I Wanna Be Yours - 10

196 35 2
                                    

"Gue sebenernya suka sama Hana."

Lontaran kata itu membuat raut wajah Anne nampak sangat terkejut, namun dia buru-buru kembali mengontrol wajahnya.

"Sejak kapan?." Tanya Anne penasaran.

"Waktu dia ikut acara sekolah tahun lalu, disitu gue udah mulai suka sama dia." Jelas seorang lelaki yang duduk disebelah Anne.

"Gue udah ada niatan buat ngedeketin dia waktu itu, tapi gue denger rumor kalo Hana sama Daveen itu pacaran, makanya gue sempet mundur." Lanjutnya yang masih senantiasa didengar oleh Anne.

"Lo serius Bri?." Tanya Anne masih tidak percaya.

"Lo liat muka gue lagi bercanda gak, Ne?." Jawab Brian yang memandang Anne dengan tatapan yakin.

Ya, lelaki itu adalah Brian. Alasan lelaki itu mengajak Anne ke halaman belakang sekolah seusai jam pelajaran tidak lain adalah ingin menceritakan hal yang menyangkut teman-temanya, tak terkecuali tentang hubungan Daveen dan Hana yang sangat dekat. Dia melakukan itu berdasarkan paksaan dari Anne juga sebenarnya, dan dia pikir ini juga saat yang bagus untuk menceritakan tentang perasaannya.

Anne menghela nafas. "Huh, jadi? Mereka berdua bener-bener pacaran atau enggak?."

"Waktu itu gue sempet nanya ke Daveen, dia bilang kalo dia sama Hana emang sempet punya hubungan lebih dari sekedar temen, tapi mereka gak pacaran." Jelas Brian panjang lebar.

Anne bingung. "Hah? Maksudnya?."

"Mereka pernah ngejalanin hubungan tanpa status, Ne." Brian memberi jeda sejenak kemudian melanjutkan "Daveen bilang alasan mereka gak pacaran karena Hana belum siap buat mulai hubungan yang serius, Hana lebih nyaman kayak gitu." Lanjut Brian.

Perasaan Anne campur aduk, antara lega dan sedih karena mendengar fakta itu.

"Terus, mereka sampe sekarang masih ngejalanin hubungan tanpa status itu?."

"Soal itu lo tenang aja Ne, berdasarkan fakta yang gue dapet dari Daveen, mereka berdua udah gak ada hubungan spesial lagi kok. Mereka sekarang bener-bener pure cuma temenan."

Anne terdiam, lalu dibuat terkejut oleh perkataan Brian selanjutnya.

"Gue tau lo suka sama Daveen." Katanya yang disertai senyuman tipisnya.

"Hah? Lo kata siapa?." Tanya Anne sedikit panik.

"Lo terlalu noob buat bohongin orang, Ne!." Tawa Brian seketika lepas saat dia selesai berkata seperti itu. "Lagian nih ya, adek lo kan satu tongkrongan sama gue, jadi dia sering ceritain tentang lo yang suka salah tingkah sendiri kalo abis berinteraksi sama Daveen, Hahahaha kocak banget."

"Brengsek lo, aduh anjing malu banget gue." Kata Anne sambil menutup mukanya yang memerah.

"Eh tapi serius ya, semenjak Daveen deket sama lo nih, tu anak sering ngejaga jarak gitu sama Hana tau, padahal kan dulu mereka lengket banget."

"Kenapa gitu?."

"Gak tau gue, suka kali si Daveen sama lo." Jawab Brian enteng yang membuat Anne tersenyum kecil.

"Terus Hana gak ngerasa sedih gitu? Secara kan mereka berdua pernah deket banget, bahkan lebih dari sekedar temenan."

"Ngapain sedih? Kan ada gue yang ngehibur dia." Kata Brian bangga.

"Najis! Jadi badut aja bangga lo!" Cibir Anne.

Senyum diwajah Brian seketika pudar, dia tertampar oleh kata-kata Anne barusan.

"Jahat lo anjing! Gue bilangin nyokap gue ya!." Jawab Brian sambil cemberut.

"Hadeh, terserah lo! Eh, tapi makasih loh Bri buat informasinya, besok gue traktir mie ayam deh."

I Wanna Be Yours [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang