6. Make a Wish

2.5K 272 39
                                    

Setelah mimpi buruk semalam, Aldebaran kembali tidur nyenyak.. sangat nyenyak dipelukan Andin.

Pukul 04:20 WIB Andin terbangun lebih dulu. Andin mencoba membuka matanya perlahan dan menyalakan lampu kamar, matanya mengerjap berusaha membiasakan dengan sinar lampu yang masuk ke retina mata indahnya.

Saat ia menoleh kesamping, masih dalam posisi yang sama seperti semalam dan tidak berubah sedikitpun, sang suami masih setia tidur memeluknya. Andin pun tidak tega bergerak banyak takut membangunkan tidur Aldebaran.

"Hehehe.. kayak bayii.. mirip banget sama Askara..". Andin tertawa dan bergumam dengan suara sangat pelan.

"Pantes aku jatuh cinta banget sama kamu mas.. dua tahun tanpa kamu rasanya seperti neraka mas..". Sembari menyentuh alis tebal rapi milik sang suami, kemudian berlanjut menyentuh hidung mancung Aldebaran yang menjulang tinggi dan berakhir di bibir penuh berwarna pink kecoklatan milik sang suami.

Mata Andin terkunci disana sangat lama, telunjuknya menyentuh garis bibir Aldebaran samar.. tiba-tiba terbersit keinginan dalam hati Andin untuk mengecup bibir Aldebaran.

"Cupp..". Sebuah tindakan tiba-tiba yang membuat Andin sendiri kaget dengan apa yang telah ia lakukan.

 Sebuah tindakan tiba-tiba yang membuat Andin sendiri kaget dengan apa yang telah ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andin membungkam mulutnya rapat-rapat.. ia ingin berteriak dan mengatai dirinya sendiri gila. Bagaimana dia bisa begitu nekat.

".. tapi gak papa dong kan mas Al juga suami aku..". Pembelaan Andin dalam hati.

Tak ingin terlalu lama larut dalam rasa terkejut atas tindakan maling ciumannya, Andin ingin segera membangunkan Aldebaran untuk shalat subuh..

"Mas.. mas.. sayang bangun yuk shalat subuh..". Panggil Andin sangat lembut sembari membelai pipi Aldebaran pelan.

"Ehhh tapi ini kok pipi mas Al anget ya.. badannya sumeng deh ini..". Ucap Andin sambil memeriksa kening dan leher sang suami untuk memastikan.

"Sayangg.. mas.. kamu demam ya.. kok badannya anget mas". Andin masih berusaha membangunkan Aldebaran, dia panik.

Aldebaran yang mulai bereaksi dan sedikit membuka matanya. "Jam berapa.. sekarang?". Tanya Aldebaran dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Jam setengah 5 mas, makanya aku bangunin kamu buat shalat subuh.. tapi ini kok badan kamu anget". Jawab Andin dengan raut wajah khawatir.

"Uhhh.. udah pagi, saya gak papa..". Jawab Aldebaran sembari mengubah posisinya agar sedikit duduk bersandar di dashboard ranjang.

"Gak papa gimana sih mas, orang anget gini..". Jawab Andin masih ngotot bahwa Aldebaran sakit.

"Kan saya yang rasain.. cuma sedikit pus..". Belum selesai kalimatnya sudah dipotong oleh Andin.

"Tuh kan pusing, sini deh aku ukur dulu suhunya..". Andin beranjak dari ranjang, berjalan menuju laci meja riasnya mengambil sebuah kotak putih yang merupakan kotak P3K dan mengeluarkan termometer untuk mengukur suhu tubuh suaminya.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang