The Rules

228 4 0
                                    

Pagi yang cerah di kota metropolitan dengan rumah sederhana, namun tampak asri dan nyaman terdapat gadis cantik sedang memakan camilan dengan lahap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang cerah di kota metropolitan dengan rumah sederhana, namun tampak asri dan nyaman terdapat gadis cantik sedang memakan camilan dengan lahap.

Hari ini salon tutup, aktivitas yang dilakukan Kyla saat pagi adalah ngemil sambil nonton Kdrama.

"Kasihan banget cowoknya, milih si cewek perokok itu jadi penyanyi lagi." gumamnya seraya menatap iPad miliknya.

Setelah Kyla menuntaskan aktivitas nonton film. Saatnya ia bebenah rumah hingga rapih dan bersih, pasalnya Kyla itu sangat benci kotor.

"Kyla jangan lupa itu sampahnya di buang!"

"Dek, jangan lupa habis makan cuci piringnya!"

"Kyla, papi mau berangkat kamu ngga usah bebenah. Jangan nurutin mamih, kita punya banyak pembantu."

"Ih, papi! Gimana anaknya ngga mau manja coba?"

"Mi, kan kita banyak uang juga buat bahagia si cantik."

"Au ah papi!"

Kyla tersenyum mengingat kejadian papi dan maminya bertengkar kecil karenanya. Mami Loly yang selalu membuatnya jadi anak mandiri, dengan papi Ganish yang selalu membuatnya dimanja layaknya puteri kerajaan.

Andaikan, semua itu tidak terjadi. Ketika Ganish dilarang pergi untuk menelusuri kota kecil di desa itu, mungkin orangtuanya hidup hingga saat ini dan Kyla tidak merasakan sendiri dan terpuruk.

Kyla, anak sematawayang yang selalu bahagia memiliki keluarga harmonis. Harus merasakan pahitnya kehilangan bahagianya dan hidup mandiri di kota metropolitan.

Rumah yang selalu ia rindukan, sudah diambil alih oleh pembeli karena Kyla menjual seluruh aset di dalam rumah itu dan membeli rumah sederhana di kota.

"Andai kalian masih ada, mungkin kita sudah berkeliling kota bersama dan mengabadikan momen itu." lirih Kyla menatap layar iPad yang menjadi satu-satunya benda kesayangan dari papinya.

"Papi di mana? Mami udah di surga ninggalin aku sendiri...."

Kyla tertidur pulas hingga akhirnya senja pun datang.

☆☆☆☆

Kyla terbangun di saat pintu rumahnya diketuk oleh seseorang.

"Astaga, udah jam sembilan!"

Selama itukah Kyla tidur?

"Iya-iya, sebentar!!" pekik Kyla saat pintunya kembali diketuk lebih kencang.

"Siapa ya?" Kyla membuka pintu dan kembali bertemu dengan pria yang bertemu dengannya di rumah sakit.

Pria itu berdeham, lalu Kyla sadar langsung mengizinkan ia masuk ke dalam.

"Mohon maaf menganggu waktu istirahat anda, Nona. Sepertinya anda merasa familiar dengan saya." ujarnya dengan wajah datar.

Kyla mengernyitkan dahinya, menatap pria berpakaian serba hitam itu dengan bingung. "Ada perlu apa ya?"

"Saya diamanahkan untuk memberitahu, bahwa nanti ada seseorang yang akan menjaga anda setiap saat." ujar pria itu memberikan sebuah kertas berisi surat perjanjian.

"Ini apa?"

"Mohon tandatangan saja Nona, tenang saja kami ada di pihak anda."

"Saya sungguh merasa bingung, tapi bukannya tidak boleh sembarangan percaya dengan orang lain?" jelas Kyla berusaha menahan emosi.

Pria itu mengangguk. "Perkenalkan saya Pedro, bawahan sekaligus orang kepercayaan tuan Ganish."

Deg

Kyla langsung menjatuhkan diri di sofa. " Di mana keberadaan beliau?"

Pedro hanya diam.

"Jangan diam saja, mohon katakan di mana papi saya?"

"Tuan Ganish aman dan saat ini saya diminta untuk anda tandatangani surat perjanjian."

Kyla mengernyitkan dahinya. "Oke, saya tandatangani surat ini."

"Baik, saja izin undur diri Nona. Sebaiknya mulai saat ini Nona hati-hati dalam bertindak ataupun aktivitas di luar." Pedro memasukkan kertas itu dalam sebuah koper yang tak luput dari pandangan Kyla.


"Papi mau nyaleg, kah?" lirih Kyla dengan wajah polos.

Pedro hanya tersenyum menggelengkan kepala. "Tidak, Nona."

Kyla menghela nafas gusar. "Apapun tujuan papi, pasti untuk kebaikan diriku."

Dalam hati Pedro mengiyakan ucapan Kyla lalu pamit. Sementara itu, Kyla tengah gusar di kamarnya.

"Apa bilang ya sama Kenzy?" Kyla menatap langit-langit rumahnya lalu tak lama ia terlelap.


TBC

Hello, Mr Tian!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang