Movie's Date

33 3 0
                                    

Kyla menatap Tian heran. "Bioskopnya kok sepi mas?"

Tian berjalan ke seat D 12-13 tidak menjawab keheranan gadis itu. Ia memilih fasilitas premier di mana harga tiketnya cukup mahal.

"Mau duduk apa tiduran?" Tian menatap Kyla yang keheranan.

"Tiduran kayaknya seru hehe." Kyla mengambil selimut dan bantal.

Ia berasa di hotel VVIP yang menyediakan tempat untuk menonton. "Kalau mau tambah minum bilang aja ya."

Kyla mengangguk antusias, tidak lama kemudian tayangan film mulai muncul. Tian sendiri merasa bahwa jantungnya berdetak lebih kencang.

'Bisa gila kalau gini terus!!' jerit Tian melirik wajah Kyla yang fokus pada opening yang diputar.

Kyla menatap Tian heran. "Kenapa?"

Pria itu terkisap seraya menggelengkan kepala. "Ngga apa-apa."

Selepas mereka menonton, Tian selalu mengumpat dalam hati mengagumi kecantikan Kyla.

"Mau makan?" Tian menatap Kyla dibalas anggukan.

Biasanya, perempuan selalu mengucapkan kata sakral 'terserah'. Beda dengan Kyla, ia memiliki pilihan dan mendengarkan pendapat orang lain.

"Mau udon aja." Kyla menunjuk salah satu restoran di depan mereka.

Tian mengangguk, sebenarnya bisa saja ia makan di tempat lain. Tentunya, dengan penampilan restoran yang khas dan bisa memilih ruangan private.

"Oke."

☆☆☆☆

Malam ini, Kyla tidak nyenyak dalam tidurnya. Ia mengalami mimpi buruk, di mana kejadian beberapa tahun silam saat seluruh asetnya disita dan kehilangan maminya terulang.

"Ya ampun!!" jeritnya seraya terbangun dari tidurnya.

Wajahnya pucat pasi dengan keringat mengucur deras ke seluruh badan. Bahkan, bajunya juga ikut basah.

"Kenapa lagi ini??" tanyanya frustasi.

Merasa haus, Kyla berjalan menuju pantry dan mengambil air kemasan dari dalam kulkas.

"Nikmatinya."

Mata Kyla memicing, ia merasa bahwa kemarin letak brankas milik papinya dalam keadaan terkunci. Dengan sigap ia langsung menelpon seseorang.

"Hallo? Kenapa Kyla?"

"Kyla??"

"Are you okey?? Saya ke sana sekarang!!"

Kyla hanya menutup mulutnya lalu menatap nanar ke arah benda paling berharga.

"Goddammit!!!"

Jeritan itu terdengar sangat memilukan, sepuluh menit kemudian rumahnya diketuk oleh seseorang.

"KYLA BUKA PINTUNYA!!" tegur seorang pria yang ia kenal.

Kyla berjalan dengan cepat lalu membuka sandi dengan tangan gemetar.

"Mas!!" jerit gadis itu langsung memeluk tubuh Tian hingga hampir jatuh.

Tian yang bingung langsung mengiring Kyla masuk ke dalam. "Cerita sama saya, kamu itu kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

Kyla mengangguk, tak lama dirinya terisak wajahnya juga memerah.

"S-ser-sertifikat rumah ini h-hilang ma-mas!!" jerit Kyla seraya menjambak rambutnya.

Tian melotot. "Siapa yang masuk ke rumah?!!"

"Ngga tau! Tadi tidur!!" sentak Kyla menghapus air matanya.

Tian mengambil ponselnya. Menghubungi seseorang. "Periksa seluruh kamera cctv di jalan XX no. X!! Cari pelakunya, pastikan semua orang atau kendaraan yang berlalu terekam hingga ke pelaku."

"Siap, Tuan!!"

"Lima belas menit!"

Tian mematukan ponselnya lalu menatap Kyla iba. "Kamu tenangin dulu ya, saya udah suruh orang buat cari pelaku."

Kyla mengangguk. "Mas ... aku takut!"

Kyla meringkuk di sofa dengan badan gemetar, Tian langsung memeluknya memberikan energi positif dengan kata-kata yang menenangkan.

"Jangan menangis lagi, ya?" Tian merayu Kyla yang termenung dengan wajah merah.

Kyla mengangguk perlahan. "Siapapun itu pasti dalang dari kejadian dulu."

Tubuh Tian bergeming seketika, sebenarnya ia sudah curiga dengan seseorang. Namun, ia harus meyakinkan Kyla dan mengumpuljan seluruh bukti.

"Kamu pasti bisa lewatin, jangan khawatir ok? Saya di sini ngga bakal ninggalin kamu. Tidur ya ...."

Tian mengecup dahi Kyla tiga kali, mereka melakykannya dengan sadar.

"Mas, nginep sini ya?" mohon Kyla memasang wajah imutnya.

Tian meneguk ludahnya kasar, pria itu malah terjebak dengan bibir ranum milik Kyla.

"Saya di sini."


Tbc

Hello, Mr Tian!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang