Sorry for typo...
~Happy Reading~Makan malam telah selesai bergulir, waktu berdentang cukup cepat. Segelas wine mahal tersaji di hadapan mereka berdua, lengkap dengan makanan penutup yang tak kalah mewah. Mata Leon menatap penuh pertanyaan kepada Axell yang kini tengah tersenyum lebar padanya.
"Jadi Tuan Axell bolehkah saya bertanya?"
"Tentu, saya tau banyak hal yang ingin kau katakan. Bukan begitu Leon Charleston?" Senyuman miring yang sialnya begitu tampan di mata Leon sekarang membuatnya semakin terlihat kesal saja.
"Kenapa? Dan untuk apa kau menyelamatkan ku? Bukankah itu tidak menguntungkan mu sama sekali Tuan Axelloth?" Leon menatap penuh rasa penasaran yang tercetak jelas di wajah manisnya.
"Pertama lebih baik jangan memanggilku Tuan, Leon Charleston. Panggil saja dengan santai, keuntungan? Tentu itu ada. Dan ku rasa semua hal tidak ada yang gratis. Bukan begitu?" Axell memutar gelas miliknya dengan anggun, matanya melirik Leon yang kini tampak begitu bingung.
"Jika memang benar, apa yang akan kau dapatkan dari ku.. ekhm Axell?" Leon berdehem pelan untuk mengatasi rasa gugupnya sekarang.
"Hmm, mungkin kesempurnaan? Bisa dibilang itu tidak mungkin. Tapi itu mungkin saja bagi ku, dan juga untuk mu."
Trakk...
Gelas wine itu di taruh dengan sedikit keras oleh Axell, matanya memicing tajam menatap sang mangsa di depannya kini.
Leon sedikit terkejut dengan dentangan gelas yang tiba-tiba saja Axell gaungkan.
Tap...
Tap...
Tap...
Suara langkah Axell begitu bergema di setiap sudut ruang makan besar ini. Leon semakin gugup di buatnya saat Axell dengan perlahan mendekatinya.
"Kau tau Leon Charleston, pengorbanan tidak akan pernah mendapatkan apapun. Hanya kesedihan yang akan kau dapatkan. Jadi, apa kau ingin membalas dendam Leon? Karena aku bisa mengabulkannya." Mata tajam itu menatap Leon dengan arogan, kilatan merah membuat matanya semakin terlihat begitu menusuk.
"Ap-apa maksud mu?" Leon gugup saat pandangan tajam Axell terlontar padanya.
Entahlah, aura yang Axell umbar sedikit membuatnya takut.
"Kau tau dengan pasti, kau adalah bayaran atas upeti yang telah paman mu serahkan ke Duke Marquis bukan? Dan aku akan menggunakan bayaran itu dengan sangat baik." Senyuman miring Axell terlihat sangat menawan memang, tapi Leon mungkin harus waspada dengan senyuman ancaman itu.
"Aku di jual? Hah, tentu saja. Paman ku tak akan pernah mau kehilangan apapun bukan? Axell." Desahan kecewa, pasrah Leon gumamkan.
Dirinya memang tau, sangat tau malah. Tidak mungkin pamannya bisa membayar upeti yang begitu besar jumlahnya dengan keadaan pasca perang yang mereka alami. Dan tentu saja pamannya itu tak akan sudi kehilangan apapun.
Grepp...
Pelukan bahu Axell layangkan ke arah Leon yang kini tengah menunduk begitu miris. Putra mahkota yang terbuang, begitu telihat kasian.
Axelloth tidak senang melihat pemuda manis yang telah lama di dambaannya itu telihat menyedihkan. Meskipun seharusnya dirinya lebih mengkhawatirkan keadaannya sendiri sekarang.
"Tentu saja, aku tak bisa menunggu terlalu lama Leon. Percaya atau tidak aku sedang sekarat sekarang, dan hanya kau yang bisa membuat ku sembuh dengan sempurna." Suara bisikan pelan dengan nada lembut itu berhasil membuat Leon menoleh ke arah Axell.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Middle of The Night [Jichen] [✔]
Fantasy[🔞18+] [Fantasy Au] [bxb!] Mengisahkan seorang bangsawan yang dipaksa untuk memenuhi segala hal yang sejatinya bukan tanggung jawabnya. Diplomasi, perdamaian, ganti rugi... Akankah ini hanya bencana untuk hidupnya? Atau justru ini adalah lemparan k...