Sorry for typo...
~Happy Reading~Grepp...
Sebuah pelukan hangat membuat Leon sedikit berjenggit kaget. Pelukan tulus dari seorang lelaki yang membuat Leon gelisah sedari tadi. Leon sangat tau siapa dia, Leon tersenyum tipis. Sepertinya Sang Ibunda benar-benar ingin memeluk Leon meskipun itu lewat orang lain.
"Kenapa tidak masuk? Kau pasti lelah hm?" Suara khas Axelloth menyapa indra pendengaran Leon dengan lembut.
Seakan ingin memberikan kehangatan yang tidak pernah Leon rasakan.
Leon tidak menjawabnya, hanya gelengan gusar yang dia lalukan. Hingga sebuah pertanyaan khawatir membuat Leon berbalik menatap binar mata merah milik lelaki jangkung di depannya itu penuh ragu.
"Apa kau merasa kecewa? Pada ku?" Tutur Axelloth sedikit lirih.
Ucapan Hugo terngiang ikut memperburuk suasana hatinya lagi.
"Aku? Tidak, harusnya aku yang bertanya begitu pada mu Axell." Jawab Leon dengan lembut.
Jujur saja Axelloth begitu sempurna untuk Leon yang selama hidupnya merasa terbuang dan tidak dihargai. Axelloth mampu memberikan afeksi yang selama ini Leon dambakan. Wajar bila Leon merasa tidak ingin kehilangan itu semua. Rasa ragu, khawatir untuk ditinggalkan membuat Leon berpikir dengan pendek.
"Aku? Tentu saja kau adalah anugerah terindah untuk takdir ku di waktu yang panjang ini Darl. Bagaimana mungkin aku merasa kecewa pada mu? Itu sangat mustahil." Ucap Axelloth dengan nada yang bersungguh-sungguh.
Axelloth terlalu menghargai Leon, seperti kaca mahal yang mudah retak bila di sentuh olehnya terlalu kencang.
"Benarkah? Ku pikir rasa kecewa yang ku rasakan tadi, itu karena kau merasa tak bahagia dengan ku." Leon mengadu dengan suara lirihnya namun masih terdengar oleh Axelloth dengan jelas.
Srett...
Di tangkupnya wajah kekasih hatinya itu dengan cepat, mata tajam Axelloth menatap Leon yang kini menunduk dengan sendu. Axelloth mengusap pipi pucat Leon dengan wajah tak percaya mendengar ucapan Leon barusan. Di angkatnya dagu Leon agar menatap ke arah Axelloth, mempertemukan mata mereka dengan titik yang selaras.
"Hey itu sangat tidak mungkin sayang ku. Kau adalah permata hati ku yang tidak akan pernah tergantikan dengan apapun." Tutur Axelloth menyakinkan Leon.
Leon tersenyum lebar menatap sinis pada Axelloth yang pintar sekali merangkai kata untuknya.
"Cih, kau dan mulut manis mu Axelloth." Ucap Leon dengan wajah malu-malu.
Suara tawa Axelloth yang merdu malah membuat Leon semakin merasa malu dengan wajah yang kian memerah.
Grepp...
Pelukan erat Leon lakukan untuk menyembunyikan rasa malunya sekarang.
"Kalau begitu ayo gendong aku. Aku sangat lelah kau tau." Ujar Leon dengan nada merajuk lucu.
"Tentu saja My Dear, anything for you." Axelloth tersenyum lebar, rupanya kekasihnya itu ingin dimanja.
Grepp...
Gendongan lembut Axelloth lalukan di tatapnya Leon yang kini tengah menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Axelloth dengan erat. Sepertinya Leon sedang menahan malu sekarang, sungguh terlihat lucu dan menggemaskan di mata Axelloth.
Tap...
Tap...
Tap...
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Middle of The Night [Jichen] [✔]
Fantasi[🔞18+] [Fantasy Au] [bxb!] Mengisahkan seorang bangsawan yang dipaksa untuk memenuhi segala hal yang sejatinya bukan tanggung jawabnya. Diplomasi, perdamaian, ganti rugi... Akankah ini hanya bencana untuk hidupnya? Atau justru ini adalah lemparan k...