8. Aceh

2K 232 44
                                    

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih hampir 3 jam, akhirnya Aldebaran sampai di bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh.

Di sana Aldebaran telah di tunggu dan di jemput oleh karyawan yang merangkap sebagai asisten pribadinya.

Bisa dikatakan Rizal adalah orang kepercayaannya di sini. Setelah Rendy menjadi istri ke dua Aldebaran, Rizal adalah kandidat kuat sebagai yang ke tiga wkwk.

Tidak terbayang jika Aldebaran, Rendy, dan Rizal berkolaborasi akan jadi se epic apa visual dan kinerja mereka, si A dan duo R.

Di dalam mobil Aldebaran menanyakan beberapa hal tentang urusan pekerjaan dan juga keluarganya.

"Kantor gimana Zal, semua aman kan?"

"Aman pak, semua pekerjaan tidak ada kendala.. hanya saja..". Ucap Rizal menggantung.

"Hanya saja kenapa Zal?". Tanya Aldebaran penasaran.

"Tuan Malik datang ke kantor dengan beberapa lawyer dan ajudannya pak". Jawab Rizal akhirnya.

"Lawyer?.. kenapa ayah tiba-tiba panggil lawyernya..". Ucap Aldebaran bertanya-tanya.

"Dari kabar yang saya dengar, sepertinya ini tentang pembuatan surat wasiat pak..". Jelas Rizal kembali sembari terus mengendarai mobil dengan hati-hati.

".. aneh sekali, kenapa begitu tiba-tiba". Jawaban Rizal semakin membuat Aldebaran bertanya-tanya.

"Kalau bunda bagaimana Zal?.. saya sengaja tidak mengangkat telephone dari bunda karena takut ayah yang menjawab.. saya tidak ingin ada perdebatan sebelum saya sampai di rumah".

"Kabar yang saya dapat dari asisten rumah tangga di rumah bapak, katanya ibu sehat, tapi.. ibu tidak napsu makan dan banyak melamun semenjak tau kabar dari mbak Jingga kalau bapak bertemu dengan istri dan keluarga bapak di Jakarta". Terang Rizal panjang.

"..bunda..". Aldebaran menggigit bibir bagian dalamnya, ia merasa gelisah dan khawatir pada sang bunda.

"Maafkan Biru bun..". Ucap Aldebaran dalam hati.
_______

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit dari bandara, Aldebaran telah sampai di kantor PT BJ Bachtiar.

Aldebaran memang memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan singgah terlebih dulu ke kantor untuk memeriksa laporan dan berkas penting yang telah ia tinggal selama 2 hari.

Setelah dari kantornya, Aldebaran meneruskan ke galeri Garuda I karena ada rapat dengan beberapa seniman terkait pameran seni mereka di Garuda I.

Setiap tahunnya galeri Garuda memang selalu menyelenggarakan pameran terbuka bagi para seniman-seniman berbakat.

Pameran ini diselenggarakan setiap akhir tahun menjelang awal tahun baru. Dan tempatnya pun bergantian, kadang di Bali.. kadang juga di Aceh, dan kali ini giliran galeri Garuda I yang menjadi tempat penyelenggaraan pameran tersebut.

Para seniman bebas mendaftar, dan nantinya akan di evaluasi oleh staf, kurator, dan juga direktur beserta petinggi musium.

Aldebaran selaku komisaris memang tidak terlibat langsung, tapi ia selalu bersemangat dan ingin ikut memantau persiapan pameran.

"Zal kita langsung ke galeri ya.. pasti mereka sudah menunggu".

"Baik pak". Jawab Rizal yang langsung melajukan mobilnya menuju galeri.

"Pak..".

"Kenapa?".

"Sepertinya ibu tidak bisa hadir di rapat ini pak, saya mendapat kabar kalau sekertaris ibu yang mewakilkan sebagai bahan pertimbangan ibu nanti". Jelas Rizal.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang