Dua puluh tiga

2.9K 378 57
                                    

••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









••••••••

Setelah kekacauan di mansion Santoso, Miguel pergi untuk kembali ke mansion nya. Entah mengapa bayangan Haneesa yang meringkuk dan memegangi perut nya kesakitan, membuat Miguel tak betah berlama lama di mansion tunangan nya tersebut.

Saat mobil mewah nya melewati gerbang dengan pagar tinggi itu, dia dapat melihat Haneesa yang terduduk meraung sendirian, tanpa siapapun.

Gadis itu terlihat menyedihkan. Memohon mohon di depan pagar untuk dibiarkan masuk.

Tapi itu percuma.



Mark memalingkan wajah nya, tidak mau melihat pemandangan itu.

Entahlah, seperti ada yang salah pada dirinya.


"Kita ke mansion Djubran." Miguel memerintahkan supir pribadi nya.

Dirinya melamun, berpikir siapa kiranya yang membongkar sebagian rencana nya pada media. Bukan, dapat dia pastikan jika ini bukan ulah salah satu bawahan nya.

Ini terlalu gegabah. Jika orang yang mengirim berita kehamilan Haneesa pada media tersebut hanyalah orang biasa, maka habis sudah orang itu di tangan Jonathan Santoso.


Kehamilan

Kehamilan Haneesa yah. Gadis pertama nya itu hamil. Mengandung. Membawa sebuah janin di perut nya.

Tunggu.

Hamil?


Hamil?!

"Berhenti."

"Maaf sir?"

"Saya bilang berhenti!" Miguel bersuara dengan keras. Tangan nya ia gunakan untuk mengusap wajah nya.

"Putar balik, saya harus mendapatkan Haneesa sekarang." Sang supir tampak kebingungan.

"Putar balik sekarang!" 

Fuck it! Bagaimana jika yang dikandung Haneesa adalah anak nya? Bagaimana jika itu darah daging nya?

Tunggu. Memang nya kenapa jika yang dikandung Haneesa adalah anak nya? Bukan kah harus nya dia tidak peduli?

Hal yang harus dia lakukan hanyalah, kembali putar balik dan lupakan kejadian ini. Lalu melanjutkan rencana nya untuk menjadi peringgi perusahaan.


ROYALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang