part 30

1K 182 54
                                    


Setelah menangis tadi dengan Jisoo memeluknya sembari menenangkan, keadaan menjadi canggung. Tuan Bae yang menyadari situasi terkekeh sendiri dalam hati melihat sikap dua gadis muda itu. Irene sedikit duduk menjauh dari Jisoo terlihat menjaga jarak begitu juga dengan Jisoo yang mencoba fokus memancing. Tuan Bae berada ditengah-tengah mereka selayaknya pembatas.

Ingin sekali hati menanyakan perihal kondisi Jisoo dan juga masalah yang dihadapinya. Namun Irene tidak memiliki keberanian bahkan sekedar menatap Jisoo saja ia tidak berani. Sesekali Jisoo melihat Irene, dimana seniornya itu masih menggunakan seragam sekolah.

"Sayang keluarga kita akan kedatangan tamu spesial." Kata tuan Bae memecahkan keheningan.

"Tamu spesial? Apa teman baik ayah datang berkunjung kerumah?" Irene menebak tamu spesial yang dimaksud ayahnya.

Disini Jisoo masih menyibukkan diri memancing tapi indra pendengarannya mendengar jelas percakapan antara ayah dan anak tersebut. Satu sisi ia menebak apa tuan Bae tengah membicarakannya.

"Kurang tepat bila menyebutnya teman baik ayah. Dia gadis yang baru saja ayah kenal tapi dia memiliki potensi begitu besar dan juga pekerja keras. Ayah rasa dia orang yang tepat mengurus cabang perusahaan kita di Busan." Jelas tuan Bae memberitahu putrinya.

"Apa ayah baik-baik saja? Tidak biasanya ayah langsung mempercayai orang baru begitu saja, terlebih menyangkut perasaan." Akui Irene merasa heran dengan keputusan ayahnya.

"Irene, kamu dan ayah memiliki satu kesamaan dan dia bisa membuat ayah ataupun kamu terpukau padanya." Tuan Bae tersenyum membuat Irene semakin penasaran siapa orang yang dimaksud ayahnya. Sedangkan Jisoo tertegun mendengar penuturan tuan Bae.

"Dari perkataan ayah sepertinya aku mengenal dia, tapi siapa?" Tanya Irene sudah tidak sabar.

Sebelum mengatakannya, tuan Bae berdiri mendekati Jisoo dan menyentuh pundak Jisoo. Dimana posisi Jisoo sedang duduk dengan kaki diturunkan kebawah.

"Ayah.. Jisoo.. apa dia.." Irene sampai tidak bisa melanjutkan perkataannya. Tuan Bae mengangguk merespon keterkejutan Irene lalu Jisoo masih tetap diam.

"Jisoo akan bekerja untuk perusahaan kita. Ayah sendiri yang akan mengajari dan memantau perkembangannya. Bila mendapatkan hasil bagus dan memuaskan, kita akan membuka cabang perusahaan baru dan itu akan jadi milik Jisoo." Jelas tuan Bae tanpa ada keraguan sama sekali.

"Senior maaf." Jisoo berdiri dari duduknya dan menghadap Irene.

"Ini memang mengejutkan dan mendadak, aku akan bekerja keras demi mendapatkan hasil yang baik. Aku mohon kasih aku kesempatan untuk melakukannya." Pinta Jisoo bersungguh-sungguh setelah melihat diamnya Irene seusai tuan Bae menjelaskan tadi.

"Jisoo jangan salah paham. Aku diam  bukan berarti tidak mempercayai kemampuanmu. Ini sungguh mengejutkanku, mengetahui kamu sudi bekerja pada keluargaku." Cepat-cepat Irene meluruskan, tidak ingin Jisoo salah paham tentangnya.

Segimana Irene tahu, Jisoo tidak mudah menerima bantuan orang lain begitu saja bahkan pada keluarga Krystal sekalipun. Dari yang ia dengar, Jisoo sering menolak bekerja pada perusahaan Jung tiap kali mereka menawarkan pekerjaan.

"Jadi tidak ada masalah bukan dengan keputusan ayah mempekerjakan Jisoo untuk mengurus cabang perusahaan kita?" Tuan Bae bertanya meminta pendapat anaknya.

"Tidak ada masalah. Aku percaya pada keputusan ayah, insting bisnis ayah dalam memilih seseorang tentu lebih peka dan tajam." Kata Irene menyetujui.

"Dan Jisoo selamat bergabung pada perusahaan Bae. Kami berharap banyak padamu." Irene tersenyum sambil berjabat tangan dengan Jisoo.

Love Me Like You Do Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang