Pria Tua Hamil

87.4K 630 27
                                    



*mungkin ada 18+ wkwk


"Ughhhh....."

Seorang pria paruh baya mengerang sedikit kesakitan di sebuah lorong sepi, tangannya yang sedikit keriput berpegangan pada dinding lalu tangan satunya lagi terus-terusan mengusap lembut tonjolan perutnya yang sudah sangat besar, sampai besarnya membuat baju kerja dengan ukuran paling besar tidak dapat menampungnya.

Perut besar itu bukan berisi bir atau lemak, melainkan seorang bayi.

"Huhhh... hahh... ughhh..." Joko berulang kali mengatur nafasnya, berharap rasa sakit yang menghantam perutnya bisa segera reda. Namun, tendangan-tendangan kecil itu tidak kunjung berhenti membuat Joko rasanya ingin berteriak.

Tapi, sayangnya saat ini dia masih dalam jam kerja. Joko hanya seorang Office Boy di salah satu perusahaan kecil. Pria paruh baya itu sudah beberapa kali ditegur karena pekerjaannya yang semakin buruk semenjak kandungnya membesar, ia tidak bisa membuat lebih dari ini atau pria paruh baya itu akan kehilangan pekerjaannya.

Jika itu terjadi, maka isteri dan kedua anaknya akan kesusahan. Joko yang berusia 40 tahun memang sudah berkeluarga, ia memiliki seorang isteri dan sepasang anak yang manis—anak yang lahir dari isterinya.

Lalu bagaimana sekarang pria paruh baya itu hamil? Memang, di zaman sekarang pria yang hamil bukanlah hal yang mencengangkan. Sudah banyak keluarga dengan dua orang ayah atau seorang suami yang menggantikan tugas isteri untuk hamil dan melahirkan.

Namun berbeda dengan Joko, pria itu masih dalam keadaan normal sebelumnya. Hingga kejadian sembilan bulan lalu terjadi, saat pria itu baru saja pulang lembur dari tempat kerjanya. Kondisi suasana malam yang sudah gelap, membuat pria itu tidak menyadari jika ada orang yang mengikutinya.

Joko tiba-tiba kehilangan kesadarannya saat ada seseorang yang menepuk bahunya ketika melewati jalan gang yang sepi. Saat keesokan harinya, pria paruh baya itu terbangun di sebuah gudang tua dengan keadaan pakaian yang tidak lagi rapi.

Joko berusaha menyembunyikan hal itu dari isterinya, sampai dua bulan kemudian pria itu ditemukan hamil. Untungnya, isteri Joko sama sekali tidak marah saat sang suami memberi tahu apa yang terjadi, itu juga bukan salah suaminya. Keduanya juga sepakat untuk melahirkan anak itu. Mereka tidak bisa menghilangkannya, mengingat dulu keduanya butuh beberapa tahun untuk mendapatkan anak pertama.

"Hahh.... Bapak lagi kerja, dek. Jangan ganggu dulu," tutur Joko berbicara pada perutnya, tangannya mengusap-usap bagian bulat perutnya berbarap bisa tenang.

"Jok! Joko! Sini dulu lo!" panggil seorang kepala OB. Joko menoleh, lalu menarik nafasnya panjang sebelum berjalan menuju bosnya itu dengan jalan yang lambat. "Ada apa, Pak."

"Lambat banget lo!" seru atasannya membuat Joko meringgis.

"Lo bisa tolong ngepelin ruangan gudang ya? Barang-barangnya udah pada dipindahin!"

"Siap, Pak," angguk Joko bersedia.

"Oh iya, karena alat pel lagi dipake semua. Lo pel lantinya pake kain dulu."

Joko ingin menolak, perut bagian bawahnya sudah terasa sakit dan sesekali menegang. Pria paruh baya itu tidak bisa membayangkan harus mengepel tanpa alat pel. Tapi, mengingat bahwa bosnya sudah banyak mentolerir pekerjaannya, Joko hanya bisa mengangguk.

"Udah buruan sana lo kerja!" suruh bosnya itu membuat Joko mengangguk. Pria itu segera berjalan menuju ruangan yang mintal oleh bosnya dengan perlahan, pria itu tidak lagi bisa secepat dulu lagi.

Joko sebelum hamil sama seperti pria paruh baya kebanyakan dengan tubuh yang berisi. Itu semua karena pria itu sedikit malas berolahraga. Dan ketika hamil, Joko merasakan tubuhnya lebih membesar.

Mpreg StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang