part-06

1.6K 269 42
                                    

Krystal melangkahkan kakinya terburu-buru meninggalkan rumah sakit setelah memastikan Jisoo sudah tertidur pulas. Ada hal yang harus ia lakukan dan selesaikan malam ini juga, ice princess itu tidak bisa lagi bersikap sabar dan membiarkan Jisoo pulang dalam keadaan babak belur seperti yang sudah-sudah.

Irene mengekor dibelakang, dia tidak bisa membiarkan Krystal pergi seorang diri begitu saja entah apa yang akan dilakukan temannya nanti kepada juniornya. Apapun itu sudah jelas Krystal akan membuat perhitungan pada Lisa terlebih dia sedang dalam kondisi dipenuhi amarah.

"Krys tolong tenangkan dulu dirimu." Pinta Irene sedikit merasa lelah mengikuti langkah kaki jenjang Krystal.

"Kau memintaku untuk tenang? Serius dalam kondisi seperti ini." Krystal menoleh sebentar kebelakang melihat Irene yang tertinggal.

"Aku tahu kau marah atas apa yang menimpa Jisoo. Namun marah tidak akan bisa menyelesaikan masalah." Irene balik menatap Krystal yang menghentikan langkahnya.

"Rene kemaren aku sudah sangat bersabar membiarkannya tapi lihat? Jisoo kembali dirundung sampai masuk rumah sakit." Ucap Krystal tidak bisa bersikap lunak lagi.

"Menurutmu apa aku akan tetap diam saja? Keburu Jisoo dibikin mati oleh para perundung sampah di sekolahmu." Krystal sedikit mendorong bahu Irene sembari menatap dengan tajam.

Irene bisa mengerti apa yang di rasakan Krystal sekarang namun apa mungkin Lisa bisa berhadapan dengan Krystal? Biar bagaimanapun Lisa adalah adik kelasnya dan kelurga mereka berteman baik. Dirinya saja masih kesulitan menghadapi Krystal yang diliputi emosi begini lalu bagaimana dengan Lisa?

"Aku akan mengurusinya, kau kembalilah masuk kedalam Krys." Irene memegang tangan Krystal seraya meminta Krystal masuk kembali.

"Mengurusinya?" Krystal tertawa mencemooh.

"Kau tidak bisa menjalankan amanah yang aku berikan dengan baik. Harus aku yang menyelesaikannya." Ucap Krystal tidak terima alasan apapun.

Irene telah menduga Krystal akan menyalahkannya dan memang benar ini salahnya datang tidak tepat waktu di tempat kejadian.

"Aku juga mengurusi kegiatan sekolah Krys. Aku tidak mungkin terus memperhatikannya selama di sekolah, rumor akan cepat tersebar. Orang sudah tahu dengan status aku yang bertunangan dengan Seulgi." Irene menjelaskan posisinya tidak begitu bagus untuk bisa menjalankan amanah Krystal dengan baik.

Disini Krystal terkesan egois dan tidak menghargai usaha Irene namun orang akan bersikap demikian bila ada diposisi Krystal saat dimana orang yang kamu cintai mendapatkan perilaku buruk.

"Irene disepanjang hidup apa kau terus memikirkan pandangan orang lain padamu? Ada saatnya kau mengikuti kemauan orangtuamu tapi ada juga saat dimana kau bersikap tegas untuk menolak permintaan mereka apabila berlawanan keras dengan isi hatimu." Perkataan tepat Krystal menohok perasaan Irene.

Selama ini dia hidup selalu diatur oleh keluarganya. Membuat ia lelah harus berpura-pura menikmati kehidupannya yang sudah ditata rapi.

"Kau anak mereka darah daging mereka Rene! Bukan boneka ataupun sebuah robot yang butuh dikendalikan." Krystal memegangi kedua tangan Irene lalu mereka berdua saling menatap.

"Kita hanya akan menikah dengan orang yang kita cintai, kita sudah pernah berjanji. Kau jelas tidak mencintai Seulgi." Tatapan mata Krystal melembut merasa prihatin dengan kehidupan Irene.

Krystal tersenyum mengangguk, Irene masih terdiam mencerna perkataan Krystal yang ada benarnya. Jika ia hanya tetap diam berlaga menyukai semua yang diinginkan oleh keluarganya tentu kelak ia juga akan hidup dengan kebahagiaan palsu.

Love Me Like You Do Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang