◕𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠◕
"Jangan melakukan hal tersebut lagi."
Asteria mengusap rambut Jarrel yang tertidur dipahanya.
Saat pria itu sudah ancang-ancang hendak menusuk jantungnya menggunakan ujung gunting tiba-tiba suara lembut Asteria mengalihkan semua emosinya.
Tanpa kata lagi Jarrel segera memeluk tubuh istrinya erat tanpa memperdulikan rasa perih dilidah dan tangannya.
"Kenapa harus sekarang? Disaat aku sudah tiada? Kenapa tidak sejak dulu saja kamu bersikap manis seperti ini Jarrel, apa sekuat itu rasa cintamu pada adikku Daisha... Aku tidak bisa berlama-lama bersamamu, waktuku hanya sebentar didunia ini."
Asteria mengecup pipi tirus Jarrel lembut lalu mengusap rambut berantakan suaminya.
"Jika kehidupan kedua itu ada, aku berjanji tidak akan mengusik impianmu lagi."
Dua jam setelahnya Jarrel terbangun dengan wajah linglung, matanya terbuka lebar saat tak merasakan atau melihat wajah Asteria, yang dia inginkan adalah setiap bangun paginya diisi dengan wajah manis perempuan itu seperti dulu.
Tok.. Tok... Tok...
"Jarrel, bagun udah pagi emangnya kamu gak mau ke kantor?"
Asteria membuka knop pintu kamar suaminya, gadis itu menggeleng pelan saat melihat tubuh telanjang dada yang hanya terbungkus kan selimut tebal tersebut.
"Hei... Wake up, waktunya bangun sayang. Gamalu sama ayam?" ujar Asteria membuat mata Jarrel terbuka dengan tatapan dinginnya.
Pria itu menatap sekejap Asteria yang tengah membuka gorden kamarnya membiarkan udara segar pagi masuk memenuhi ruangan berbau maskulin itu.
Pria itu merubah posisi tubuhnya menjadi terduduk diatas kasur.
"Kau menyamkanku dengan ayam?" Asteria menoleh lalu tersenyum manis. "Berhenti tersenyum seperti itu."
"Kenapa?" bingungnya mendengar penuturan dingin Jarrel.
"Senyumanmu membuat hari-hariku diawali dengan kesialan," Asteria meremas ujung pakaiannya.
Ia tersenyum kecut.
"Cepatlah mandi, aku sudah memasakan makanan kesukaanmu dibawah.""Berhenti mengurusi kehidupanku, kau hanya orang asing yang sama sekali tidak pernah ada dalam benakku sampai detik ini," desis Jarrel berdiri didepan Asteria yang hanya sebatas dagunya.
"Tapi kamu suami aku Arel, sudah sepantasnya melakukan semua ini," Jarrel mendegus kesal, selalu saja seperti ini.
Ia benar-benar muak melihat wajah tersebut, bahkan didalam mimpinya ia hanya membayangkan wajah Daisha yang bermain diatas kasur bersamanya.
"Berhenti memanggilku Arel dengan mulut menjijikan mu itu," ucapnya dingin kemudian pergi menuju kamar mandi.
Asteria meremas dadanya yang terasa tersayat belati, air mata sudah menumpuk dipelupuk matanya.
"Kapan kamu akan mencintaiku?"
Jarrel seketika tersadar dengan maniknya yang bergetar, pria itu bergerak cepat turun kebawah sambil berharap penuh kalau Asteria tengah memasak disana.
"Asteria! Sayang kamu-" panggilannya terhenti kala hanya melihat sang pembantu saja.
"Tuan? Anda baik-baik saja?"
"Dimana istriku? Dimana Asteria?! Jawab!" bentaknya mulai kalut kembali, jika karena ia menutup matanya dan Asteria menghilang maka lebih baik ia tidak tidur saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLIGH
Fantasy[Follow dulu Sebelum Membaca! ] ⚠WARNING : romance, young adult, obsession, Break, kissing, Alterego boy, murder. }𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝙳𝚊𝚒𝚜𝚢 { Sinopsis... Hanya cerita tentang penyesalan Jarrel Jeremiah Noelle yang sudah mencampakkan Asteria Nathena...