I Wanna Be Yours - 9

204 37 10
                                    

Satu bulan kemudian.

Waktu terus berlalu dengan cepat, seperti terbawa oleh angin yang membawa banyak kenangan-kenangan yang sudah dilewati.

Seperti sekarang, sudah satu bulan lamanya Anne beserta kedua sahabatnya dekat dengan Hana, tak terkecuali teman-teman Daveen.

Apa kalian tahu? Selama satu bulan itu juga Anne sudah dekat, sangat dekat. Dengan Daveen.

Anne tidak bisa mengungkapkan isi hatinya, dia sangat senang. Dia berharap akan terus seperti ini nantinya.

"Ne, pulang bareng ayo!." Suara bariton itu terdengar di koklea Anne yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Dia menoleh mendapati Daveen yang sedang mengendarai motornya disamping Anne.

Melihat itu Anne tersenyum. "Hmm, mau gak ya?." Pikir Anne sambil mengetukan jari telunjuknya di dagu.

"Kue coklat kayak biasa? Gue beliin, mau gak?."

Mendengar itu mata Anne langsung berbinar. "Deal! Ayo pulang bareng." Jawab Anne semangat sambil menaiki motor Daveen.

Daveen terkekeh karena tingkah Anne yang tidak bisa menolak kalau sudah soal makanan.

Anne memakai helm yang diberikan Daveen lalu memasangnya di kepalanya, setelah itu dia berpegangan di jaket denim milik Daveen. Bukan untuk mengambil kesempatan, melainkan untuk keselamatannya. Lalu setelah itu Daveen menjalankan motornya keluar dari area sekolah.

Sesampainya mereka di toko kue langganan Anne, Anne bergegas turun dan membuka helm yang melekat dikepalanya dengan dibantu oleh Daveen.

Mereka masuk lalu disambut oleh Bibi Sinta, sang pemilik toko yang memang sudah mengenal Anne sejak lama.

"Eh ada Anne, dateng sama pacar kamu lagi ya?." Tanya wanita paruh baya itu sambil tersenyum pada Anne.

Mendengarnya, sontak Anne dan Daveen saling tatap, lalu Anne meringis kecil.

"Ih bibi, aku kan udah bilang kalo dia bukan pacar aku." Tolak Anne sambil memanyunkan bibirnya.

"Hm, iya deh iya. Padahal kalo bener juga gak apa-apa Ne, gak bakal bibi kasih tau ke mama kamu kok." Sahut Bibi Sinta sambil tertawa.

"Apa sih Bibi, udah dong. Oh iya Bi, tolong bungkusin aku kue coklat kayak biasa ya!."

Bi Sinta mengangguk. "Tunggu sebentar ya." Lalu dia berjalan mendekati etalase yang diisi oleh berbagai macam kue dan mengambil salah satu kue coklat yang ingin dibeli oleh Anne. Setelah selesai, dia memasukkan kue itu kedalam kotak dan langsung memberikannya pada Anne.

Anne menerimanya dengan semangat. "Makasih Bibi!." Ucap Anne sambil tersenyum.

"Totalnya jadi berapa Bi?." Tanya Daveen.

"Seperti biasa nak." Jawab Bi Sinta yang diangguki oleh Daveen. Daveen pun mengeluarkan beberapa lembar uang lalu memberikannya pada Bi Sinta.

"Bibi liat-liat kamu sering banget beliin Anne kue coklat, masa sih kalian gak ada hubungan apa apa?." Tanya Bibi yang memberikan uang kembalian pada Daveen.

Daveen tertawa kecil lalu menerima uang kembalian itu, dia menyimpannya di saku celananya. "Iya bi, kita gak ada hubungan apa-apa... Sebenarnya belum." Daveen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Anne yang mendengar itu pun mengerutkan keningnya. Belum? Apa maksud Daveen mengatakan itu?

Bibi Sinta mengangguk paham lalu terkekeh. "Dasar anak remaja, Bibi jadi inget masa-masa waktu Bibi belum nikah sama suami Bibi." Kata Bi Sinta sambil tersenyum mengingat kenangannya.

I Wanna Be Yours [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang