9. Asi

4K 291 76
                                    

...

Tidak ada jawaban saat Aldebaran mengetuk pintu kamar beberapa kali, kemudian ia berinisiatif langsung masuk karena takut terjadi apa-apa kepada bunda mengingat perkataan bibi tadi.

Saat masuk ke dalam kamar tidur sang bunda, Aldebaran melihat bunda sedang tertidur menggunakan mukenah di atas sajadah sambil memeluk figura berisi foto ayah, bunda, Jingga, dan juga dirinya.

Aldebaran memutuskan tidak ingin membangunkan tidur bunda. Aldebaran mengambil perlahan figura tadi dan meletakannya kembali ke atas meja kecil di samping ranjang, kemudian kembali untuk memindahkan bunda agar bisa tidur dengan nyaman di ranjang.

Tapi belum sempat Aldebaran mengangkat tubuh bunda sepenuhnya, bunda sudah terbangun dan setelah menyadari siapa orang yang ada di depannya bunda seketika menangis.

"Ya Allah anak bundaa.. kamu pulang nak, bunda kangen sama kamu Biruuu.. bunda nunggu kamu pulang nak.. maafkan bundaa..". Ucap bunda selagi menangis sambil memeluk tubuh tegap Aldebaran.

"..maafkan bunda nak, maafkan ayah mu.. maafkan kami..". Ucap bunda terus menerus, benar-benar merasa bersalah.

Kalimat yang sama terus menerus diucapkan oleh bunda, mengisyaratkan bahwa ia sangat menyesal telah membohongi Aldebaran selama ini, sehingga membuat Aldebaran tidak dapat menemukan keluarganya yang asli selama dua tahun lebih.

Aldebaran yang dari awal sebelum berangkat dari Jakarta dan kembali ke Aceh sudah menyiapkan kalimat dan pertanyaan apa saja yang akan ia tanyakan, seketika pertanyaan-pertanyaan itu lenyap.

Isi kepalanya blank saat melihat perempuan paruh baya yang selama dua tahun ini ia panggil dengan sebutan bunda, wanita yang menyayanginya seperti layaknya ibu kandung kepada anaknya menangis di pelukannya dengan wajah dan suara bergetar karena rasa bersalah dan menyesal.

"..ssttt bunda sudah, bunda tenang dulu..". Aldebaran menuntun bunda agar duduk di tepian ranjang.

Setelah sedikit tenang, bunda meraih figura yang ia peluk saat tidur tadi dan membuka bagian belakang figura tersebut.. ternyata di sana terdapat foto Biru yang asli.

Aldebaran mengenalinya karena Andin pernah memperlihatkan foto tersebut saat di Bali.

"..ini Biru..". Ucap bunda menunjuk foto kecil berukuran 4×6 cm.

"..tapi ini juga Biru..". Ucapnya memegang tangan Aldebaran.

"..kalian Biru nya bunda, bunda sudah sayang sama kamu seperti bunda sayang ke Biru dan Jingga..".

"..maafkan bunda ya nak.. karena sayang, bunda malah jadi khilaf dan berbohong sama kamu.. padahal bunda tau kebohongan bunda dan ayah selama ini menyakiti kamu, kami jadi serakah dan egois". Ucap bunda penuh sesal sembari terus memegang erat tangan Aldebaran.

Banyak hal-hal yang di ceritakan bunda pada Aldebaran, dari pertama kali mereka menemukan Aldebaran.. merawat Aldebaran sampai sembuh dan mereka juga sebenarnya membawa terapis untuk mengobati trauma psikis dan juga amnesia Aldebaran.

Tapi dulu sekali Aldebaran sendiri yang menolak pengobatan, karena setiap kali menjalani terapi dia merasa sangat ketakutan saat mengingat momen paling kelam dalam hidupnya.

Dan dari sinilah muncul keinginan ayah dan bunda untuk memiliki Aldebaran seutuhnya sebagai Biru.

Bahkan Aldebaran sendiri lupa akan hal itu, karena terapi juga menjadi hal yang sangat menakutkan untuk dirinya.

Tanpa perlu repot-repot bertanya, Aldebaran telah mendapatkan jawabannya langsung dari sang bunda.

Niat awal Aldebaran kembali ke sini memang tidak ingin membuat pertengkaran atau adu argumen yang berujung saling menyalahkan.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang