The Astronaut

685 102 17
                                    

"When i'm with you, there is no one else"

Lagu milik Jin BTS, yang berkolaborasi dengan Coldplay itu, mengalun dari desk milik Dika. Putri mengerjapkan matanya sejenak sebelum duduk di kursinya. Merasa bingung kenapa mas-mas berkepribadian seperti ice cream ini menyetel lagu korea. Setahu Putri, playlist bosnya ini biasanya POP atau RnB.

Iya, ice cream karena dingin tapi manis.

Yeriska berjalan masuk ke ruangan, dan langsung tersenyum jahil saat mendengar lagu dari Band kesukaannya terdengar. "Mas Dika semenjak dari Busan kemarin jadi fansnya BTS ya?"

Iya, beberapa minggu yang lalu, mereka mendapat tugas dari kantor untuk mendatangi Bright Cabang Korea Selatan, dan mendapat kesempatan untuk menonton Konser BTS di Busan secara gratis, karena Bright salah satu sponsor. Dika, Yeriska, Junior dan Jiman adalah orang-orang yang cukup beruntung dapat menghadiri konser tersebut, walaupun Yeriska adalah satu-satunya orang yang paling bahagia.

Ya jelas, sudah tidak bayar tiket pesawat, bisa nonton gratis. 

Ya walaupun Selly dan Valent tahu itu hanya akal-akalan Yeriska saja. 

Jika ada yang lupa, Bright merupakan perusahaan multinasional asli Indonesia, yang akhirnya mempunyai cabang dimana-mana, dan salah satunya di Busan. Itu makanya saat mendengar BTS akan melakukan konser di Busan, dan Bright cabang Korea Selatan yang bertempat  termasuk dalam deretan sponsor, Yeriska langsung dengan senang hati mengajukan proposal untuk pergi ke Korea di bulan Oktober dalam rangka inspeksi kantor cabang Korea Selatan yang bertempat di Busan. 

Dika mengerutkan dahi, lalu menggeleng. "Youtube Music" ujarnya.

Lalu lagunya beralih menjadi Rihanna.

"Aduh, kalau denger lagunya Rihanna yang ini, jadi inget Black Panther. Yuk ntar pulang kantor nonton Wakanda Forever." Kata Jakti yang berjalan tepat di belakang Yeriska. 

Iya, pagi tadi Jakti menjemput Yeriska di salah satu halte busway yang memang searah dengan arah kantor mereka. Niat Jakti ingin menjemput di rumah Yeriska, tetapi perempuan yang menjadi gebetannya ini memilih untuk di jemput di salah satu halte busway yang tidak terlalu jauh dari kantor mereka. Mengingat beberapa minggu yang lalu saat dia mengantar Yeriska pulang, dia juga minta diturunkan di halte busway yang sama. Tidak ingin diantar ke kosnya.

"Ntar malam ada lembur, lupa?" Jinendra mengingatkan. Rumahnya yang jauh, membuatnya selalu datang lebih pagi dari teman-temannya.

Jakti lalu menatap horor dari biliknya "lembur apa?" seingatnya tidak ada lembur. 

"Kebiasaan." Kata Wendy. "Nggak buka grup sih."

"Buat bahan Rapat Koordinasi, sama perencanaan buat tahun depan." jawab Putri dari kursinya.

Jakti menghela napas dan segera duduk di kursinya. "Jadi males kerja. Jumat yang tidak efektif."

Yeriska tertawa. "Semangat."

"Disemangatin Yeriska juga nggak mempan." keluh Jakti.

"Kalau gajimu dipotong, mempan?" Tegur Jinendra.

Dan Jakti langsung diam tanpa kata.

***

"Gimana ya caranya supaya kantor kita ini nggak lembur terus?" Ujar Valent di pantry.

Nampaknya rapat the heirs memang selalu di pantry.

Selly mengangkat bahunya, tanda tidak tahu. Selama bertahun-tahun kerja di sini, sudah jadi agenda tahunan bahwa mendekati akhir tahun pasti akan lembur. Entah menyiapkan bahan rapat, entah crosscheck marketing dan sales. Persiapan anggaran keuangan, dan banyak lagi lainnya. Bukannya tidak bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, tetapi memang pekerjaan yang menumpuk membuat lembur itu diharuskan ada.

Lantai 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang