letters - 4

380 58 1
                                    

"Sunoo ssaem."

Sunoo menoleh ketika mendengar namanya dipanggil. Rupanya itu Soobin, menghampirinya dengan memegang sebuah tas laptop.

"Bukannya kau masih ada jadwal mengajar? Eh kenapa dengan tanganmu?"

Sunoo ikut melihat tangannya, lantas menghela napas dan menatap Soobin.

"Aku harus bertemu dengan kepala sekolah. Ada yang harus kubicarakan padanya."

Soobin mengerutkan dahi. "Tentang apa?"

"Park Jungwon."

Soobin langsung membelalak. "Ssaem, sebaiknya kau tidak perlu melakukannya."

"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh memberitahu kepala sekolah soal anaknya? Tidak kau, tidak Heeseung ssaem, kenapa kalian malah melindungi Jungwon? Anak itu perlu diberi pelajaran. Dia sudah kelewatan merundung saudaranya sendiri."

"Kenapa dengan Jungwon?"

Suara yang terdengar berat menyapa gendang telinga mereka. Soobin tampak makin pucat, meski begitu dia tetap membungkukkan badan, diikuti Sunoo yang sebenarnya bingung dengan siapa pria tersebut.

"Jungwon kenapa? Dia berbuat ulah lagi?" tanya pria itu lagi setelah tidak mendapatkan jawaban dari kedua guru dihadapannya.

"Ah itu bukan apa-apa, Tuan. Kami hanya—"

"Jungwon merundung teman sekelasnya sendiri, Riki. Kurasa Anda perlu tau kelakuan putra Anda di sekolah, Tuan Kepala Sekolah yang terhormat."

Soobin menoleh pada Sunoo dengan sedikit melotot. Dia sudah berupaya menutupinya tapi guru baru itu malah menantang.

Pria yang terlihat berusia hampir 40 tahun itu menghela napas. "Anak itu kenapa selalu membuat ulah di sekolah. Tolong panggilkan Jungwon dan Riki ke ruanganku."

"Maaf, tapi Riki sekarang sedang di UKS, seonsaengnim. Dia beristirahat setelah luka dan lebam di sekujur tubuhnya diobati oleh suster."

Sang kepala sekolah menatap Sunoo dengan sorot khawatir. "Tapi dia baik-baik saja kan?"

Sunoo mengangguk. "Tapi akan lebih baik lagi kalau dia dibawa ke rumah sakit untuk memastikan tidak ada luka dalam di tubuhnya, Park Seonsaengnim."

"Ya, aku akan membawanya ke rumah sakit nanti. Soobin ssaem, seret Jungwon ke ruanganku sekarang."

"Baik, Tuan."

Kepala sekolah mereka pun beranjak pergi sambil menelepon seseorang. Soobin lantas menoleh pada Sunoo, memberikan tatapan tajam.

"Ssaem, aku tidak ikut campur dengan urusanmu dan Jungwon. Aku sudah berusaha melindungimu tapi kau justru memberitahu kepala sekolah. Terima konsekuensimu nanti."

Sunoo hanya bergeming menatap kepergian Soobin. Dia sebenarnya heran, kenapa orang-orang ini sangat takut dengan Jungwon? Padahal Jungwon hanyalah anak berusia 16 tahun, sedangkan para guru disini rata-rata sudah berusia 30 ke atas. Ya pengecualian untuk Sunoo yang masih 26 tahun.

💌💌💌

Jungwon masuk ke dalam ruang kepala sekolah setelah diantar Soobin sampai depan. Moodnya sedang buruk hari ini, makin buruk lagi saat mendengar dirinya dipanggil sang ayah, dan diperparah ketika melihat sosok yang amat dia benci juga ada di ruangan tersebut.

Mata kucingnya menatap penuh kebencian pada pria berusia sebaya ayahnya. Sama sekali tidak menunjukkan keramahan padahal pria itu tersenyum lembut padanya.

"Kenapa memanggilku?" tanyanya pada sang ayah setelah sampai di depan meja bertuliskan nama Park Sunghoon | Kepala Sekolah.

Yang diajak bicara menatapnya tajam. "Kau benar-benar seperti anak yang tidak pernah diajari sopan santun, Park Jungwon."

8 lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang