudah tersengal-sengal karena berlari. Bagaimana tidak panik? Sekarang sudah menunjukkan pukul 06.35 dimana bel masuk sudah berbunyi 5 menit yang lalu dan ia baru saja sampai disekolah.
"Huh, mampus gue! Kenapa pake acara telat segala sih! Ini pasti gue bakal dihukum nih." Begitulah omelan Anne di pagi hari ini. Padahal salahnya sendiri, siapa suruh tidur terlalu larut dan lupa menyalakan alarm.
Karena terlalu fokus berlari dan tak melihat ke sekitar, ia pun tak sengaja menabrak orang yang baru saja keluar dari ruang perpustakaan yang dilewatinya.
BRUK
"Aduh! Maaf ya, gue gak sengaja sumpah!." Ucap Anne sambil menyatukan tangannya didepan wajahnya dan memejamkan matanya ketika ia sudah berhenti didepan orang itu.
"Gapapa, lain kali hati-hati."
Eh? Suara itu?
Karena mendengar suara yang sangat familiar untuknya, Anne pun menurunkan tangannya lalu membuka matanya perlahan. Betapa terkejutnya Anne saat ia menyadari orang yang baru saja dia tabrak adalah Daveen.
"Loh Daveen? Eh Veen, maaf banget ya!." Ucap Anne yang mencoba tetap stay cool dihadapan Daveen, padahal jantungnya sudah berdetak tidak karuan saat ini.
"Iya Ne, gapapa. Lo telat ya?." Tanya Daveen pada Anne.
"Anu.. Iya Veen, gue telat."
"Tumben banget. Yaudah sana ke kelas Ne, siapa tau guru lo belum masuk."
"Oh iya! Yaudah Veen, gue duluan ya!." Ucap Anne sambil berlari menuju kelasnya.
Daveen mengangguk sambil terkekeh pelan, lalu ia pun juga pergi ke kelasnya.
Setelah Anne sampai didepan kelasnya, Anne mengintip terlebih dahulu di jendela kelasnya. Niatnya ingin mengecek sudah ada guru yang masuk atau belum. Beruntungnya meja guru yang berada didepan kelas masih kosong yang menandakan guru yang mengajar belum masuk. Segera Anne berlari kecil memasuki kelasnya.
Saat Anne memasuki ruangan kelas, semua murid yang berada dikelas itu menaruh atensi mereka pada Anne. Tak terkecuali Vio dan Sasha yang wajahnya sudah terkejut bukan main saat melihat sahabat mereka memasuki kelas dengan penampilan yang bisa dibilang cukup berantakan.
"Anjir Ne, lo abis darimana? Rambut lo udah kaya abis ketiup angin topan." Tanya Vio setelah Anne duduk dibangkunya.
"Tau lo Ne! Daritadi gue sama Vio udah nelponin lo tapi malah gak diangkat, lagian lo tumben banget telat?." Kali ini giliran Sasha yang bersuara.
"Duh, bentar! Gue mau ambil nafas dulu, cape banget abis lari-larian." Ucap Anne sambil mengambil botol minumnya lalu meminum airnya.
Vio dan Sasha hanya saling tatap.
Setelah selesai minum, Anne memperbaiki penampilannya terlebih dahulu, saat ia merasa sudah cukup rapih ia lalu mulai menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh kedua sahabatnya.
"Gue telat, semalem gue tidur larut banget. Gue baru bangun jam enam lewat limabelas menit anjir! Gue panik banget tadi tuh, bagus papa gue belum berangkat jadi gue masih ada yang anter." Anne berhenti sejenak untuk mengambil nafas lalu melanjutkan. "Mana tadi waktu gue lagi lari-larian di koridor gue nabrak Daveen." Anne menepuk dahinya, menyadari kecerobohannya hari ini.
"Wah serius lo? Gue jadi lo sih mau ngilang aja Ne, mana penampilan lo tadi udah kaya orang yang abis ditelantarin." Ucap Sasha yang ditertawai oleh Vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours [✓]
Fanfiction"Suka sama orang tapi gak ada interaksi sama sekali itu normal gak sih?." Hanya sebuah kisah yang berisi susah senangnya Annetta dalam mendapatkan hati Daveen. Bisakah Anne mendapatkan hatinya? Dan apakah takdir akan berpihak kepadanya?