( 16. ) : Become One

121 12 3
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~























Bluk...

Axelloth menurunkan Leon di atas kasur empuk itu dengan wajah memuja. Kekasihnya itu terlihat sangat menggoda kali ini, dengan bibir bengkak sisa ciuman mereka tadi.

"Axell..."

Kecupan kembali Axelloth bubuhkan pada bibir semerah mawar itu dengan lembut. Menyesap setiap jengkal manisnya candu dunia hingga tenggorokannya semakin terasa haus.

"Emmhhh..."

Desahan halus Leon membuat akal sehat Axelloth seakan melayang jauh, terhempas bersamaan dengan helaian benang dari tubuh indah di bawah kungkungan nya kini yang telah tanggal semua.

"Jangan menatap ku begitu, aku malu." Ucap Leon dengan wajah merahnya.

Menambah kesan erotis pada kulit seputih salju miliknya, senyuman manis Axelloth umbar ke arah Leon yang terlihat begitu lugu itu.

"Kenapa harus malu hm? Kau sungguh indah sayang." Ucapnya dengan suara berat menggoda.

Sentuhan pada setiap jengkal tubuh indah itu membuat Leon memejamkan matanya, menikmati surga dunia yang tidak pernah dia rasakan. Kecupan lembut pada leher jenjang Leon menambah dentuman ledakan perasaan aneh pada dirinya. Tidak berhenti disitu Axelloth seakan menghujani nya dengan candu yang tidak bisa Leon jelaskan.

Setiap inci tubuhnya penuh dengan bekas ciuman yang Axelloth bubuhkan. Desahan halus Leon layangkan dengan bebas. Axelloth menikmati hidangan yang kini tersaji di depannya sukacita.

"Bolehkah aku melakukannya sekarang??"

"Tentu..."

Anggukan dari kepala Leon membuatnya mengetahui bahwa Sang empu sudah siap. Ia arahkan satu tangannya untuk membelai surai Leon, dan satu tangan lagi mengelus pinggang Leon perlahan. Tangan kekar Axelloth menuntun Leon untuk lebih rileks membuka lajur hasrat untuknya.

Jleb...

Satu hujaman telak membuat Axelloth menggeram rendah, menikmati setiap pijatan sempit dari surga yang Leon berikan.

"Arghhhh.... Empph." Belum sempat teriakan Leon terdengar usai, ciuman menuntut membuatnya hilang kendali.

"Ahhh... Axell." Desahan nama Sang lelaki itu Leon gaungkan ketika lehernya terasa begitu sensitif sekarang.

Ciuman Axelloth berhenti, distraksi fokus sementara itu Axelloth tinggalkan setelah merasa Leon kembali menikmati sentuhan lembut bibirnya.

"Can I move Darl??" Ijin Axelloth sembari menatap wajah sayu itu penuh damba.

"Ehm.. yess please." Anggukan kepala menandai hujaman gila yang Leon rasakan sekarang.

"You so tight, I love it hmmm."

Seringai tampan yang terlihat blur itu semakin membuat libido Leon mencapai puncak.

"So deeply.. ahhh... Ohhh."

Desahan halus Leon memenuhi ruangan temaram yang kini terasa begitu panas.

Ranjang besar itu berdecit dengan keras, kedua insan di atasnya telah sampai pada tahap yang hancur oleh kenikmatan. Rambut keduanya telah lepek penuh peluh. Ditengah itu semua, Leon merasakan sesuatu yang mengenai titik pusat miliknya, ia melenguh sangat keras dan menggigit bibir bawahnya hingga mengeluarkan sedikit pekatnya merah.

"Got you..."

"Shhh ahh ahhh right theree... Ahhhh."

"I'm coming..."

In The Middle of The Night [Jichen] [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang