Extra 15 - Tidak Peduli Seberapa Sakitnya, Aku Bersedia

2.5K 347 33
                                    

Salju mulai kembali turun.

Musim dingin di ibu kota berbeda dengan di selatan sungai Yangtze. Musim dingin di selatan sungai Yangtze dingin, tetapi tidak memiliki salju, dan tidak akan ada dunia indah yang tertutup salju.

Ruixi menyukai musim dingin di ibu kota. Dia suka bersembunyi di rumah, menyalakan pemanas, dan melihat kepingan salju beterbangan tertiup angin.

Sekarang, dia suka mendengarkan Lu Tinghao memainkan melodi yang indah sambil menonton salju di luar, dan kemudian dia tenggelam dalam dunia yang begitu indah ...

Sampai akhir lagu yang indah, Lu Tinghao memeluk Ruixi erat-erat dan bersama-sama melihat pemandangan bersalju di luar jendela perancis.

"Ruixi, apa yang kamu pikirkan?"

"Aku mendengar dari nenek ku kalau dia membawa ku pulang saat bulan kedua belas yang dingin."

Ruixi selalu optimis, dia tidak pernah memberi tahu Lu Tinghao tentang masa lalunya.

Tapi sekarang berbeda, dia mendapat dukungan, dia memiliki seseorang yang dia sukai, dan dia akan berbagi dengan Lu Tinghao semua yang dia pikirkan.

Lu Tinghao mengusap dagunya ke bahu Ruixi dan menghembuskan napas hangatnya ke telinganya. Dia bertanya, "Apakah kamu memikirkan orang tuamu?"

"En, saat aku masih kecil, aku tidak mengerti kenapa anak-anak lain dikota itu menggertak ku dan tidak mau bermain dengan ku. Kemudian, aku mendengar mereka mengatakan kalau aku adalah anak pembunuh, dan aku dibuang oleh orang tua ku setelah mereka bunuh diri. Aku kemudian berlari untuk bertanya pada nenek ku, apakah itu benar seperti apa yang mereka katakan? Tapi, nenek mengatakan padaku kalau dia belum pernah bertemu dengan orang tua ku. Saat dia menemukan ku, aku menggigil kedinginan, dan ada gelang perak serta surat dalam keranjang yang membungkus tubuhku. Isi surat itu sama sekali bukan omong kosong seperti yang mereka katakan."

"Apakah kamu membenci orang tuamu?"

"Apa itu membenci?" Ruixi bertanya dengan bingung.

Dia pernah pergi ke sekolah, dan para laoshi di sekolah akan mengajarinya ilmu pendidikan. Meskipun dia berpikir bahwa dia sedikit bodoh, dan nenek dekan serta gege nya yang bisa membaca akan mengajarinya, tapi tidak ada yang pernah memberitahunya kata benci. Apa arti kata itu?

Lu Tinghao memeluknya lebih erat dengan hati yang berkecamuk. Dia memberikan ciuman ringan di daun telinganya, "Ingin pulang?"

"Ingin. Aku punya banyak didi meimei. Aku merindukan mereka."

"Oke, kalau begitu aku akan mengambil beberapa hari libur untuk mengantarmu pulang, oke?"

"En en, Tinghao gege, kamu sangat baik."

Keduanya menggosok telinga mereka bersama-sama untuk sementara waktu, dan Ruixi tiba-tiba teringat sesuatu. Dia melingkarkan lengannya di leher Lu Tinghao dan bertanya, "Baru saja, ibumu mengatakan kalau dia ingin menggendong cucu darimu...."

Mengatakan itu, wajahnya memerah. Dia dengan malu-malu mengubur wajahnya dalam pelukannya dan mengerucutkan bibirnya. Dia tahu kalau dia bisa punya bayi, karena dia adalah orang yang sama dengan gegenya. Sejak gegenya melahirkan Xuan Xuan, Ruixi pernah berfantasi untuk melahirkan seorang bayi yang lucu.

Dia mencintai Lu Tinghao, jadi dia bersedia memiliki anak untuknya.

Ketika topik ini tiba-tiba diangkat, Lu Tinghao bertanya dengan sungguh-sungguh, "Melahirkan bayi itu menyakitkan. Apakah kamu tidak takut?"

Dan karena dia ingin tahu tentang orang interseks, dia sengaja pergi ke Baidu untuk mendapatkan pengetahuan lebih. Bagaimana pun juga, seorang interseks bukan lah wanita. Para interseks biasanya akan menderita sakit dua atau tiga kali lebih banyak daripada wanita, dan proses pemulihannya juga akan lebih lambat.

Lu Tinghao merasa bahwa dia bisa menggunakan pengganti untuk melahirkan seorang anak, tidak perlu menempatkan baobei kesayangannya melalui semua rasa sakit itu.

"Tidak peduli seberapa sakitnya, aku bersedia."

Ruixi menjawab dengan tegas.

"Sepertinya Ruixi-ku sangat mencintaiku. Gege juga sangat mencintaimu, oke?"

Omong-omong, mereka berdua tidur di ranjang yang sama untuk sementara waktu, tetapi Lu Tinghao belum pernah menyentuh Ruixi. Sejujurnya, dia enggan menyentuhnya.

Karena dia merasa Ruixi terlalu muda. Dia belum berulang tahun, dan faktanya, dia bahkan baru berusia dua puluh tahun.

Dia selalu ingin menunggu sampai hari ulang tahunnya untuk berhubungan lebih intim dengannya, tetapi Ruixi, bocah ini tidak menyadarinya, dan setiap malam dia akan menggodanya. Sungguh, mandi air dingin dihari yang dingin benar-benar menyiksa.

Misalnya sekarang, Ruixi sedang memegangi wajahnya, dan melihat ke kiri dan ke kanan, menyentuh dan menciumnya. Dia bukan orang suci, bagaimana dia bisa bertahan dengan godaan kecantikkan di depannya?

Dia menepuk pantat Ruixi dengan lembut, dan berkata dengan suara rendah dan waspada, "Bertingkah baik, dan jangan memprovokasi ku."

"Wu.... Tidak mau...."

Suara centil dan lembut ini seperti stimulan yang menusuk tubuh Lu Tinghao. Perutnya terasa panas, dan aliran panas perlahan mengalir ke tubuh bagian bawahnya.

Ruixi selalu mengingat kata-kata Ah Ching di kepala kecilnya. Kalau kamu ingin seorang pria bertanggung jawab atas mu, cara terbaik adalah menjadi miliknya!!!

Kalau kamu memiliki anak atau sesuatu, maka identitas mu sebagai nyonya Lu adalah hal yang pasti.

"Tinghao gege, bisakah kamu memainkan lagu lain untukku?"

"Oke."

Ketika Lu Tinghao kembali duduk tegak dan memainkan jari-jarinya dengan fleksibel di keyboard piano, Ruixi mendengarkan musik dan perlahan menari. Dia telah belajar menari dari video.

Kombinasi alunan lembut piano dan tariannya adalah pasangan yang sempurna. Selain itu, hari ini Ruixi memakai kemeja putih panjang milik Lu Tinghao. Dia mulai menarikan tariannya, ujung bajunya berkibar, seperti peri yang menari.

Pinggang Ruixi lembut dan ramping, dan ada perasaan yang tak terlukiskan saat dia berputar.

Mata Lu Tinghao semua tertuju pada Ruixi. Ekspresinya, nafasnya, matanya, seperti kait yang melilit seluruh tubuhnya, membuat seluruh bagian berteriak dengan liar: Orang ini milikku! Milikku!!!

Ruixi tidak ingat bagaimana dia kembali ke kamarnya, atau bagaimana dia telah dimakan hingga habis oleh Lu Tinghao, karena dia pingsan dengan cepat.

Tapi dia merasa puas, karena dia akhirnya menjadi miliknya...


*****

Ruixi ini kek polos tapi juga licik haha.
Btw spamnya hari ini sampai sini dulu ya, besok lanjut lagi kalau nggak ada halangan. Paling agak sorean.

Selamat malam sabtu ⊂((・▽・))⊃

[END][Bg.2] After Divorce, He Became The Rich Man's Little BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang