LEE TAEYONG

80 7 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim semoga suka sama ceritaku.

Sebelum baca, mari vote dulu untuk dukung aku dan ceritaku ini supaya makin semangat buat ceritanya. Terimakasih.

•••••

Happy reading sijeuni!!!

—————

Pagi ini, tak biasanya Mas Taeyong terlambat berangkat kerja. Padahal semalam dia lebih dulu tidur lebih awal dibanding diriku.

"Ck, Ra, cepetan kesini!" seru Mas Taeyong dari kamar.

Aku yang sedang mengemasi bekal untuknya segera meletakkan kembali tempat makannya dan berjalan cepat menuju kamar kami.

"Iya, Mas. Butuh apalagi?" tanyaku pelan. Aku tidak boleh ikut panik.

Taeyong menarik lenganku, "Pasang dasi! Aku mau baca berkas!"

Aku terkejut mendengar suara Mas Taeyong agak membentak. "Tapi, Mas, aku lagi siapin bekal--"

Taeyong kembali berdecak, dia menatapku tajam. "Denger gak sih?! Mau bantah suami?!"

Khaira, tenang, tidak boleh menangis sekarang. Tahan sebentar.

Aku kemudian mengangguk menurutinya. Kemudian mulai mengambil alih dasi yang berada di genggaman suamiku.

"Sudah, Mas. Aku mau lanjut siapin bekal kamu dulu." ujarku tanpa menatapnya, kemudian berjalan meninggalkan dirinya yang masih sibuk membaca berkas.

Air mataku luruh. Tapi kemudian kuhapus kembali karena takut Mas Taeyong semakin marah padaku.

Pas sekali, Mas Taeyong sudah siap dan bekal untuknya juga sudah ku masukkan ke dalam tas.

"Aku berangkat." ucap Mas Taeyong sembari mengambil tas isi bekal tersebut.

Baru saja tanganku akan mengambil telapak tangannya untuk ku kecup, namun Mas Taeyong tak menghiraukan diriku. Dia segera keluar tanpa salam.

"Waalaikumsalam, hati-hati, sayang..." ucapku saat melihat Mas Taeyong memasuki mobilnya.

Setelah mobil berjalan, aku menutup pintu dan tubuhku luruh di belakang pintu. Menangis tersedu sedu.

Baru kali ini aku diperlakukan seperti ini oleh suamiku. Sakit sekali...

—Lee Taeyong—

Sudah hampir tiga hari Mas Taeyong tidak pulang. Itu membuat diriku khawatir akan dirinya.

Aku melamun didepan layar televisi. Memikirkan apakah suamiku makan dengan baik? Apakah suamiku tidur dengan nyenyak? Dengan siapa dia tinggal? Apakah dia mempunyai selingkuhan?

Aku beristighfar ketika memikirkan kalimat terakhir. Aku tidak boleh berpikir seperti itu, pastinya Mas Taeyong sibuk karena kerja.

Klek

Aku menoleh mendapati Mas Taeyong dengan wajah dinginnya. Aku segera bangkit untuk menyambutnya.

"Mas, kamu pulang atau--"

"Jangan ganggu aku."

"Iya, maaf, Mas..." aku menunduk ketika Mas Taeyong berjalan meninggalkan diriku diambang pintu.

Brak!

Aku terlonjak ketika Mas Taeyong meletakkan sekantong kresek berisi makanan cepat saji diatas meja makan.

Aku kembali menghampirinya. "Mas--"

"Aku mau balik lagi ke kantor. Aku nginep dis--"

Aku menarik kedua lengan Mas Taeyong, aku menatapnya dengan wajah menahan marah. Bisa kulihat wajah Mas Taeyong terkejut.

IMAGINE | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang