( O3. ) : The Expulsion

204 31 3
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~















Plakk...

Satu tamparan keras mendarat sempurna di pipi bersih Leon, wajahnya bahkan sampai menoleh ke kiri dengan telak. Mata Leon memicing tajam menatap gadis muda angkuh di depannya kini.

"Kau! Kau keterlaluan padaku! Beraninya Duke Marquis malah memberikan hadiah atas nama mu daripada nama ku!" Wajah gadis muda itu terlihat sangat merah menahan amarah dengan nada intonasi ucapannya yang terkesan begitu arogan.

"Cih, kau yang keterlaluan Rosetta. Tingkah laku mu yang bak jalang itu membuat orang sekelas Duke tentu saja tak sudi dengan mu." Mata tajam Leon menatap dengan nyalang tepat di depan wajah Rosetta seakan menantang.

"Apa kau bilang?! Yang jalang itu ibumu! Penggoda ayah ku!" Rosetta menatap nyalang dengan mata merah yang begitu pekat dengan amarah.

Syutt...

Plakk...

Plakk...

Hingga tarikan pada rambut panjangnya membuatnya ikut tertarik ke depan, tangan Leon menarik rambutnya dengan aura pekat kemarahan. Satu bahkan dua tamparan mendarat sempurna di pipi mulus Rosetta, meninggalkan jejak dengan warna kebiruan.

"Kau! Beraninya!" Ucapan tak terima Rosetta lontarkan, tangannya menghempas cengkraman Leon dengan tergesa.

"Kau yang beraninya rakyat jelata murahan, jangan pernah menjelekkan orang tua ku. Karena aku tak akan segan untuk memotong lidah mu itu, bahkan jika saat kau tidur. Kau itu lalat murahan, tau diri lah jalang!" Kali ini Leon begitu marah, selama ini dirinya telah sabar menghadapi semua kelakuannya.

Tapi saat bibir busuk itu menjelekkan orang tuanya tentu saja Leon tak akan tinggal diam, memangnya siapa dirinya? Berani mengumbar kalimat merendahkan. Dia dan keluarganyalah jalang juga penggoda yang sesungguhnya.

"Aku akan mengadukan kau ke ayah!"

Srettt...

Drapp...

Drapp...

Teriakan Rosetta menggema hingga ujung lorong Castle, tubuhnya berbalik meninggalkan Leon dengan menahan rasa gemetar. Karena baginya baru kali ini Leon berani menamparnya, Rosetta akan benar-benar membuat Leon pergi dari Castle ini secepatnya dan apapun caranya.

"Cih, terserah dasar perempuan munafik." Leon menepuk kedua tangan dengan jijik, seakan dirinya baru saja menyentuh kumpulan kotoran yang harus di basmi.

Toh Leon pun tak begitu peduli jika pamannya itu akan mengusirnya lagi, dirinya juga sudah terlalu muak melihat tingkah mereka yang sungguh biadab itu.

"Bicara tentang hadiah, apa yang dikirim kan Duke Marquis padaku Sebastian?" Leon menatap Sebastian yang kini berbicara padanya dengan pelan.

"Tentang itu hanya beberapa perhiasan dan juga kain mahal khas wilayah selatan. Dan beliau mengirimkan surat ini pada anda Tuan Leon." Ujar Sebastian sembari memberikan sepucuk surat ke arah Leon.

Grepp...

"Surat ya? Baiklah kau boleh keluar Sebastian. Dan aku tak peduli jika paman ku itu kembali marah, karena tingkah Rosetta benar-benar membuat ku geram. Dasar sampah, mau dipoles berapa kali pun yang namanya sampah akan tetap menjadi sampah. Tak akan pernah bisa menjadi permata yang berharga." Leon menatap Sebastian dengan wajah yang begitu dingin tak senang, di terimanya surat itu dengan anggun meskipun dirinya tengah marah tapi etika tetap harus dijunjung tinggi.

In The Middle of The Night [Jichen] [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang