"Vino, kamu ini gimana, sih! Kerja nggak pernah becus!" sebuah teriakan terdengar di sebuah rumah mewah berlantai tiga.
Seorang wanita cantik dengan dandan luar biasa sedang menatap tajam ke arah pria yang sekarang tubuhnya tengah gemeteran.
"Maaf, Nyonya. Saya nggak sengaja mecahin gelasnya, sa—saya lemas karena belum makan dari pagi nyonya." Pria yang sedang dimaki itu—Vino sekarang sedang menunduk, tatapannya langsung jatuh ke perutnya yang membuncit. Itu bukan perut lemak atau ia mengalami penyakit tertentu, pria itu sekarang tengah hamil dan kandungannya sudah menginjak 8 bulan.
"Saya enggak peduli kamu belum makan atau udah!" seru Angel lagi dengan wajah penuh emosi. "Karena kamu udah mecahin gelas kesayangan saya, hari ini kamu nggak boleh makan!"
"Ta—tapi, Nyonya... sekarang saya sedang hamil."
"Saya juga nggak peduli, sana kamu keluar dari kamar saya!" seru Angel lagi membuat Vino menggigit bibirnya dan keluar dari kamar itu dengan langkah terseok. Tubuh pria itu sekarang benar-benar tidak bertenaga, bukan hanya tidak makan sejak pagi melainkan Vino juga harus membersihkan rumah.
"Vino!" panggil Angel lagi membuat pria itu perlahan menoleh.
"Awas kamu bilang ini sama Mas Arsyad, saya pastikan kamu semakin menderita!"
Vino yang mendengar itu menegang, tubuhnya terasa kaku dan wajahnya menjadi pucat. Pria itu sekarang memikirkan kembali keputusan nya, keputusan yang sebenarnya sudah jauh-jauh hari ia tetapkan. Yaitu memberi anak yang ada di dalam kandungnya pada Angel dan Arsyad.
Jangan berpikir bahwa Vino begitu mudah memberikan anak kandungnya sendiri pada orang lain, itu semua karena ayah lain dari bayi di kandungannya adalah tuannya sendiri, Arsyad. Suami dari Angel.
Arsyad dan Angel sudah lama menikah tapi mereka belum juga dikarunia seorang anak. Namun walaupun begitu, hubungan mereka masih terlihat baik-baik saja. Tapi, karena Arsyad adalah seorang pengusaha sukses, ia harus memiliki seorang anak untuk mewarisi perusahaan besarnya.
Tidak hanya memiliki anak agar bisnisnya tidak jatuh ke tangan orang lain, Arsyad juga menginginkan seorang anak agar bisa diberi kasih sayang.
Jika Arsyad, Vino yakin dia akan menjadi ayah yang baik. Tapi, Angel, Vino sedikit ragu dan khawatir. Sejak di dalam kandungan saja, wanita itu tidak peduli dengan calon anaknya nanti.
"Kamu ngapain masih disini?!" tanya Angel berteriak, membuat Vino tersentak dan segera buru-buru keluar dari kamar megah itu.
Saat pria itu membuka pintu, Vino terkejut ketika melihat seorang anak laki-laki berdiri di depan kamar. "Nanda? Anak ayah udah pulang sekolah?" Lelaki itu dengan cepat merubah wajahnya menjadi gembira saat melihat putra kandungnya yang berusia 7 tahun.
"Ayah..." panggil Nanda dengan bibir yang sedikit maju, nampak sedih.
"Ughh..." Vino meringis saat ia merendahkan tubuhnya untuk berlutut di depan sang putra, pria itu lalu memeluk memeluk anaknya dengan cukup erat. "Hmm? Nanda kenapa? Kok sedih?" tanya Vino yang berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia yakin jika Nanda mendengar semua teriakan Angel dan anak itu pasti sedih.
"Nggak, Nanda nggak sedih kok." Vino yang mendengar itu merasakan hatinya perih. Sejak kecil, putranya tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tua yang lengkap karena suami Vino meninggal saat mengalami kecelakaan, membuatnya harus menjadi orang tua tunggal.
Semua pekerjaan dilakukannya, apapun ktu agar membuat putranya tumbuh baik. Hingga suatu saat, ketika Vino mendapat kabar tentang lowongan menjadi asisten rumah tangga—dengan fasilitas tempat tinggal dan makan, membuatnya ingin mencoba. Mungkin karena rezekinya, pria itu langsung diterima dan baiknya boleh membawa anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Stories
General FictionKumpulan cerita pria hamil / Mpreg *MPREG *BIRTHSCANE *18+ Tolong kalo ga suka tinggal skip Pic : twitter/@mpreg.pup