IRIS | 7

7.8K 742 22
                                    

Aku repost Bara Naya siapa tahu pada mau baca. Nanti kalo udah kelar, mau aku unpub lagi soalnya 😁

Btw, IRIS part 29 - 32 udah aku up di Karya Karsa ya 🤗

Jangan lupa vote & komen..

***

BAGIAN 7

***

Suara decakan bibir yang saling beradu mesra itu memenuhi seisi mobil yang berhenti di depan sebuah gerbang rumah minimalis berlantai dua dengan halaman depan yang cukup luas. Si wanita bahkan tak canggung untuk duduk di atas pangkuan sang kekasih yang masih memagut bibirnya mesra. Sementara tangan sibuk bergerilya menyusuri tubuh si pria yang masih berbalut pakaian lengkap.

"No!"

Terdengar suara decakan dari si wanita saat tangannya gagal menurunkan resleting milik kekasihnya.

"Hanya ciuman, Tania. Tidak lebih."

Tristan mengecup bibir Tania sebelum bergerak menurunkan tubuh wanita itu dari atas pangkuannya.

"Kenapa?"

Tersenyum manis, Tristan lantas mengusap surai panjang wanita cantik disisinya sebelum menyingkirkan seat belt yang menghalangi ruang geraknya sejak tadi.

"Karena aku mencintai kamu dan aku nggak mau merusak wanita yang aku cintai."

Terdengar suara desah panjang Tania. Dengan kepala yang menyandar ke belakang, wanita itu terlihat memejamkan mata sejenak sebelum berbalik menatap ke arah Tristan.

"Kalau gitu nikahi aku, Tris!" raungnya dengan wajah frustasi. "Delapan tahun. Sudah selama itu kita berhubungan dan kamu masih belum tahu juga mau dibawa kemana hubungan ini?"

Selama delapan tahun menjalin hubungan, mereka tidak pernah melakukan lebih dari sekadar ciuman. Dan apa yang Tania lakukan barusan tidak lebih karena wanita itu sudah sangat frustasi menghadapi hubungannya dengan Tristan yang hingga detik ini belum memiliki kejelasan apapun. Bahkan Tania pernah berpikiran gila seperti hamil duluan mungkin supaya orang tua sang kekasih menerimanya sebagai menantu. Tapi ia yakin jika rencana gila itu tidak akan pernah berhasil karena Tristan cukup kuat iman dan akan selalu mengingatkan dirinya seperti barusan. Ah, kecuali jika dia berhasil menjebak Tristan untuk tidur bersama.

Melihat kediaman pria di sampingnya, Tania hanya bisa kembali berdecak.

"Bunda masih memaksa kamu buat menikahi wanita sialan itu?" maksudnya Iris. Saingannya dalam merebut hati Naila sekaligus adik tingkat dirinya dan Tristan saat kuliah dulu. Ya, mereka berkuliah di universitas yang sama. Disana lah dia mengenal Iris yang terkenal pendiam sebagai benalu di hidup sang kekasih.

"Jadi benar, Tris?"

Menghembuskan napas kasar, Tristan mengangguk membenarkan. "Tapi aku menolak dan tetap berusaha meyakinkan Bunda tentang hubungan kita."

"Dan akhirnya Bunda tetap nolak aku 'kan?"

Lagi-lagi mendapati kediaman sang kekasih, Tania pun hanya bisa tertawa nelangsa.

"Apa karena latar belakang keluargaku yang nggak sekaya kalian?"

Tristan menggeleng cepat. "Bukan seperti itu, Tania." karena dia sendiri pun tidak tahu mengapa ibunya membenci Tania. Yang ia tahu, ibunya tidak pernah memandang rendah orang lain. Padahal dilihat dari segi manapun, kekasih yang ia pilih jelas jauh lebih baik dari Iris yang hanya benalu di keluarganya. Setidaknya Tania memiliki otak pintar yang membuat kekasihnya itu selalu mendapatkan beasiswa sejak duduk di bangku SMA. Tidak seperti Iris yang bisanya menyusahkan hidupnya padahal kenal dekat saja tidak.

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang