part 24

1.6K 215 30
                                    


Pernyataan Lisa yang mengatakan hubungannya dengan Jennie telah berakhir, berhasil membuat Jisoo sangat syok detik itu juga. Setelah tersadar dari rasa terkejutnya, dia segera pergi dari sana mengejar Jennie dan meninggalkannya SinB dan Lisa begitu saja.

Jisoo menyerahkan urusan Lisa pada SinB karena mengurusi Lisa merupakan bukan hal penting untuk saat ini. Sekalipun dialah yang menghajar Lisa babak belur hingga tidak sadarkan diri.

Dia membutuhkan penjelasan Jennie untuk memastikannya, apa yang dikatakan Lisa adalah kebenaran atau sebuah kebohongan belaka.

"Jisoo sialan!" Rutuk SinB pada Jisoo yang seenaknya memintanya mengurusi Lisa.

"Bagaimana jika nanti keluarga Lisa, mengajukan penuntutan padanya? Jisoo kau berada dalam masalah." SinB mengacak rambutnya frustasi.

SinB menunggu didepan ruangan dimana tempat Lisa dioperasi. Luka Lisa cukup parah dan mengalami patah tulang juga terutama dibagian wajah. Jisoo benar-benar menghajarnya begitu brutal, sudah sejak lama SinB tidak lagi melihat Jisoo berantem seperti itu.

"Apa aku harus menghubungi Krystal?" Kata SinB meragu seraya menatap ponsel ditangannya.

"Sebaiknya tidak dulu. Krystal sudah cukup sering direpotkan oleh Jisoo." Dia kembali menyimpan ponsel disaku.

Sementara ditempat lain, Jisoo berlari membelah jalanan kota. Jisoo menganggap disana tidak ada sama sekali transportasi. Begitulah apabila seseorang sedang panik dia akan bersikap bodoh dan ceroboh.

Jisoo berhenti berlari, nafasnya ngos-ngosan. Tubuhnya juga dibanjiri keringat dan itu merembes membasahi bajunya bahkan peluh keringat kian menetes di dahi hingga wajahnya.

Dia berhenti berlari selain karena merasa kelelahan, juga dikarenakan tidak jauh dari posisinya sekarang ini dia melihat Jennie. Untuk itu, Jisoo menenangkan diri terlebih dahulu serta menghapus keringatnya.

"Jennie."

Jisoo menarik tangan Jennie setelah jarak mereka dekat. Belum sempat Jennie menoleh, Jisoo sudah membawa Jennie kedalam pelukannya.

Gep

Ditarik dan dipeluk secara tiba-tiba, tentu membuat Jennie terkejut. Tetapi setelah mendengar suara Jisoo sekaligus mengenali tubuh Jisoo bagaimana, Jennie diam membiarkan Jisoo memeluknya.

"Jisoo.."

"Jangan mengatakan apa-apa dulu." Pinta Jisoo terdengar lelah.

Dapat Jennie dengar, suara detakan jantung Jisoo sangat kencang dan juga nafas Jisoo yang tidak beraturan.

"Biarkan seperti ini, lima menit saja." Jennie mengangguk sebagai bentuk persetujuan.

Meskipun, Jennie masih merasa kesal dengan Jisoo tapi dia tidak bisa menolak permintaan Jisoo. Dia sangat ingin marah dan meneriaki Jisoo dengan kata-kata makian karena sudah berlaku seenaknya bahkan tega mengusirnya. Siapun itu akan merasa sakit hati akan sikap labil Jisoo yang tidak punya pendirian.

"Ji, kamu berlarian kesini ya"

Jennie sudah bisa mengetahuinya, baju Jisoo yang basah dan nafas Jisoo yang masih ngos-ngosan sudah menjelaskannya semuanya.

"Jennie, tolong balaslah pelukanku." Mohon Jisoo. Jennie sengaja tidak membalas pelukan Jisoo dikarenakan rasa kesalnya.

"Aku tidak mau, kau akan berlaku kasar lagi padaku nanti." Ujar Jennie tidak bersungguh-sungguh menolak permintaan Jisoo.

"Kalau begitu, tutup matamu." Suruh Jisoo, lebih terdengar seperti perintah dengan nada lembut.

"Kenapa? Kau mau meninggalkanku?" Jisoo menggelengkan kepalanya merespon tuduhan Jennie.

Love Me Like You Do Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang