Hari pertama..
Hari kedua..
Hari ketiga..
Hari keempat..
Telah Aldebaran dan Andin habiskan bersama dengan penuh suka cita. Hari-hari di Jepang di manfaatkan Aldebaran dengan sangat baik untuk memanjakan dan membahagiakan Andin.
Aldebaran dan Andin pergi ke banyak tempat wisata, makan makanan enak yang belum pernah mereka coba sebelumnya, dan satu hal yang tidak boleh ketinggalan adalah membeli barang dan oleh-oleh untuk anak, orang tua dan orang-orang tercinta mereka di Indonesia.
Hari ini adalah hari kelima mereka berada di Jepang, dan hari ini pula Aldebaran berjanji kepada Andin akan menunjukan kejutan yang telah ia siapkan tempo hari.
"Ndin, udah siap?".
"Masss.. sini deh, coba pegang". Andin mengambil tangan kanan suaminya dan meletakkan tangan itu di atas dada kirinya.
"Kerasa gak?".
"Iya, kok detaknya kenceng banget, kamu sakit ya?". Aldebaran merasakan detak jantung istrinya yang tak normal.
"Nggak mas, nggak sama sekali, aku malah excited, penasaran, gugup, bahagia, ahhh pokoknya campur aduk". Andin terlihat begitu kegirangan hingga ia berputar-putar di depan Aldebaran dengan sangat imut.
"Hehh Andin kalem, kamu kan belum tahu kejutannya apa, nanti kecewa loh kalau kejutannya gak seindah imajinasi kamu". Aldebaran memegang pundak Andin agar istrinya itu berhenti berputar.
"Nggak, aku gak mungkin kecewa mas, aku tahu kualitas suami aku..". Andin mengambil tangan Aldebaran dari pundaknya dan melingkarkan tangan itu ke pinggangnya sendiri.
"..hal paling sederhana dari kamu aja aku selalu takjub dan bahagia, apalagi ini, sesuatu yang sudah kamu siapkan jauh-jauh hari". Andin mendekat dan mencium rahang tajam Aldebaran, cupp.
"Aku tahu kamu gak pernah main-main tentang membahagiakan aku mas, makasih".
"Terimakasih juga karena kamu selalu menghargai semua usaha saya, sekecil apapun itu". Mereka saling berpelukan dengan lekat.
"Sama-sama sayang..".
"Kita berangkat sekarang, udah siap kan?". Aldebaran mengurai pelukan mereka.
"Ahh mas bentar, aku belum masukin barang-barang kita".
"Ngapain, gak perlu Andin".
"Loh katanya kita nginep?".
"Iya nginep, tapi saya udah siapin semuanya!".
"Beneran mas?".
"Iya bener, ayok Andin.. keburu siang nanti". Aldebaran menggandeng dan menarik tangan Andin keluar kamar.
Saat sampai di loby hotel, Aldebaran menyuruh Andin untuk menunggu sebentar, sedangkan Aldebaran pergi menemui seorang pegawai hotel yang ia mintai tolong tempo hari.
Andin duduk di salah satu sofa yang ada di loby, ia menggoyang-goyangkan kakinya seperti anak kecil.
"Ndin, yuk!". Panggil Aldebaran yang menghampiri Andin dengan membawa sebuah tas warna coklat.
"Udah mas?, kok cepet".
"Iya, saya cuma ngambil ini sama minta mobil kita di siapkan".
"Emang itu apa mas?".
"Nanti kamu juga tahu sendiri, udahlah ayok!". Aldebaran menggandeng tangan Andin dan membawa wanitanya itu keluar.
Mereka menunggu di teras loby hotel, Andin tak henti-hentinya bersenandung dan menghentakkan kakinya beberapa kali, tanda bahwa ia sangat bahagia saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember You
RomanceCerita ini berlatar setelah kepergian Aldebaran ke Amerika, pesawat yang ditumpangi Aldebaran jatuh dan hilang bersama puluhan penumpang lainnya. Hingga 2 tahun berselang sosok Alexander Biru Bachtiar muncul. Andin mengisi kekosongan suaminya dalam...