Chapter 08 - Mask

5 1 0
                                    

15:55

Nano melambai pada ke tiga sahabatnya saat sudah sampai di depan rumah.

Nano tinggal di komplek Green, sesuai dengan namanya kalau komplek itu memiliki banyak tumbuhan hijau

Nilo tinggal di komplek Blue, karena di sana banyak sekali air mancur dan taman air.

Nadi tinggal di komplek Flower, sebab di sana ada banyak sekali bunga-bunga yang tidak hanya indah namun juga langka.

Sedangkan Teiga tinggal di komplek Animals, saking banyaknya orang yang memelihara berbagai macam binatang premium.

Tasnya yang melorot disampirkan ke bahu lagi. Dia berdiri di sana cukup lama, lalu masuk ke dalam rumah setelah ada dua orang berjas hitam membukakan pintu untuknya.

Masuk ke ruang tamu rumahnya, akan langsung disambut oleh foto keluarga super besar yang terdiri dari dirinya, Ayah, dan juga Ibunya.

"Ada yang, Tuan, butuhkan?" tanya pelayan berpakaian hitam selutut dengan aksen putih saat melihat kedatangan anak majikannya.

"Enggak. Nanti kalau saya butuh sesuatu, saya panggil, Bibik."

"Baik, Tuan." Pelayan berusia sekitar dua puluh lima tahun ke atas itu menundukkan kepala lalu pergi dari sana.

"Aku mau kita cerai!"

"Udah aku bilang berkali-kali sama kamu kalau aku nggak mau!"

"Daripada kita terus berantem, jalan terbaik cuma cerai! Aku tuh udah capek sama kamu yang egois dan seenaknya sendiri!"

"Kamu juga yang mulai duluan! Kamu yang nuduh aku selingkuh padahal enggak!"

"Enggak dari mana?! Kemarin aku lihat kamu lagi makan bareng sama cewek lain di restaurant!"

"Aku enggak cuma berdua! Yang lain pada belum datang!"

"Kamu cuma punya alasan itu, hah?!"

"Terserah kamu mau ngomong apa! Yang terpenting aku enggak pernah nyelingkuhin kamu! Aku udah mencoba merubah apa yang nggak kamu suka! Tapi, apa balasan kamu?! Kamu nggak pernah ngelihat, percaya, dan ngehargain aku! Kamu pikir bercerai itu mudah?! Gimana sama Nano?!"

"Udah pasti Nano bakal ikut aku karena aku ibu kandungnya!"

"Bukan itu maksudku! Aku mempertahankan pernikahan ini supaya Nano bisa terus memiliki keluarga yang utuh! Kamu terus meminta cerai, tapi apa kamu memikirkan akibatnya nanti?!"

Seperti biasa, ke dua telinganya dibiarkan seolah-olah tuli tanpa mau mendengar apapun saat melewati kamar orangtuanya.

Tidak menoleh atau berhenti, Nano langsung menuju kamarnya yang ada di paling ujung dari lima kamar yang berjejer lalu masuk ke dalam ruangan favoritnya.

Ruangan pakaian yang kedap suara.

Laki-laki bermata cokelat terang itu merebahkan dirinya di atas bad kasur berukuran besar. "Kalau mau cerai, ya, cerai aja kali. Nggak usah mikir gimana nasib anak-anaknya, toh gue juga udah nyiapin tabungan buat minggat."

|||

16:00

Tok

Tok

Tok

Tepat setelah mengetuk pintu, Nilo masuk ke dalam kamar sang mamah yang terbaring di atas bad kasur menghadap ke arah berlawanan.

Setiap melihat wanita setengah baya di depannya, hatinya terasa tersayat berulang kali. Matanya selalu berkaca-kaca, tapi airnya tidak sampai turun membasahi.

Tita in Human SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang