letters - 8

406 49 5
                                    

Riki menghela napas usai melihat banyaknya pesan yang dikirim oleh Jake. Papanya sangat mengkhawatirkan dirinya. Mungkin Sunghoon sudah memberitahu bahwa Riki ikut pergi bersama Sunoo.

Tapi Riki memilih untuk tidak menjawab pesan papanya. Dia bahkan mematikan ponselnya ketika ada panggilan masuk dari Jake.

Mengantongi ponselnya, dia pun lantas menoleh pada Sunoo yang sedang tidur di sampingnya.

Jangan berburuk sangka dulu. Mereka tidak pergi ke hotel, melainkan melipir ke tempat sauna untuk beristirahat setelah berjalan jauh dari sekolah. Keduanya sudah berganti pakaian dengan pakaian sauna, dan kini sedang tidur-tiduran di area bersantai sauna yang dingin.

Riki tidak tau mereka akan kemana setelah ini. Sejak tadi Sunoo terus diam tidak seperti di hari sabtu yang terlihat begitu ceria dan bersemangat. Mau ajak mengobrol pun Riki ragu. Takut dia bakal membuat suasana hati Sunoo makin berantakan.

Hari sudah mulai sore. Riki sempat mengintip jam di ponselnya yang menandakan pukul 4 sore. Dan saat ini sudah sejam sejak Sunoo tidur dan pria itu sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

Yah, Riki maklum. Hari ini pasti sangat berat bagi Sunoo. Tidak bisa dia bayangkan bagaimana rasanya saat difitnah dan dipecat dalam waktu bersamaan. Riki akan memaklumi bila setelah ini Sunoo akan membencinya karena telah membuatnya difitnah hingga dipecat.

"Maaf sudah memberikan kesialan di hidupmu, Hyung," gumamnya sembari menyingkirkan poni Sunoo yang menutupi matanya.

Tidak hanya saat ini saja. Sejak dulu, sejak ia mulai bisa mengingat, ia selalu menganggap dirinya adalah kesialan bagi orang lain.

Gara-gara menghidupi dirinya, papanya rela bekerja banting tulang 24/7 bahkan merelakan jatah makannya untuk membeli keperluan Riki. Gara-gara melindunginya, Jongseong sampai harus mendekam di penjara. Dan sekarang, karena dirinya, Sunoo difitnah dan kehilangan pekerjaannya.

Sepertinya memang benar, Riki sudah seharusnya enyah dari dunia ini. Dengan begitu papanya tidak perlu bekerja keras lagi, Jongseong bebas dari penjara dan Sunoo akan kembali ke kehidupan normalnya.

Ya, Riki harus enyah dari dunia ini.

"Riki?"

Mendengar seseorang memanggilnya, Riki buru-buru mengusap air matanya dan menoleh. Matanya yang masih berkaca-kaca tampak membelalak saat melihat siapa yang memanggilnya.

"J-jongseong ssaem."

💌💌💌

Sunoo perlahan membuka mata. Hal pertama yang dia lihat adalah plafon ruangan yang terkesan seperti kamar. Sebentar, bukankah tadi dia di sauna? Lalu di mana ia sekarang?

Sunoo lantas mengubah posisinya menjadi duduk untuk melihat sekeliling. Ini kamar, terlihat dari meja yang terisi penuh oleh tumpukan buku, serta pajangan foto polaroid di dinding.

Setelah menyadari dimana dia berada sekarang, Sunoo kemudian teringat Riki.

Segera dia turun dari ranjang dan berlari kecil keluar dari ruangan. Kepalanya menoleh kesana-kemari memanggil nama Riki hingga akhirnya kakinya sampai di ruang TV dimana Riki sedang duduk di sana bersama seorang pria dewasa.

"Riki."

Pemuda 16 tahun itu menoleh. Dia mengulum senyum—yang tidak pernah Sunoo lihat sebelumnya—sambil menepuk lantai di sisinya. "Kemari, Hyung."

Begitu Sunoo mendekat, Sunoo akhirnya bisa melihat wajah pria dewasa di samping Riki. Ia sontak menutup mulutnya yang menganga. Sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan bertemu pria itu disini.

"Jay hyung?!"

Jongseong atau bisa kita sebut Jay, terkekeh kecil melihat ekspresi Sunoo. Dia pun melambaikan tangannya, meminta Sunoo mendekat. Tentu saja Sunoo tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, sehingga dia langsung berlari mendekat dan memeluk pria itu dengan erat.

"Oh astaga, kau masih sama seperti dulu," kata Jay sambil mengelus lembut punggung lebar Sunoo.

Sunoo sendiri semakin mengeratkan pelukannya. "Aku merindukanmu, Hyung. Kemana saja kau selama ini?"

"Aku tidak kemana-mana, kok. Sempat tinggal di penjara 2 bulan, tapi aku sudah bebas sekarang."

Sunoo lantas melepas pelukan mereka. "Di penjara? Kenapa?"

Jay tersenyum. "Sama seperti alasan kau kehilangan pekerjaanmu hari ini, Sunoo."

"Jungwon?"

Jay mengangguk.

Sunoo hanya bisa menatapnya prihatin. Jay tertawa kecil sembari mengusak gemas rambut Sunoo.

"Tidak perlu sedih. Yang terpenting sekarang aku sudah bebas kan? Dan aku juga sudah berbaikan dengan Jungwon. No hard feeling."

Jay terlihat tegar. Apakah Sunoo bisa seperti itu?

Kedua pria dewasa itu terlalu larut dengan dunia mereka sampai melupakan pemuda 16 tahun di antara mereka. Tidak ada yang tau, kalau dirinya merasa sedikit tidak suka saat Sunoo dan Jay berpelukan. Meski di satu sisi dia senang bahwa rupanya mereka saling kenal, tapi di sisi lain Riki merasa dia kalah start dari Jay yang kelihatannya sudah mengenal Sunoo dari lama.

Cara mereka berpelukan, ucapan Sunoo yang merindukan Jay, dan ketika Jay mengusap rambut Sunoo.

Riki tidak suka melihatnya, jujur.

"Ekhem."

Keduanya sontak menoleh ke asal suara. Riki yang menjadi pusat perhatian itu lantas membuang pandangan.

"Kalian sudah saling kenal rupanya."

Jay tersenyum penuh arti, sedangkan Sunoo terlihat kelabakan sampai buru-buru berpindah posisi di hadapan Riki.

"Riki, maaf Hyung sampai lupa kalau ada Riki. Jadi Jay hyung ini adalah teman hyu—"

"Mantan. Aku dan Sunoo pernah berpacaran sebelumnya." 

Sunoo refleks menoleh dengan mata melotot. Jay sendiri menggendikkan bahu, terlihat sengaja menggoda Sunoo.

"Oh begitu."

Gumaman Riki yang terlihat lesu membuat Sunoo sontak kelabakan, sebaliknya Jay justru berusaha menahan tawa.

"Tidak, Riki. Jangan percaya Jay. Dia itu pembual. Dia temanku, sungguh. Kami tidak pernah berpacaran sebelumnya."

"Oke."

Jay sendiri justru tertawa. Lebih tepatnya menertawakan keanehan hubungan dua orang di hadapannya.

"Ck, kau menertawakan apa sih, Hyung?" gerutu Sunoo sambil memukul lengan Jay.

"Menertawakan kalian. Lucu sekali."

Sunoo memasang wajah julid. Dia lantas duduk di samping Riki, seraya berbisik di telinga pemuda itu.

"Jay memang agak aneh, jangan percaya dia."

"Hei, aku bisa mendengarmu ya."

Sunoo memeletkan lidahnya pada Jay.

Riki yang melihat semua itu tampak tersenyum tipis. Tak masalah apa hubungan keduanya, yang pasti melihat Sunoo bisa kembali ceria membuatnya lega.

Tbc

8 lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang