23. Mama Wanda

249 29 0
                                    

Tandai typo...

Satu vote kalian, sangat berarti bagi author

Happy reading!!

••°••

Setelah diperbolehkan masuk ke kamar Zhea, Aril langsung duduk di sofa, karena Zhea yang masih dikamar mandi. Pintu kamar sengaja ia buka setengah, karena takut terjadi yang iya-iya ekh maksudnya yang tidak-tidak, hehe.

Cklek.

Zhea melotot kala melihat Aril duduk dengan anteng di sofa kamarnya. Ingin mengumpatinya namun ia sedang malas, jadi ya sudahlah.

"Ngapain?" tanya Zhea ketus.

"Hehe jalan yuk Zhe" ajak Aril semangat.

"Males"

Jawaban Zhea membuat tubuh Aril melemas. Ia memutar otak agar Zhea mau keluar bersamanya.

"Gue keluar sebentar" pamit Zhea lalu meninggalkan Aril dikamarnya seorang diri.

Karena bosan, Aril menuju meja belajar Zhea. Disamping meja belajarnya, terdapat rak buku yang lumayan besar. Ternyata isi rak itu bukan buku pelajaran melainkan novel dengan berbagai genre.

Saat sedang asik membaca, Aril di kejutkan oleh teriakan maut Zhea yang sebelumnya tak pernah ia dengar.

"ARILLLLLLLLL" teriaknya begitu kencang. Terlihat wajahnya yang memerah karena kesal, membuat kesan lucu tersendiri bagi Aril.

"Apa sih babe" saut Aril tenang.

Zhea langsung merebut novel yang ada ditangan Aril, jujur ia sangat malu kalau Aril melihat beberapa novel terbarunya yang diberikan Abang laknatnya itu.

Bagaimana tidak, Lando membelikan 5 novel sekaligus dengan genre romance, yang sebenarnya tak pernah diminati oleh Zhea. Gara-gara kepergok membaca cerita dewasa kala itu, Lando jadi sering menggodanya.

"Dek, kenapa?"

"Kenapa Zhe?"

"Gak papa?"

Pertanyaan itu muncul dengan bersamaan, membuat Zhea dan Aril mengerutkan keningnya, bingung.

"Gak papa, emang kenapa?" tanya balik Zhea.

Ketiganya bernafas lega saat Zhea mengatakan 'gak papa' karena posisinya juga mereka tak berdekatan.

"Gak papa, kita cuman panik aja denger teriakan lo" jawab Lando.

"Hehe sorry bang" cengir Zhea.

Lagi lagi, Aril dibuat ternganga dengan cengiran itu. Tadi teriakan, dan sekarang cengiran lucu itu. Biasanya disekolah ia hanya bisa mendengar kekehan sinis Zhea.

Melihat raut Aril yang sedikit membuka bibirnya, dan mata yang melotot, membuat Lando menepuk pundak Aril keras.

"Sadar woi!" ucap Kevin dengan muka tengilnya.

"Zheee gue gak kuat, plis peluk gue biar yakin kalau ini bukan cuma mimpi" perkataan alay Aril mampu membuat ketiga lelaki dikamar itu bergidik.

LOVE IS DESTROYED [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang