Setelah selesai makan dan puas bermain wahana-wahana yang ada disana, kini mereka ingin menaiki 1 wahana lagi sebelum pulang.
Bianglala, sebuah wahana berbentuk kincir angin yang akan membawa mereka berputar mulai dari bawah hingga keatas. Itu adalah wahana terakhir yang akan mereka naiki.
"Gue sama Hana ya, lo pada terserah mau sama siapa, gue ga perduli." Kata Brian sambil menggandeng Hana.
"Songong amat gaya lo." Balas Sasha.
Brian membalasnya dengan ledekan yang membuat Hana memukul pelan lengan Brian hingga lelaki itu benar-benar terdiam.
"Gue sama Anne." Kata Daveen yang membuat mereka sedikit terkejut.
"Oh iya, silahkan Veen." Ucap Jemi sambil tersenyum penuh arti.
"Gas terus, bro." Brian menimpali.
Anne hanya bisa terdiam sambil melirik kedua temannya yang tersenyum jahil padanya, ingin sekali dia memukul kepala kedua manusia itu.
"Gue sama Sasha deh, gapapa ya Sha?." Tanya Vio.
"Gapapa lah."
"Terus gue sama siapa? Masa gue sendiri?." Tanya Jemi sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya itu si derita lo, Jem." Tawa Brian meledak setelah Daveen mengatakan itu.
"Ah ga asik ah lo pada, mending gue nunggu sambil beli jajanan aja." Ucap Jemi dengan raut wajah yang ditekuk.
Setelah obrolan kecil itu selesai, mereka antri dan bersiap untuk menaiki bianglala itu, terkecuali Jemi yang memutuskan untuk tidak ikut karena dia ingin berkeliling di area sekitar untuk mencari makanan ringan.
Brian bersama Hana, Vio bersama Sasha, dan Daveen bersama Anne. Masing-masing dari mereka sudah menaiki bianglala yang sudah mulai berputar.
Didalam bianglala itu, tidak ada obrolan sama sekali diantara Anne dan Daveen. Entah karena canggung atau apa, Anne lebih memiliki untuk bungkam.
"Gak cape diem mulu?."
Anne menoleh kearah Daveen, menatap lelaki yang baru saja memulai obrolan dengannya.
"Hehe, abisnya gue gatau mau ngobrolin apa." Jawab Anne kikuk.
Daveen terkekeh. "Lo suka musik gak, Ne?."
Anne terdiam sejenak lalu mengangguk antusias. "Suka banget, musik itu udah bagian dari hidup gue, Veen. Kalo sehari gue gak denger musik rasanya gue gak hidup." Jelas Anne panjang lebar.
Daveen tersenyum mendengar penuturan Anne. "Iya? Sama kayak gue berarti, buat gue musik itu indah Ne." Katanya.
Anne mengangguk setuju.
"Kayak lo." Lanjut Daveen membuat Anne terdiam sambil menatap mata Daveen.
'Woi apaan nih? Aba-aba dulu kek!'
Ya, kira-kira seperti itulah ucapan Anne didalam hatinya.
"Kok diem lagi?."
Anne terperanjat, dia menggeleng lalu tersenyum. "Lo nyamain gue sama musik? Yang bener aja." Kata Anne sambil terkekeh kecil guna menormalkan detak jantungnya kembali.
"Beneran, lo sama musik itu sama Ne. Emang bukan secara fisik, tapi indahnya musik itu sama kayak indahnya lo."
"Ini lo nge-gombalin gue ceritanya?."
"Gombal apanya? Gue ngomong fakta kok." Jawab Daveen santai yang sayangnya membuat Anne semakin salah tingkah.
Setelah itu, tidak ada obrolan lagi sampai mereka selesai menaiki wahana terakhir itu. Sekarang mereka sedang bersiap untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours [✓]
Fanfiction"Suka sama orang tapi gak ada interaksi sama sekali itu normal gak sih?." Hanya sebuah kisah yang berisi susah senangnya Annetta dalam mendapatkan hati Daveen. Bisakah Anne mendapatkan hatinya? Dan apakah takdir akan berpihak kepadanya?