Kun as Fathur
You as GiskaSelamat membaca!!
Sudah hampir dua tahun Fathur menikahi seorang gadis yang umurnya terpaut jauh darinya, ity adalah ujian baru untuknya.
Tapi lelaki dewasa itu bersyukur, sebab istri kecilnya tidak banyak meminta, mungkin sang istri berpikir karena mereka menikah hasil perjodohan.
Gadis itu sederhana, apa adanya. Tentunya ia pasrah akan jodohnya yang ternyata tujuh tahun lebih tua darinya.
Tentu saja Giska pun sama bersyukurnya memilih suami seperti Fathur.
Tidak memaksa apa yang dia mau dan tidak seperti kebanyakan suami yang terlalu posesif atau protektif terhadap istrinya.
Dan pagi ini Giska tidak biasanya menatap heran suaminya yang tengah terburu-buru entah karena apa. Padahal tidak pernah sekalipun jika Fathur telat akan begitu, karena lelaki tersebut akan tetap terlihat tenang, santai dan penuh wibawa dengan setelan jasnya.
"Mas, nggak mau sarapan dulu?" Tanya Giska mencoba menghentikan aksi Fathur yang sedang memasang dasi.
"Buat bekal aja. Mas beneran udah mau telat banget." Jawabnya tanpa menatap istrinya lebih dahulu.
Giska menghela napasnya. Ia menghentikan paksa Fathur. Menatap suaminya dengan mendongak kepalanya. Fyi, tinggi Giska hanya sebatas dada Fathur saja.
"Mas, istighfar. Nggak baik buru-buru. Tunggu ya, aku buat bekal kamu dulu." Giska mengusap pipi Fathur yang terdiam. Ia mengikuti ucapan Giska barusan.
Setelah lebih tenang, Fathur keluar kamar menuju dapur. Dilihat istrinya sudah menutup tas isi bekal miliknya.
"Nih, udah selesai. Berangkat sekarang?" Giska menatap Fathur diiringi senyuman khasnya. Fathur hanya mengangguk dan membalas senyuman sang istri.
"Mas, berangkat ya, sayang? Kalo mau ke kantor, kabarin, Mas." Giska hanya mengangguk. Ia ambil telapak tangan Fathur untuk diciumnya.
"Assalamu'alaikum,"
"Waalaikumussalam. Hati-hati, Mas..."
*****
Setelah kepergian sang suami menuju kantor, Giska membersihkan dapur yang sedikit berantakan. Sebab dirinya sehabis memasak untuk membuatkan bekal Fathur.
Tapi, saat baru saja selesai, perut Giska merasa tidak enak. Ia segera pergi menuju kamar mandi. Memuntahkan segala isi.
Giska juga baru menyadari kalau selama hampir tiga minggu, ia belum juga haid.
Maka yang ia lakukan adalah mengambil satu kotak isi tes kehamilan yang memang sudah disiapkan di dalam laci.
Iya, Giska akan mencoba memeriksa, apakah benar dirinya hamil atau tidak.
Di lain tempat, Fathur merasa dirinya ingin memakan sesuatu yang tidak disukainya.
Buah stroberi.
Buah yang amat sangat ia tidak suka.
"Bang, kenapa lo?" Tanya Tirta saat melihat wajah pucat atasannya sekaligus kakak sepupunya.
Fathur menggeleng pelan, "gue nggak tau, Ta. Tapi gue mau stroberi-" Fathur mendongak menatap melas Tirta.
"Tolong dong, beliin..." Ucap Fathur semakin memelas.
Tirta merasa ada yang tidak beres dengan kakak sepupunya ini.
"Istri lo lagi hamil ya, Bang?" Tanpa menuruti permintaan sepupunya, Tirta bertanya pada pada Fathur.

KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE | NCT
FanfictionBecause we both like to imagine :) • Start; 25 Oktober 2022