Karena malam itu Ruixi menolak untuk pulang dengan Lu Tinghao, dia tertidur dirumah He Yang.
Dan malam ini adalah pertama kalinya Lu Tingfeng tidak tidur dengan He Yang. Alasannya sederhana, karena dia ingin memeluk anak perempuan kakaknya.
Bagaimana bisa ada malaikat kecil yang lucu? Dibawah bulu mata yang tebal dan ramping, ada dua mata hitam besar seperti anggur, dengan kulit lembut seperti kulit telur yang sudah dikupas, wajahnya memerah, dan kuncinya adalah dia sangat patuh. Dia tidak menangis atau membuat masalah, dan dia tidak akan membuat ayahnya yang sudah tua kerepotan sepanjang hari. Siapa yang tidak menyukai jaket empuk kecil seperti ini?
Alhasil, kedua pria itu tidur bersama, benar-benar mengabaikan perasaan istri mereka.
Ruixi merajuk. Kenapa Tinghao gege tidak datang untuk membujuknya? Mungkinkah di dalam hatinya, dia memang tidak sepenting putrinya?
He Yang memandangi tatapan cemberut Ruixi, dan tersenyum, "Ruixi, apakah kamu masih marah? Kamu juga, kenapa kamu cemburu pada anak mu sendiri?"
"Hmph, dia cuma punya anak perempuannya di hatinya, dan aku sepertinya udara yang bisa dibuang. He Yang gege, menurut mu apakah dia akan menceraikan ku dimasa depan?''
"Apa yang kamu pikirkan di kepala mu? Belum lama kamu mendapatkan akta nikah, dan kamu sudah berpikir tentang perceraian? Kalau kamu benar-benar ingin bercerai, meskipun kamu setuju, bisakah kamu melihat apakah semuanya setuju? Kalau paman tahu soal itu, dia mungkin akan mematahkan kaki suami mu."
"Ah! Tidak boleh dipatahkan, tidak boleh dipatahkan. Kalau kakinya patah, apa yang bisa aku dan anak-anak ku lakukan?"
Ruixi fokus pada poin-poin penting, mengetahui kalau dia mencintai suaminya.
"Bodoh, bukan kah tidak apa-apa kalau dia mencintai anaknya? Ini pertama kalinya dia menjadi seorang ayah, jadi kamu harus memperhatikan suasana hatinya, oke?"
"Um."
Dengan nasihat He Yang dalam tiga kata, Ruixi tiba-tiba merasa kalau dia tidak lagi begitu tertekan. Dia ingin bangun, dan pergi ke kamar tamu untuk mencari Lu Tinghao, tapi ditarik oleh He Yang, "Biarkan saja mereka berdua tidur bersama selama satu malam. Siapa yang menyangka aku akan gagal memberikan seorang anak perempuan untuk Tingfeng ge mu, ai!''
Nyatanya, He Yang juga sangat menginginkan anak perempuan. Siapa yang tidak menyukai jeket lembut kecil yang penuh perhatian. Tapi, itu benar-benar bukan keputusannya untuk memiliki anak laki-laki atau perempuan!
Xuan Xuan sudah berumur empat tahun, dan dia sudah cukup masuk akal. Tapi, dia masih tetap tidak bisa melepaskan obsesinya terhadap meimei. Sejak dia tahu kalau Ruixi telah melahirkan seorang anak perempuan, dia berbicara tentang Yao Yao setiap hari, sama sekali mengabaikan kalau dia memiliki seorang didi. Jika didinya tumbuh dimasa depan, dan tahu kalau dia dibenci, dia pasti akan patah hati.
Saat Xuan Xuan kembali dari kelas besar ditaman kanak-kanak, dia tidak peduli makan atau menggoda didinya, tapi langsung bergegas ke kamar di lantai dua. Tubuh kecil itu berjinjit di samping tempat tidur anak-anak dan menatap wajah tidur meimeinya.
"Daddy, kapan meimei bangun?" Xuan Xuan bertanya dengan suara rendah pada Lu Tingfeng yang sedang melipat pakaian anak-anak di sampingnya.
"Tunggu sebantar lagi. Dia mungkin akan bangun saat lapar.''
"En, daddy, aku ingin tidur dengan meimei malam ini."
"Kalau begitu kamu harus bertanya ke papa dan paman Ruixi."
Begitu kata-kata itu jatuh, Xuan Xuan langsung berlari keluar dengan kaki pendeknya.
Di dapur, nenek dekan sedang mengajari mereka bertiga memasak hidangan khas kampung halaman mereka, ikan tupai mandarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END][Bg.2] After Divorce, He Became The Rich Man's Little Baby
RomanceHubungan pernikahan antara He Yang dan Lu Tingfeng dalam ujung perceraian. Lu Tingfeng tidak mencintainya. He Yang telah mencoba ribuan kali, tapi tetap tidak bisa membuat Lu Tingfeng jatuh cinta padanya. He Yang menyeret tubuhnya yang memar dan ber...