part 29

947 185 39
                                    


Jennie memandangi kursi kosong dengan sorotan mata pilu, dimana itu adalah tempat biasa Jisoo duduk. Sekarang hanya ada Rose saja duduk sendirian disana, tanpa hadirnya Jisoo membuat Jennie sangat cemas serta merindukan mantan kekasihnya itu.

"Jisoo apa kau baik-baik saja?" Batin Jennie sendu.

"Kau ada dimana Ji? Aku sungguh mencemaskanmu." Lanjutnya masih betah memandangi kursi kosong tersebut.

Lisa yang duduk disebelahnya, ikut dibuat resah juga dikala menyadari kecemasan Jennie. Terlihat begitu jelas dan Lisa menjadi sangat yakin dengan perasaan Jennie terhadap Jisoo, sungguh dalam.

Tanpa berkata-kata, Lisa memberikan Jennie sapu tangan berguna untuk menghapus air mata di pelupuk matanya. Jennie menatap Lisa namun Lisa hanya diam dan terlihat fokus mendengarkan guru yang sedang menerangkan pelajaran.

"Permisi."

Mendengar suara itu sontak membuat guru serta murid yang ada disana menoleh. Semuanya terkejut melihat kedatangan Krystal di sekolah, termasuk guru tersebut yang memang mengenal Krystal dan juga keluarga Jung yang penguasa.

"Krystal." Gumam Jennie melihat Krystal. Lisa melirik Jennie sebentar dan kembali menatap Krystal.

"Krystal apa ada yang kamu butuhkan?" Tanya guru Oh merespon ramah.

"Guru saya ada keperluan dengan Jennie. Biasakah saya membawanya pergi sebentar?" Krystal langsung berkata to the poin.

Semua mata memandang ke arah Jennie begitu Krystal menyebutkan namanya. Jennie sendiri tidak tahu pasti, ada keperluan apa Krystal dengannya. Namun yang jelas, ada keyakinan jika ini berhubungan tentang Jisoo.

"Jennie, ada yang ingin aku bicarakan." Sorotan mata Krystal tampak tajam dan serius.

Merasa ada yang tidak beres, Lisa langsung berdiri dari duduknya. Lisa masih memiliki perasaan pada Jennie dan ia tidak menginginkan bila Krystal menyakiti Jennie.

"Tidak apa-apa Lisa. Memang ada sesuatu yang perlu aku bicarakan dengannya." Ujar Jennie menyadari arti dari tindakan Lisa.

"Jika terjadi sesuatu, beritahu aku." Kata Lisa kemudian yang diangguki Jennie.

Setelah mendapatkan ijin dari guru Oh, keduanya pergi meninggalkan kelas. Kepergian mereka mendatangkan tanda tanya besar dikepala mereka semua, termasuk Rose.

"Apa yang telah kau lakukan pada Jisoo?" Krystal bertanya tanpa basa-basi dahulu.

"Kau berkata begitu seolah-olah aku ini adalah penjahat. Kau tahu Krys, aku sangat mencintai Jisoo. Menurutmu apa aku sanggup melakukan tindakan kejam padanya?"  Ucap Jennie membalas tatapan menusuk Krystal.

"Cintamu terhadap Jisoo hanyalah sebuah kata-kata saja. Perkataan dan tindakanmu tidaklah sejalan, kau menyakitinya. Apa perlu aku ingatkan, perasaanmu pada Jisoo adalah kebohongan." Sindir Krystal terus terang menilai perbuatan Jennie.

"Ya memang lebih mudah menilai daripada mempercayai. Kau tidak tahu Krys tali kusut yang aku hadapi seburuk apa. Mengapa aku bersikap egois? Kenapa aku menyakitinya? Dan bagaimana bisa aku sejahat itu padanya? Kau tidak tahu Krystal! Tidak pernah tahu lika-liku kehidupannku." Bentak Jennie diakhir kalimatnya.

"Kau pikir aku bahagia melakukan itu semua? Tidak Krys, aku terluka disini." Jennie meremas dadanya sendiri menunjukan betapa sengsaranya ia dalam mengambil keputusan berat.

"Keluargaku tidak seperti keluargamu. Aku juga tidak memiliki saudara. Coba sekali saja kau menjadi aku, kau tidak akan sanggup Krystal!" Isak Jennie mengungkap isi hati terdalamnya.

"Jennie, apa kau pikir didunia ini hanyalah kau saja yang mengalami hal menyedihkan? Tidak Jen, tidak kau saja! Tapi bagaimana? Apa mereka menyerah dengan hubungan mereka? Tidak! Mereka tetap bertahan dan memperjuangkan cinta mereka. Itulah yang disebut dengan perasaan cinta bukan hanya dimulut saja." Ujar Krystal memberikan gambaran, supaya Jennie bisa lebih paham mengenai cinta.

Love Me Like You Do Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang