Ayah dan Papa 2

21.3K 272 4
                                    

10




"Mas, kamu beneran mau pulang sekarang? Apa kita enggak kita cari hotel untuk istirahat malam ini?" tanya Dean pada Farhan yang tengah menggendong Sheina—putri kedua mereka yang sedang tertidur.

"Enggak papa, yang. Mas baik-baik aja, belum ngerasain apapun," bals Farham menepuk-nepuk pelan pantat Sheina yang mengenakan popok.

Dean menghela nafasnya panjang, pria itu sebenarnya sedang khawatir dengan keadaan suaminya sekarang. Usia kandungan Farhan saat ini sudah menginjak 9 bulan dan pria itu mengaku belum ada tanda-tanda melahirkan. Padahal biasanya untuk orang yang sedang mengandung anak kembar, mereka biasanya akan melahirkan lebih awal.

Belum lagi melihat kondisi perut Farhan sekarang yang sudah terlalu besar dan menurun, membuatnya mengilu membayangkan suaminya membawa perut itu,

"Yaudah enggak papa, sini aku aja yang gendong Sheina," pinta Dean yang merasa kasihan saat melihat Farhan menggendong Sheina.

"Sama Mas aja, anaknya udah bobok," tolak Farhan membuat Dean mendengus, memang semenjak kelahiran putri mereka Farhan tidak mau lepas dan jauh dari Sheina. Begitu juga dengan gadis kecil itu yang tidak mau jauh-jauh dari Ayahnya, bahkan untuk menyusui Farhanlan yang lebih aktif.

Tin!

"Ayo, Pa, Yah, masuk!" panggil Rey dari dalam mobil. Remaja itu baru saja mengambil mobil mereka yang berada diparkiran.

Keluarga kecil yang sebentar lagi akan menjadi keluarga cukup besar itu baru saja menghadiri sebuah acara kerabat mereka dan itu butuh waktu tempyh sekitar 3-4 jam perjalanan dari rumah mereka. Itulah yang membuat Dean meminta untuk malam ini mereka menginap di hotel, setidaknya besok pagi mereka baru kembali ke rumah. Namun, Farhan yang keras kepala memilih untuk langsung pulang malam ini.

"Hue... huuee..." tangis Sheina yang terbangun dari tidurnya. Farhan buru-buru membuka kancing kemeja untuk menyusui sang putri yang baru berusia dua bulan.

Bisa dibilang gadis kecil itu tidak pernah kekurangan ASI, karena baik Papa dan Ayahnya akan selalu menyediakannya.

Rey yang melihat kedekatan ayah dan anak itu geleng-geleng, remaja itu sudah bisa melihat tingkah posesif milih Ayahnya terhadap Sheina, remaja itu seketika membayangkan sang adik nanti tidak akan mendapat pacar sebelum dewasa karena ulah ayahnya.

"Rey, marahin Ayah kamu itu yang enggak mau dengerin kata Papa. Udah dibilang kita istirahat dulu di dulu, gimana nanti Papa kamu mau melahirkan di jalan?" tanya Dean saat mobil yang dikendarai Rey masuk ke dalam tol.

"Enggak akan, kamu lebay banget yang," balas Farhan sambil memainkan pipi Sheina yang masih asik menyusu.

"Seterah kamu, deh, Mas! Oh, iya, Rey, kalo ngantuk nanti gantian sama Papa aja," ucap Dean mengingatkan pada putra sulungnya.

"Awwh..." ringis Farhan tiba-tiba saat merasakan sengatan yang tajam pada perutnya membuat Rey dan Dean langsung menoleh ke arahnya.

"Enggak papa, kok, ini cuman kayak rasa sakit yang langsung hila—ughhh... shhh..." Farhan belum sempat menyelesaikan kalimatnya dan kembali meringis ketika merasakan perutnya sangat mules.

"Mas! Mas kamu kenapa?!" tanya Dean yang panik saat melihat suaminya seperti sedang menahan rasa sakit.

"Enggak papa, yang. Mas enggak a—akhh.." jerit Farhan tiba-tiba membuat Rey yang sedang mengemudi seketika menjadi tidak konsen.

"Yah, udah sejak kapan ngerasa sakit?!" tanya Rey pada sang Ayah yang sedang mengatur nafasnya.

"Ayah enggak tahu, Rey. Tapi, kayakny dua hari yang lalu..."

Mpreg StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang