12. Masa lalu Aril

285 32 1
                                    

Typo bertebaran

Happy reading!!

••°••

"Ouh jadi gitu ceritanya" beo Ratna menganggukan kepalanya paham.

"Wahh anjrit bener tuh Ardi" omel Imelda yang tak henti-hentinya mengumpati Ardi dari tadi.

Jadi sore ini setelah pulang sekolah Zhea dkk berada di cafe dekat sekolahnya, karena Zhea ingin menjelaskan masalah kemarin di telfon. Dan untuk pergi dengan teman-temannya pun Zhea harus berdebat panjang kali lebar dengan Ardi karena cowok itu memaksa untuk ikut. Namun Zhea dengan seribu satu akal cerdiknya bisa membuat Ardi mengalah dan membiarkannya pergi dengan sahabatnya.

Sudah seperti suami-istri aja, dan itu membuat Zhea kesal sendiri. Karena ia sangat tak suka dikekang.

Mata Zhea memicing saat melihat orang yang dikenalinya kini dengan seorang gadis, dengan tangan sang gadis yang merangkul mesra lengan sang cowok.

Zhea terlihat acuh melihat itu, toh juga ia bukan siapa-siapanya Aril. Yah! Aril pergi dengan seorang cewek yang tak Zhea kenali. Zhea tak terkejut sama sekali karena sudah tahu tabiat Aril yang buaya dari dulu, jadi ia hanya bersikap acuh seolah-olah tak melihat itu semua. Namun itu tak berselang lama karena Imelda heboh sendiri karene melihat Aril dengan cewek lain.

"Zhe itu Aril kan?" tanya Imelda dengan tak santai. Zhea hanya berdehem menanggapi ucapan sahabatnya.

Ratna terlihat mengerutkan keningnya seperti berpikir sesuatu lalu menatap Zhea melas.

"Gak usah natap gue kayak gitu!" jengah Zhea.

"Tapi Aril jalan sama cewek Zhe!" geram Imelda.

"So?" tanya Zhea mengangkat sebelah alisnya.

"Lo gak cemburu?" pertanyaan konyol itu terlontar dari mulut Ratna dengan entengnya.

"Gak, karena gue bukan siapa-siapanya" jawab Zhea tak mau ambil pusing.

"Tapi setelah ketemu lo dia itu banyak berubah Zhe" jelas Imelda dengan sangat menggebu-gebu.

"Gue bukan tuhan yang bisa membolak-balikkan hati manusia" jawaban Zhea mampu membuat kedua sahabatnya bungkam.

Mereka kembali menikmati makanannya, tak ada yang membuka suara hingga Zhea ijin pergi ke toilet karena ada hajat yang harus ia tuntaskan.

Setelah selesai dengan hajatnya, Zhea kembali termenung di depan wastafel. Ia membasuh wajahnya yang nampak seperti frustasi.

Zhea terus saja memikirkan Aril karena ucapan sahabatnya tadi. Sungguh ia sangat tersiksa dengan perasaan ini. Ia tak boleh jatuh cinta kepada siapapun! Karena dimata Zhea pria diluaran sana sangat berbahaya untuknya.

Saat keluar dari toilet, Zhea terkejut dengan keberadaan Aril didepannya. Zhea mencoba tak menghiraukan Aril namun tangannya sudah terlebih dahulu di cekal oleh Aril.

"Zhe gue mau ngomong sama lo" pinta Aril dengan wajah memelas.

"Cepat!"

Langsung saja Aril membawa Zhea kesamping taman yang ada di cafe. Aril mendudukkan Zhea dikursi taman dengan dia yang terus menatap wajah Zhea.

LOVE IS DESTROYED [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang