Chapter 271 - Adegan Menunjukkan Kasih Sayang dan Ketenaran

2.6K 362 23
                                    

Lu Tingfeng tidak pernah memberi tahu He Yang tentang sisi gelap industri hiburan sebelumnya, mungkin itu karena dia bisa melindungi He Yang dan mengizinkannya untuk mengambil alih industri hiburan.

Tapi apa yang Jin Jia bicarakan malam ini tentang sisi gelap dari industri hiburan yang penuh warna telah memberi He Yang pukulan di hatinya.

Dia belum memutuskan apakah akan melanjutkan syuting setelah melahirkan anaknya.

"Makan dulu makanannya."

Di sebelahnya, Lu Tingfeng membawa sepotong daging ikan, mendesaknya untuk tidak mengobrol dan lupa makan.

"Aku tidak mau makan ikan."

"Bagaimana dengan udang? Aku akan mengupasnya untukmu."

"Aku mau sup ayam. "

"Oke, aku akan memberikannya padamu."

Selama makan, Lu Tingfeng adalah yang tersibuk. Dia mengupas udang sambil mengobrol. Ketika dia melihat sudut mulut He Yang bernoda minyak, dia akan berhenti dan menyeka mulut He Yang dengan tisu.

Jelas mereka tidak menunjukkan banyak kasih sayang, tetapi semua orang yang hadir telah memakan beberapa genggam makanan anjing.

Dan Chen Yinan lebih pendiam.

Jin Jia adalah gadis dengan kepribadian yang mandiri. Dia tidak membiarkan Chen Yinan mengupas kulit udang untuknya, tetapi dia meminta Chen Yinan untuk mengambilkan daun bawang dari makanan di mangkoknya karena dia tidak suka daun bawang.

Mereka adalah dua pasang kekasih yang berbakat dan baik dalam penampilan, membuat para xiongdi lainnya merasa iri.

Hingga He Yang mengatakan bahwa dia kenyang.

Lu Tingfeng meliriknya dan melihat bahwa sayuran di mangkuknya menumpuk seperti gunung. Jelas dia belum makan banyak, tapi dia sudah mengatakan kenyang.

Kalau saat kembali dan ibunya tahu, pasti ibunya akan memarahinya lagi.

"Laopo, bisakah kamu makan beberapa suap lagi?"

He Yang menggelengkan kepalanya, tidak ingin makan lagi.

"Aku kenyang."

"Baobao, ini tiga udang yang baru saja aku kupas untuk mu. Setelah kamu memakannya, kamu tidak perlu makan lagi, oke?"

"Baiklah."

Mengenakan sarung tangan sekali pakai, Lu Tingfeng menyuapi He Yang udang pertama, kedua, dan ketiga, sebelum membiarkannya selesai makan.

Ketika dia melihat semua orang lagi, semua orang tercengang.

Ini terlalu manis.

Baobao?

Menyuapi pakai tangan?

Ini bukan Lu Tingfeng yang dulu. Seperti cinta sudah membuat orang menjadi menjadi buta!!!

Jin Jia dan Chen Yinan baru saja bersama belum lama ini, dan mereka masih dalam masa romansa jatuh cinta. Mereka tampak peduli akan satu sama lain. Tapi, begitu mereka muncul, kedua pasangan baru ini tampak seperti dalam hubungan cinta palsu.

Menolehkan kepalanya untuk melihat Chen Yinan, Chen Yinan tahu bahwa orang yang bertanggung jawab atas urusan saat ini adalah Junjie. Jadi, dia segera memasukkan sayuran ke dalam mangkuknya, dan mengambil sarung tangan sekali pakai untuk mengupas kulit udang, yang membuat nona Jin merasa puas.

[Ini aku rada bingung, author nya emang nulis menolehkan kepala untuk melihat chen yinan, tapi kaya gimana gitu, atau mungkin dia sebenarnya noleh buat liat Ke Junjie.]

Selama proses itu, He Yang berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Ketika dia keluar, dia kebetulan bertemu Jin Jia yang sedang lewat.

Jin Jia berdiri di koridor sambil tersenyum dan menyerahkan sebuah amplop kepada He Yang.

Di dalamnya ada beberapa foto He Yang sedang memungut sampah sebelumnya.

Dia tidak tahu mengapa Jin Jia memilikinya.

"Aku menemukan foto ini ketika aku membersihkan kamar Yinan. Dia menyukai mu sebelumnya. Lihat lah kalimat di balik foto itu."

He Yang dengan naif mematuhi kata-katanya dan membalikkan foto itu.

Kecantikan qing ben, bagaimana aku bisa melewatkannya!

[Kecantikkan Qing Ben bisa berarti seseorang dengan aspirasi tinggi atau cita-cita luhur, dan kemudian datang dari situasi kebejatan, yang berarti menyesali bahwa kualitas baik telah hancur dan terbuang]

Arti dari ini sudah jelas.

"Aku tidak tahu..."

"Tidak apa-apa, He Yang. Semuanya sudah berakhir. Yinan sudah melepaskan itu. Jadi, tidak ada masalah kalau pun dia mengatakannya. Aku yakin dia adalah pria dengan pemikiran yang matang. Kalau tidak, dia tidak mungkin melepaskan itu dan memilih untuk bersama ku."

He Yang tersenyum ringan dan tidak mengatakan apapun.

"Yinan mengatakan cinta pada ku, dan aku mempercainya. He Yang, meskipun kita baru mengenal satu sama lain kurang dari tiga jam, tapi aku bisa melihat kalau kamu adalah orang yang sangat baik, dan kamu memiliki aura yang tidak terlukiskan tentang mu. Itu seperti perasaan lembut tapi kuat, tetapi kamu tidak feminin. Sifat mu memudahkan orang lain untuk menyukai mu, dan aku juga sangat senang bisa bertemu dengan teman seperti mu. Tolong bimbing aku dimasa depan, kakak ipar."

He Yang tersenyum malu. Masa lalu telah berlalu, teman, kamu harus terus melihat ke depan. Dia menyukai gadis yang jujur ini, dan dia percaya kalau mereka bisa menjadi teman yang baik dimasa depan.

...

Lu Tinghao benar-benar bingung dengan Zhou Ruixi baru-baru ini.

Di mana dia belajar cara mengejar orang seperti ini. Dia tidak hanya mengirim bunga atau mengucapkan kata-kata cinta yang manis, atau memasak steak goreng dan membuat steak anggur merah menjadi romantis, atau berlari ke perusahaan untuk menjemputnya dari tempat kerja.

Apakah dia sudah dikalahkan?

Ling Ling Ling....

Telepon berdering, dan Lu Tinghao menekan tombol jawab.

"Tuan Lu, teman kecil mu ada disini lagi, dan sedang bersiap untuk naik lift."

"Oke, aku mengerti."

Orang ini tidak berjaga di toko, apa yang dia lakukan di sini?

Akibatnya, menit berikutnya, Zhou Ruixi mendorong pintu dan masuk dengan kotak makanan dengan senyumam di wajahnya.

"Tinghao gege, ini sup sotong yang aku buat sendiri. Kamu bisa mencobanya."

Melihat rangkaian gerakkan Ruixi yang menyendok, Lu Tinghao menghentikannya sambil tersenyum, "Ruixi, aku sekarang sedang sibuk. Aku akan memakannya nanti. Kenapa kamu disini? Bukankah tokonya sedang sibuk?"

"Tidak apa-apa, Ah Ching sedang berjaga di toko."

"Oh, apakah kamu sudah makan?"

"………Be.... Lum………."

Sup ini dia buat menggunakan panci presto yang dia beli secara sengaja di supermarket. Dia telah memasak sup di dapur selama satu jam, dan kemudian seharian membawanya pergi tanpa memperdulikan kalau dia sendiri belum makan. Yang terpenting Lu Tinghao bisa memakannya beberapa teguk saat jam makan siang.

"Apakah kamu bodoh? Sekarang sudah hampir jam satu siang. Apakah kamu tidak takut kelaparan dan sakit perut?"

Lu Tinghao tiba-tiba meninggikan suaranya. Dengan raungan seperti itu, Ruixi menundukkan kepalanya dengan sedih dan cemberut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

[END][Bg.2] After Divorce, He Became The Rich Man's Little BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang