Irene Bellvania (33) sudah bekerja di Bright tbk semenjak dia lulus kuliah 11 tahun yang lalu. Iya. 11 tahun bekerja di Bright tbk. Dia merangkak dari pegawai magang di bidang accounting, karena dia lulusan jurusan akuntansi dari Universitas Airlangga. Kemudian setelah menjadi staff tetap, diangkat menjadi staff marketing.
Kalau mau jujur, dia tidak senang menjadi staff marketing. Jurusannya itu akuntansi, menghitung uang, bukannya mengurusi promosi produk, atau mengatur strategi pemasaran atau segala macam hal yang berkaitan dengan marketing. Usut punya usut, ternyata Pak Doni, manajer staff marketing saat itu menganggap dengan menggunakan Irene, atau yang sering dipanggil Vania, sebagai maskot akan membuat produk bisa laku dipasaran.
Maksudnya maskot ini, saat ada presentasi Vania yang maju, jadi semua terpukau dan investor mau mendanai, atau mau menyetujui strategi pemasaran yang telah dirancang.
Hal lain yang bikin dia kesal bekerja di Marketing ini adalah dia selalu disalahkan oleh manajer tim sales. SELALU. Padahal seharusnya dialah yang marah kalau target penjualan tidak sesuai. Secara yang membuat target dia, jadi harusnya dialah yang protes kalau misalnya target tidak sesuai.
"Mbak tuh makanya jangan bikin target ketinggian gitu, jadinya nggak sesuai kan?" Kata Jinendra sambil meletakkan bundelan berisi laporan hasil penjualan bulanan.
"Produk itu tuh harusnya laku di pasaran, kamu aja yang nggak bisa jual." Seru Vania kesal sambil mengambi laporan hasil penjualan bulanan.
"Ya udah sih mbak, mas, kan baru bulan pertama, pasokan barang belum masuk ke daerah-daerah kecil. Ditunggu aja dua bulan lagi pasti sesuai target pencapaian semester." Asisten Manajer, Junior, menengahi. Sementara yang ditengahi cuman saling tatap.
"Harusnya kamu aja Jun yang jadi manajer marketing. Ini orang nggak becus."
"Eh! Jaga ya mulutnya."
"Tuh kan mulai lagi. Aku pindah ke team desain aja apa ya."
Padahal dulu pas ketemu Jinendra pertama kali, orangnya tidak seperti itu. Maksudnya tidak sering ngomel atau marah-marah seperti sekarang. Kalau Vania ingat-ingat, dulu dia bertemu Jinendra di cafetaria lantai 1. Kursi yang diduduki Jinendra kebetulan kosong, sehingga dia bertanya untuk bisa duduk di kursi itu. Dari situ mereka kenal dan jadi dekat. Setiap hari selalu janjian untuk makan bersama di cafetaria lantai 1. Orangnya baik banget, lemah lembut, cool, lucu. Terutama kalau sudah ngelawak.
"Mbak Vania, tahu nggak mahluk apa yang paling indah?"
"Apa ya? Kupu-kupu?"
"Salah. Manusia jawabannya."
"Mana ada manusia indah?"
"Saya kan? Indah" lanjut Jinendra sambil megang mukanya sendiri. Sementara Vania cuman ketawa.
"Apaan sih garing."
Tidak tahu kenapa, semenjak dia dipindah tugaskan menjadi tim Sales, peringai Jinendra jadi berubah.
"Hayo, mbak Vania. Dilarang lirik-lirik kursi kosong." ucap Yeriska, perempuan berusia 25 tahun yang kini sudah menjadi supervisor termuda di Bright tbk.
Yeriska sendiri termasuk beruntung, karena selesai menyelesaikan S2-nya di Australia, dia dapat langsung masuk dan menempati kursi supervisor tersebut. Mungkin ada hubungannya dengan sekolah masternya di Australia Nasional University dengan jurusan Marketing dan short course di AIM Australia Institute of Marketing.
Kenapa dia mau pilih jurusan marketing saat kuliah s2?
Soalnya biar gampang menaklukkan hati ibu mertua pak. - Yeriska (saat melamar pekerjaan di bright tbk.) yang menjadi alasan pak Doni, sebagai manager kepala (head manager) marketing saat itu langsung menerima Yeriska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantai 12
FanfictionDi lantai 12 perusahaan Bright tbk, berisi Team Sales, Team Marketing, Team Quality dan Team Accounting. Simak hebohnya lantai 12. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan