R U Seriously?!

28 3 0
                                    

Tian mengetuk jemarinya di atas meja, seraya menyesap kopi gayo buatan gadis itu. Satu jam berlalu menunggu Kyla yang belum usai mandi.

"Mandinya pakai kembang tujuh rupa kali ya?" gumam Tian menatap arah pintu kamar Kyla.

Tian hanya membayangkan bagaimana reaksi Bundanya terhadap Kyla. Semoga wanita itu cocok dengan pilihannya, pun Kyla tidak tahu yang sebenarnya.

Ctak

Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan Kyla yang tengah gugup. Pandangan Tian menuju tampilannya, dengan mata tajam seakan ingin menerkam.

'Cantiknya.' puji Tian dalam hati.

"Mas Tian kenapa?" tanya Kyla heran menatap mata elang Tian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mas Tian kenapa?" tanya Kyla heran menatap mata elang Tian.

Tian berdeham lalu menggelengkan kepalanya. "Cukup menarik."

"Apanya?"

Tian merutuki kebodohannya lalu menggelengkan kepala. "Nggak apa-apa, ayo!"

Mereka berdua berjalan keluar menaiki mobil SUV hitam milik pria itu.

Tanpa ada rasa curiga, Kyla hanya tersenyum sesekali menatap Tian.

"Ganteng juga ya?" puji Kyla berbisik pada dirinya.

Mereka berdua juga tidak sadar, bahwa jantungnya juga sama berdebarnya. Apa Tian sudah memilih Kyla menjadi kekasihnya?

"Sebelumnya saya belum kasih tahu ke kamu, kita akan ke rumah saya menemui orang tua saya di sana." jelas Tian fokus ke jalan raya yang agak padat.

Kyla menatap Tian dengan bingung. "Ada acara apa?"

Tian berdeham sebenarnya ia gugup dan takut Kyla marah.

"Saya menolak perjodohan yang selalu dilakukan Bunda, maka dari itu saya minta tolong kamu untuk berpura-pura menjadi kekasih saya." jelas Tian dengan nada sedikit memohon.

Mata Kyla membulat seketika. "Kenapa nggak bilang dari awal!!"

"Itu masalahnya, Kyla."

"Kenapa?"

"Pasti kamu akan menolak permintaan saya, jadi saya mohon bantu saya sekali."

Ucapan Tian terdengar seperti frustasi, Kyla juga bingung harus bagaimana. Ia ingat bahwa Tian sangat banyak membantunya, padahal mereka bukan siapa-siapa. Hanya orang asing, yang kebetulan akrab dengan Papinya.

"Oke, aku bantu." putus Kyla dengan wajah mantap.

Tian menoleh seketika. "Beneran?"

"Iya, aku serius."

"Terima kasih ya, Kyla. Setelah ini kamu mau apa saja saya berikan." ujar Tian berlebihan membuat Kyla bingung.

"Nggak usah begitu Mas, anggap saja ini sebagai tanda terima kasih udah sering bantu."

Tian yang mendengar itu sangat lega, pasalnya Kyla bukan termasuk gadis gampangan yang bisa ditipu.

☆☆☆☆

Sesampainya di kediaman orang tua Tian, mereka berdua turun dengan Tian yang tiba-tiba menggenggam tangan gadis itu.

"Eh?"

Tian menatap Kyla santai. "Biar kelihatan mesra seperti seorang pasangan."

Kyla mengangguk, padahal telapak tangannya sudah keringat dingin. Ditambah desiran mengalir di tubuhnya saat bersentuhan dengan kulit Tian.

Tangan kekar itu membuat pikiran Kyla seperti otak mesum.

"Nanti kamu jawab jujur terkait pekerjaan kamu, selebihnya saya serahkan semua ke kamu agar kelihatan natural."

"Oke."

Jujur saja Kyla merasa jantungnya seakan ingin copot, bagaimana tidak? Rumah nuansa Eropa dengan banyaknya maid berlalu lalang membuat hatinya merasa kecil.

'Lebih besar dari rumah kami yang dulu.'

"Kyla, ayo kita ke ruang makan. Orang tua saya menunggu di sana."

Kyla mengangguk pasrah, berasa seekor puppy yang menurut.

"Nak!" sapa Selina dengan ceria menatap putranya tiba.

"Iya, Bun."

Tangan Tian menyenggol bahu Kyla, menyuruh Kyla untuk menyapa Selina.

"H-halo Tante, nama aku Kyla." cicit Kyla seraya menyalami tangan Selina yang lembut.

Selina memekik membuat sang suami menoleh. "Kenapa, Bun?"

"Ayah ini putri Mas Ganish!!"

Melotot bukan main, pria mirip dengan Tian menatap ke arah Kyla.

"Wah penerus Tjamara akan jadi beresan kita, Bun!"

Kyla tersedak begitu mendengarnya. "A-apa?"

Selina terkekeh mewajarkan kebingungan Kyla. "Nggak usah bingung sayang, kami teman dekat Papimu."

Tian hanya tersenyum bangga, tidak salah mengajak Kyla untuk berkenalan dengan orang tuanya.

"Emang benar jodoh nggak kemana."

TBC
HAPPY SATNIGHT GUYS

Hello, Mr Tian!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang